Ikan lele merupakan jenis ikan yang cukup umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Karakteristik daging yang lembut dan lezat menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dalam berbagai macam bentuk makanan, salah satunya adalah abon lele.
Abon lele merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keinginan masyarakat mengonsumsi ikan lele. Hal ini disebabkan stigma masyarakat yang menganggap ikan lele kumuh dan kotor. Namun, abon lele hanya memanfaatkan bagian daging untuk diproses lebih lanjut sehingga meninggalkan limbah, salah satunya adalah kulit lele.
Padahal, kulit lele memiliki nilai jual yang tinggi dengan berbagai macam kandungan yang dimiliki, seperti kadar protein, lisin, dan leusin yang tinggi sehingga cocok untuk pertumbuhan anak.
Baca Juga: Mahasiswa UBY Lakukan Sosialisasi dan Pendampingan pada Peternak Ikan Lele
Kegiatan KKN Tematik (KKN-T) dari IPB University di Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menginisiasi pemanfaatan limbah kulit lele menjadi kerupuk kulit lele. Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 Juni-31 Juli 2022 yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai macam latar belakang jurusan.
Kerupuk kulit lele dipilih sebagai kolaborasi program jurusan Ilmu & Teknologi Pangan (Fakultas Teknologi Pertanian) dan Manajemen Sumberdaya Perairan (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan).
Desa Kertarahayu identik dengan pengolahan abon lele yang sangat disayangkan menghasilkan limbah kulit. Dengan pengolahan kulit yang baik, program ini dapat menciptakan peningkatan nilai jual pada ikan lele, terutama bagian kulitnya.
Tujuan lain dari produksi kerupuk kulit lele adalah membuat alternatif bentuk dari lele dalam makanan kerupuk sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat mengonsumsi produk ikan.
Pembuatan kerupuk kulit lele dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan, seperti kulit lele dan bumbu (kapur sirih, asam jawa, garam, bawang putih, & ketumbar). Kulit perlu dipisahkan dari tubuh ikan lele dan dicuci dengan air mengalir hingga bersih.
Kulit yang sudah bersih perlu direndam di dalam larutan kapur sirih selama 24 jam untuk merenyahkan tekstur kerupuk. Kulit hasil rendaman dicuci kembali dengan air hingga bersih. Setelah itu, kulit direndam di dalam larutan bumbu selama 1-2 jam.
Baca Juga: Cerita Mahasiswa UB yang Memanfaatkan Lahan Terbatas (Belakang Kontrakan) untuk Budidaya Ikan Lele
Kulit yang telah dibumbui perlu dijemur di bawah sinar matahari selama 24-48 jam hingga tekstur renyah. Kulit kering bisa digoreng pada minyak panas dan terendam.
Produksi ikan lele yang tinggi di Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, ditambah dengan antusiasme tinggi dari ibu-ibu rumah tangga membuat rencana pengembangan usaha kerupuk kulit lele sangat potensial. Pengaplikasian teknik marketing yang baik dan desain label yang menarik juga akan sangat mendukung kelancaran usaha kerupuk kulit lele.
Penulis: Kemal Komala
Mahasiswa Prodi Ilmu & Teknologi Pangan Semester 7 IPB University
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi