Implementasi Penerimaan Informasi sebagai Strategi Diplomasi Geoekonomi Indonesia terhadap Negara Anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) dalam Upaya Meredam Isu Internasional Papua

MSG
KTT Khusus Pemimpin MSG 2022 berlangsung di Fiji dimana melalui pertemun khusus ini terjadi peralihan kepemimpinan MSG dari Papua Nugini (PNG) kepada Vanuatu dengan menyerahkan tombak MSG serta babi, tikar dan makanan tradisional Melanesia. (Sumber: Dokumentasi Sekretariat)

MSG sebagai Lahan Pertarungan Diplomasi Indonesia dan ULMWP

Di era kontenporer ilmu komunikasi menjadi aspek yang paling bagi suatu negara karena berkaitan erat dengan strategi diplomasi suatu negara terutama bagi negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang.

Hal ini diakibatkan karena anggapan bahwa istitusi internasional seperti PBB saja hanya wadah untuk arena perebutan pengaruh bagi negara-negara super power untuk melakukan praktik neokolonialisme.

Sehingga untuk mengimbangi praktik ini negara berkembang dituntut untuk dapat mampu berdiplomasi dengan cermat dan cekatan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Pengaruh negara super power kemudian dapat dengan mudah mengendalikan suatu negara sehingga pentingnya diplomasi yang lebih signifikan antar negara regional untuk menyeimbangi pengaruh ini.

Permasalahan geoekonomi negara-negara berkembang menjadi acuan terbentuknya gagasan organnisasi regional yang lebih pasti.

Pergaulan Indonesia di dunia internasional sangat signifikan terutama di Kawasan Indo-Pasifik dan Pasifik Selatan pada beberapa decade terakhir.

Terkhusus diplomasi Indonesia dengan negara-negara Pasifik Selatan sudah terjalin sebelum terbentuknya MSG sebagai payung institusi regional.

Selain alasan geoekonomi, isu Papua menjadi salah satu alasan tergabungnya Indonesia kedalam MSG, hal ini dinilai penting karena MSG dapat memberikan pengaruh yang besar dinilai sangat rentan bagi isu Papua kembali menjadi sorotan di dunia internasiaonal.

Penobatan Indonesia yang masuk sebagai anggota tetap MSG baru-baru ini dan penolakan terhadap ULMWP sebagai anggota tetap MSG sepertinya memberikan angin segar terhadap Indonesia.

Hal ini tidak secara langsung menunjukan pengaruh Indonesia yang kian signifikan di Kawasan Pasifik Selatan.

Dilomasi Geoekononomi Indonesia menjadi sangat efektif apalagi dilihat bahwa MSG sendiri memiliki prinsip untuk lebih kepada solusi-solusi problematiak ekonomi di Pasifik Selatan.

Perebutan pengaruh melalui diplomasi masif antara Indonesia dan ULMWP didalam MSG sendiri sudah berlangsung cukup lama hingga pada puncak ketegangan yang terjadi ketika isu Papua diangkat oleh Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman pada Tahun 2016 pada Sidang PBB.

Walaupun tudingan pelanggaran HAM berat yang oleh Perdana Menteri Vanuatu ini kepada Indonesia seketika mendapatkan kecaman dari delegasi Indonesia, yakni Nara Masista Rakhmatia, pejabat di misi tetap Indonesia untuk PBB.

Hal ini diperkuat hampir seluruh negara-negara di Pasifik ikut menyuarakan isu Papua karena nilai persamaan yang menjadi awal terbentuknya MSG.

Isu Papua merupakan salah satu agenda penting yang selalu mendapatkan tempat dalam pergolakan politik di Pasifik Selatan.

Walaupun skala pengaruhnya tidak terlalu besar namun Indonesia tetap melihat pergerakan ini sebagai ancaman terhadap kedaulatan Negara karena pada dasarnya isu Papua seharusnya merupakan konflik intenal suatu negara yang tidak perlu mendapatkan intervensi negara lain.

Apalagi jika dilihat bahwa Kawasan Pasifik Selatan sekarang mendapatkan perhatian dari dunia Internasioanal dalam beberapa dekade terakhir.

Pendekatan Indonesia dengan sejumlah negara-negara Pasifik terlebih negara-negara yang tergabung didalam MSG tak bisa terlepas dari usaha keras Indonesia dalam mengemas strategi dilpomasi yang tepat sasaran karena isu Papua menjadi sangat sensitif di Kawasan Pasifik Selatan.

Komunikasi intens yang dibangun Indonesia dan negara-negara anggota MSG sangat berpengaruh pada proses pendekatan Indonesia melalui MSG guna meredam isu Papua.

Keberhasilan Indonesia dalam melakukan pendekatan ini ditandai dengan berhasilnya diplomasi geoekonomi Indonesia untuk menarik pengaruh negara-negara keanggotaan MSG.

Diplomasi sebagai alat komunikasi yang digunakan Indonesia dalam proses pendekatan bukanlah hal yang mudah karena Indonesia harus memahami bagaimana membangun komunikasi dengan negara-negara Melanesia walaupun sebagian wilayah di Indonesia didalamnya terdapat etnis Melanesia yaitu NTT, Maluku, dan Papua.

Namun perjalanan perebutan pengaruh Indonesia didalam Kawasan Pasifik Selatan mengisahkan kemajuan yang berarti dengan fakta bahwa Indonesia telah menjadi anggota tetap MSG yang sebelumnya Indonesia hanya sebagai observer sama kedudukannya dengan ULMWP.

Berbanding terbalik dengan Indonesia, penolakan ULMWP menjadi anggota tetap pada KTT II MSG mengisahkan tentang kemunduran ektabilitas ULMWP di dalam Kawasan.

Memperkaya informasi mengenai ekonomi, sosial, politik di Pasifik Selatan menjadi persoalan yang paling utama dipikirkan Indonesia karena perbedaan ras tentu menghasilkan jembatan pemisah yang cukup signifikan.

Memahami, Membandingkan, dan Mengevaluasi Penerimaan Informasi dalam Penerapan Diplomasi Indonesia terhadap MSG guna Meredam Internasionalisasi Papua

Diplomasi merupakan bentuk komunikasi suatu negara dengan negara lainya dalam dunia internasional atau dalam pengertian lain diplomasi merupakan praktik komunikasi internasional untuk mencapai kepentingan suatu negara.

Dalam kebijakan luar negeri Indonesia di Pasifik Selatan sendiri mengalami perubahan yang sangat signifikan.

Hal ini selaras dengan fokus Negara terhadap pentingnya etnis Melanesia dan menjadi perhatian khusus dalam Diplomasi Indonesia karena Kawasan Pasifik Selatan memiliki pengaruh di dunia Internasional dikarenakan sangat srategis secara geopolitik dan ekonomi global.

Faktor etnis Melanesia menjadi pertimbangan utama dalam pembentukan kebijakan luar negeri Indonesia di kawasan ini.

Kebijakan luar negeri Indonesia di Pasifik Selatan mencerminkan upaya untuk memperkuat kerja sama politik, ekonomi, dan sosial dengan negara-negara Melanesia.

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat Melanesia.

Hal ini tercermin dalam berbagai inisiatif dan proyek kerja sama bilateral dan regional yang telah diambil oleh Indonesia di kawasan ini.

A. Penerimaan Informasi dalam Penererapan Diplomasi Indonesia di Pasifik Selatan

Dalam diplomasi penerimaan informasi menjadi sangat penting karena sangat berkatitan erat dengan strategi yang akan diperankan oleh aktor-aktor internasional dalam melakukan diplomasi untuk mencapai kepentingannya.

Dalam penerimaan informasi ada tiga unsur utama yang harus dipahami yaitu seleksi, interpretasi, dan retensi memori.

Selain itu, aspek-aspek lainnya yang tidak kalah penting dalam diplomasi seperti pengaruh penerima, pengaruh pesan, pengaruh sumber pengaruh teknologi dan lingkungan.

Dalam hubungan internasional orang yang mengemban tugas untuk melakukan diplomasi antar negara disebut diplomat.

Diplomat memiliki peranan penting dalam diplomasi negara yaitu sebagai perwakilan dari negaranya atau lebih dikenal dengan delegasi yang melakukan diplomasi dengan negara lainnya.

Tugas dan tanggung jawab diplomat yaitu untuk mampu membangun komunikasi guna menciptakan hubungan bilateral antar kedua negara.

Selain itu, diplomat diberi tugas untuk mampu mempromosikan kepentingan negara asalnya serta proaktif dalam kegiatan global.

Delegasi yang mengemban tugas untuk mencapai kepentingan negara harus benar-benar memiliki wawasan yang luas akan negara-negara yang terkait hubungan diplomatik. Sama halnya dengan hubungan diplomatik Indonesia dan negara-negara Kawasan Pasifik Selatan.

Diplomat harus paham dan mengenal secara menyeluruh kehidupan ekonomi, sosial, dan politik negara-negara tersebut.

Hal ini tidak terlepas dari bagaimana seorang diplomat atau delegasi Indonesia menelusri dan mendalami setiap informasi mengenai negara di Kawasan Pasifik Selatan yang tergabung dalam MSG.

Diplomat ataupun delegasi Indonesia harus mampu melibatkan dan mengubah pesan lingkungan kedalam suatu bentuk yang dapat digunakan diplomat atau delegasi untuk memandu perilakunya untuk mencapai kepentingan Indonesia.

Proses aktif yang terjadi ini dapat memberi informasi mengenai bagaimana seorang diplomat atau delegasi Indonesia mengambil kebijakan dalam melakukan diplomasi melalui MSG kepada negara-negara anggota guna meredam isu Papua.

Penerimaan informasi sangat berguna bagi suatu negara dalam melakukan hubungan diplomatik. Dalam proses penerimaan informasi unsur awal yang harus dipahami adalah proses seleksi.

Dalam Poses seleksi tentu Indonesia akan memfokuskan perhatiannya pada setiap negara-negara anggota yang tergabung didalam MSG guna melakukan pendekatan dengan tujuan dapat meredam isu Papua di Kawasan Pasifik Selatan.

Kekuatan informasi dan referensi yang kaya dapat membantu Indonesia dalam menciptakan strategi tepat dalam mengambil kebijakan luar negrinya terhadap MSG.

Perjalanan hubungan diplomatik antar Indonesia dengan negara Kawasan Pasifik Selatan tentu memiliki peranan penting dalam kebijakan luar negri Indonesia di MSG untuk menanggapi isu Papua yang diusung ULMWP.

Indonesia mengetahui dengan jelas bahwa negara-negara Kawasan Pasifik Selatan merupakan negara dekolonisasi dan memiliki setidanya permasalahan yang sama dengan negara-negara dunia ketiga lainnya.

Namun negara-negara di Kawasan Pasifik Selatan memiliki fokus terutama pada sektor ekonomi apalagi setelah peristiwa covid-19 yang membuat hampir seluruh negara keanggotaan MSG tercekik masalah ekonomi.

Pemahaman Indonesia terhadap dinamika sosial,ekonomi,dan politik negara-negara anggota MSG memberikan nilai tambah dalam merancang strategi Indonesia dalam meredam isu Papua didalam MSG.

Secara bilateral ataupun melalui MSG Indonesia dinilai memberikan dampak positif bagi kepentingan negara-negara di Kawasan Pasifik Selatan terlebih pada pemenuhan tujuan terbentuknya MSG yaitu sebagai wadah untuk pencapaikan kepentingan negara-negara anggota melalui Kerjasama internasional.

Kebijakan luar negri Indonesia di Pasifik Selatan jika dikaitkan dengan proses penerimaan informasi merupakan wujud dari interpretasi Informasi.

Dalam diplomasi kebijakan yang dikeluarkan suatu negara jika dikaitkan dengan unsur penerimaan informasi yakni interpretasi.

Dalam artian ini adalah setelah Indonesia mampu memahami bagaimana dinamika sosial, ekonomi, politik dari setiap informasi yang diserap.

Indonesia dapat mengintepretasikan kebijakan luar negri nya berdasarkan dengan semua informasi yang Indonesia ketahui mengenai negara-negara anggota MSG guna meredam isu Papua memalui pengaruhnya didalam MSG.

Isu papua yang pada awalnya gencar dibicarakan dalam MSG sehingga memiliki elektabilitas yang cukup ini ditafsirkan Indonesia sebagai ancaman bagi kedaulatan Indonesia yang kemudiaan Indonesia mulai mencari cara atau strategi yang tepat untuk dapat meredam internasionalisasi papua oleh ULMWP melalui MSG.

Kebijakan luar negri Indonesia yang kemudian menjadi strategi Indonesia di Kawasan Pasifik Selatan itu yang akan disebut sebagai interpretasi Informasi.

Dalam diplomasi Indonesia dengan negara-negara anggota MSG jika dikaitkan dengan retensi memori sangatlah erat hubungannya.

Dalam Ilmu komunikasi interpetasi dan retensi memeori memiliki kaitan satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.

Jika retensi memeori dikaitkan dengan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara anggota MSG.

Dapat dibaca melalu perjalanan hubungan diplomatik Indonesia dan Negara anggota MSG.Jika dibedah perjalanan dpilomatik Indonesia dengan PNG terkait isu Papua.

PNG merupakan salah satu negara yang paling gencar menyuarakan isu Papua dirana Internasional pada awal-awal ketika faksi-faksi pro kemerdekaan Papua Barat merapatkan diri pada forum-forum regional Pasifik Selatan.

Namun peristiwa seperti ini kemudian ditanggapi cepat oleh Indonesia dengan melakukan Kerjasama bilateral guna merebut guna meredam isu Papua.

Sama halnya dengan Fiji dan Vanuatu, Indonesia berhasil meredam isu Papua dengan melakukan pendekatan ekonomi.

B. Geoekonomi sebagai Strategi Diplomasi Indonesia di Pasifik Selatan untuk Meredam Isu Papua

Masih banyak perdebatan tentang geoekonomi karena terus mengalami perkembangan namun geoekonomi perpaduan antara geografi dan ekonomi.

Secara garis besar geoekonomi dapat diartikan sebagai penggunaan instrument ekonomi untuk mempromosikan dan membela kepentingan nasional, dan untuk menghasilkan hasil geopolitik yang bermanfaat, dan dampak tindakan ekonomi negara lain terhadap tujuan geopolitik suatu negara.

Dalam penjelasan diatas sudah sangat jelas bagaimana ketiga unsur penerimaan informasi yang merupakan bagian dari ilmu komunikasi sangatlah penting.

Dalam penerapan diplomasi suatu negara terhadap negara lainnya begitupula ketika Indonesia melakukan hubungan diplomatik dengan negara anggota MSG untuk meredam isu Papua di Kawasan Pasifik Selatan.

Pendekatan geoekonomi Indonesia merupakan stategi yang dilihat sangat efektif dalam meredam isu internasionalisasi Papua dan mengahantam mundur ULMWP dalam memainkan pengaruhnya di Kawasan Pasifik Selatan.

Hal ini tidak lepas dari bagaimana perjalanan diplomatik Indonesia dengan negara anggota MSG yang sudah lama terjalin dan dianggap memberi dampak baik bagi negara anggota MSG.

Stategi Geoekonomi Indonesia tidak dengan mudah tercipta ada banyak hal yang harus dilakukan Indonesia dalam membaca dinamika sosial, ekonomi, dan politik negara anggota MSG.

Butuh proses panjang mulai dari ketika Internasionalisasi isu Papua yang terdengar sejak 2016 silam sehingga menambah beban untuk bagaimana Indonesia dapat memainkan perannya di Kawasan Pasifik Selatan melalui MSG untuk meredam isu Papua.

Keberhasilan Indonesia menjadi anggota tetap MSG dan ditolaknya ULMWP sebagai anggota tetap MSG secara eksplisit menyatakan bahwa Indonesia berhasil memainkan peran penting di Kawasan Pasifik Selatan dengan keberhasilan diplomasasi geoekonomi terhadap negara anggota MSG.

Indonesia berhasil dalam membaca kepentingan negara anggota MSG yang mana bisa menjadi senjata untuk memukul mundur pengaruh ULMWP di MSG.

Selain itu hal penting yang dilakukan Indonesia dalam melakukan hubungan diplomatik dengan negara anggota MSG adalah Indonesian berhasil membaca kebutuhan negara anggota MSG tersebut sehingga pendekatan Geoekonomi menjadi sangat efektif.

Jika dilihat dalam ilmu komunikasi hal ini disebut dengan pengaruh penerima.Dengan dinamika isu Papua didalam MSG dengan ditolaknya ULMWP sebagai anggota tetap MSG dan Indonesia yang menjadi anggota tetap secara tegas menjelaskan bahwa Indonesia berhasil menjawab kebutuhan negara anggota MSG sehingga secara tidak langsung kehadiran Indonesia dianggap lebih penting dari pada ULMWP.

Sama halnya pengaruh pesan dalam ilmu komunikasi jika dikaitkan dengan diplomasi Indonesia didalam MSG guna meredam isu Papua diawali dengan internasionalisasi isu Papua yang menjadi tolak ukur Indonesia menfasirkan bahwa perlu ada hubungan diplomatik yang lebih guna meredam isu Papua di Kawasan Pasifik Selatan.

Proses ini sudah termasuk didalam bagaimana Indonesia mampu membaca situasi dunia menanggapi isu Papua melalui kemajuan teknologi karena permainan citra di dunia internasional adalah sangat penting.

Oleh sebab itu, diplomasi geoekonomi Indonesia terhadap negara anggota MSG jika dikaitkan dengan keberhasilan komunikasi internasional dapat menjadi rujukan yang sangat tepat.

Penulis: Priskila Alfrida Boby
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI