Ketimpangan Gender di Industri Teknologi: Mengidentifikasi Hambatan dan Peluang untuk Perempuan

Ketimpangan Gender
Ilustrasi Ketimpangan Gender.

Perbedaan gender merupakan salah satu penyebab munculnya ketidakadilan gender. Di seluruh dunia, baik negara maju maupun berkembang masih mengalami permasalah ketidakadilan gender yang menyebabkan diskriminasi kepada kaum yang termarjinalkan akibat ketidakadilan tersebut, terutama kaum perempuan.

Indonesia termasuk salah satu Negara yang mendapat warisan budaya patriarki dari bangsa penjajah, dimana mereka mempercayai bahwa laki-laki memiliki kuasa atas segala hal. Budaya ini masih meresap pada sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tidak jarang perempuan mendapat perlakuan tidak adil dalam berbagai hal. 

Era Society 5.0 yang merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi modern. Era ini menekankan penggunaan teknologi modern untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menyelesaikan masalah sosial.

Perempuan dapat terlibat dalam era ini melalui berbagai cara, seperti sebagai pengembang teknologi, pengguna teknologi, pelaku bisnis, dan pemimpin yang mengimplementasikan teknologi modern. Namun, meskipun terdapat peningkatan partisipasi perempuan dalam bidang teknologi, kesenjangan gender masih ada.

Bacaan Lainnya

Perempuan masih kurang terwakili dalam industri teknologi dan  kesulitan untuk maju dalam karier mereka. Kesetaraan gender dalam teknologi mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang besar, dan keberagaman gender dianggap penting untuk menciptakan inovasi yang lebih baik. 

Di era teknologi komunikasi dan  informasi saat ini, media  massa  berperan dalam mendukung penyebaran informasi dalam masyarakat informasi. Media massa secara subjektif menghasilkan nilai, ideologi, dan pengetahuan.

Pelaporan dapat menyebabkan bias, Informasi yang disampaikan media  massa sangatlah beragam. Permasalahan kesenjangan gender salah satunya disebabkan  oleh  pembagian kerja secara seksual, atau adanya stereotip antara laki-laki dan perempuan.  Pembagian kerja  merupakan salah satu kunci perbedaan kekuasaan mendasar  antara  perempuan dan laki-laki.

Ketimpangan gender dalam industri teknologi mengacu pada ketidaksetaraan yang dialami  perempuan dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek bidang teknologi, termasuk kesempatan kerja, gaji, pengembangan karir, dan keterwakilan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin (gender), TPAK masih didominasi laki-laki dengan partisipasi sebesar 83,18%.

Sementara itu, TPAK perempuan hanya sebesar 55,5%. Secara tahunan, TPAK laki-laki naik 0,17% sedangkan perempuan hanya naik tipis 0,06%. Sepanjang tahun 2021, hanya 33,3% perempuan yang dipekerjakan sebagai Data Scientist Specialists dan hanya 27,8% sebagai Machine Learning Engineers.

Bentuk-bentuk ketidaksetaraan gender yang umum ditemukan di industri teknologi meliputi, Kurangnya keterwakilan perempuan Industri teknologi secara historis didominasi laki-laki, dan meskipun jumlah perempuan di bidang ini secara bertahap meningkat, mereka masih kurang terwakili, terutama di bidang teknologi. Dan kepemimpinan.

Perempuan masih kurang terwakili di banyak perusahaan teknologi, terutama di posisi  seperti pengembang perangkat lunak, insinyur, dan ilmuwan data.

Yang kedua Kesempatan karier terbatas Wanita menghadapi banyak hambatan untuk maju ke posisi manajemen dan kepemimpinan di perusahaan teknologi. Faktor penyebabnya antara lain bias gender dalam promosi dan penilaian kinerja, serta kurangnya mentor perempuan untuk membantu pengembangan karier.

Baca Juga: Adanya Feminisme dan Ketimpangan Gender pada film “How To Make Million Before Grandma Dies”

Kurangnya dukungan pengasuhan anak Perempuan yang bekerja di industri teknologi sering kali menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga.

Penyebab utamanya adalah belum adanya peraturan mengenai cuti melahirkan, jam kerja yang fleksibel, dan dukungan terhadap orang tua yang bekerja.

Peluang Pengembangan Diri yang Tidak Setara Perempuan seringkali kurang mendapatkan akses ke peluang pelatihan atau pengembangan keterampilan yang dapat membantu mereka naik ke posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan teknologi. Hal ini sering kali disebabkan oleh bias yang ada dalam alokasi sumber daya atau kesempatan.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberagaman dan inklusi, perempuan memiliki lebih banyak peluang untuk mengatasi ketidaksetaraan gender di industri teknologi.

Peluang yang tersedia bagi perempuan untuk mencapai dan mengatasi ketidaksetaraan gender di industri teknologi meliputi, Pendidikan dan Pelatihan  Teknologi Banyak organisasi dan lembaga pendidikan  menawarkan program pelatihan dan beasiswa khusus bagi perempuan yang ingin memasuki industri teknologi.

Program-program ini membantu mengurangi kesenjangan keterampilan antara laki-laki dan perempuan di bidang teknologi dan memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam industri.

Pendampingan dan Jaringan Profesional: Membangun jaringan dan menarik mentor yang suportif bisa sangat membantu perempuan dalam karir di bidang teknologi. Banyak organisasi dan komunitas, seperti Women Who Code dan Girls Who Code,  menyediakan jaringan dukungan dan bimbingan bagi perempuan di bidang teknologi.

Mentor  berpengalaman  membantu perempuan mengatasi tantangan di tempat kerja, memberikan nasihat karir, dan memberikan peluang untuk kemajuan dan proyek-proyek besar.

Kesadaran tentang Bias Gender dalam Rekrutmen: Perusahaan teknologi semakin menyadari pentingnya menghilangkan bias gender dalam proses rekrutmen.

Banyak perusahaan yang kini menerapkan kebijakan rekrutmen yang lebih adil, seperti penggunaan perangkat lunak untuk mengurangi bias dalam penilaian resume atau pencarian kandidat. Ini memberikan peluang bagi perempuan untuk mendapatkan pekerjaan berdasarkan keterampilan dan kompetensi mereka, bukan gender.

meskipun perempuan telah membuat kemajuan signifikan dalam industri teknologi, ketimpangan gender masih menjadi tantangan utama.

Hambatan utama yang dihadapi perempuan meliputi kurangnya representasi di posisi teknis dan kepemimpinan, perbedaan gaji, bias gender dalam proses rekrutmen, serta lingkungan kerja yang tidak inklusif. Selain itu, stereotip dan kurangnya kesempatan pengembangan karier juga turut memperburuk ketimpangan ini. 

Baca Juga: Ketimpangan Gender dalam Dunia Kerja Toko Retail: Perspektif Administrasi Bisnis

Pendidikan dan pelatihan yang lebih terjangkau, program bimbingan, peningkatan kebijakan keberagaman dan inklusi  perusahaan, serta kebijakan fleksibilitas kerja dapat membantu perempuan sukses dan meraih posisi  lebih tinggi di industri teknologi.

Selain itu, perempuan mempunyai kesempatan untuk menjadi wirausaha dan menerima dukungan untuk memulai perusahaan teknologi mereka sendiri.

Dengan terus berfokus pada menghilangkan hambatan struktural dan meningkatkan kesetaraan, industri teknologi dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung peran perempuan untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Penulis: Dona Wildania Wijaya (Nim : 202310310311003)
Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammdiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses