Di era globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat, komunikasi internasional menjadi kunci dalam membentuk citra dan pengaruh suatu negara di mata dunia.
Menyadari pentingnya hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia menjalin kolaborasi strategis untuk memperkuat komunikasi internasional melalui pemanfaatan media massa.
Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, menekankan bahwa Indonesia memerlukan media yang kredibel dan berkualitas untuk bersaing dengan media global.
Dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, pada 24 Maret 2025, Nezar mengungkapkan rencana kolaborasi antara Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara dan SEA Today sebagai entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk infrastruktur media internasional yang kompetitif dan memiliki jangkauan global
Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, bahkan bilang kalau kita butuh media internasional berbahasa Inggris yang punya kredibilitas, supaya kita bisa ikut bersuara dalam isu-isu global. Artinya, proyek ini bukan cuma soal media, tapi bagian dari strategi besar untuk ningkatin posisi tawar Indonesia di dunia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan media nasional yang memiliki jangkauan internasional, seperti Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dan SEA Today.
Dengan menggabungkan infrastruktur dan jaringan luas kedua media tersebut, Indonesia berupaya menciptakan entitas media baru yang kompetitif dan memiliki jangkauan global.
Secara teori komunikasi, langkah ini erat kaitannya dengan diplomasi publik dan komunikasi internasional, di mana media dipakai sebagai alat untuk membentuk opini global dan menjalin hubungan antar bangsa.
Negara-negara maju udah lama main di level ini, dan Indonesia mulai sadar kalau kita juga harus punya peran aktif, bukan cuma jadi objek narasi negara lain.
Manfaat yang bisa didapatkan dari kolaborasi ini adalah Indonesia jadi punya media internasional yang bisa menyebarkan informasi dan citra positif tentang negara kita ke dunia luar.
Ini penting supaya dunia tahu kemajuan, budaya, dan sudut pandang Indonesia, bukan cuma dari sudut pandang media asing. Selain itu, kerja sama ini juga bisa memperkuat diplomasi dan memperluas jaringan komunikasi antar negara.
“Media internasional yang kuat adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan memperkenalkan nilai-nilai positif Indonesia kepada dunia,” ujar Nezar.
Kalau dilihat dari tujuannya sih, kolaborasi antara Kemkomdigi sama Kemlu ini bisa dibilang cukup oke dan potensial banget buat bawa dampak positif. Soalnya mereka mau bikin media yang bisa nyuarain Indonesia ke kancah internasional, jadi enggak cuma narasi dari luar negeri saja yang muncul.
Bayangin aja, kalau Indonesia punya media internasional kayak CNA-nya Singapura atau BBC-nya Inggris, kita bisa lebih leluasa ngenalin budaya, teknologi, sampai diplomasi Indonesia ke dunia. Itu bisa bikin citra negara kita makin bagus, apalagi buat sektor pariwisata dan investasi.
Kalau proyek ini berjalan baik, dampaknya bisa sangat luas. Indonesia bisa punya “suara” sendiri di forum internasional.
Misalnya, saat ada isu sensitif tentang Papua, lingkungan, atau politik luar negeri, kita bisa langsung sampaikan posisi resmi kita lewat media yang kita kelola sendiri. Itu jauh lebih efektif daripada hanya lewat siaran pers kementerian.
Selain itu, media ini juga bisa bantu promosi pariwisata, budaya, dan UMKM lokal. Citra positif yang konsisten bisa bikin orang luar tertarik datang ke Indonesia, belajar tentang kita, bahkan investasi di sini. Negara-negara lain udah duluan melakukan ini—kita jangan sampai ketinggalan terus.
Buat saya pribadi, adanya media internasional ini juga bisa jadi peluang karier buat mahasiswa komunikasi. Bayangin, kita bisa jadi bagian dari tim redaksi yang ngeliput acara internasional, bikin dokumenter tentang budaya lokal buat audiens global, atau bahkan debat tentang isu dunia lewat kanal Indonesia sendiri.
Ini bukan cuma soal kerja pemerintah, tapi soal masa depan kita sebagai generasi muda yang pengen Indonesia lebih dihargai dan dikenal dunia.
Kalau dikelola dengan strategi yang matang, sumber daya yang cukup, dan prinsip jurnalistik yang profesional, kolaborasi ini sangat berpotensi membawa dampak positif besar bagi Indonesia. Tapi, tantangannya juga tidak kecil—perlu komitmen jangka panjang, bukan hanya proyek sesaat.
Bicara soal diplomasi, kita sering mikirnya urusan pejabat tinggi, pertemuan antar negara, atau hubungan dagang. Tapi sekarang, diplomasi juga berjalan lewat konten digital, media sosial, dan platform berita.
Negara yang pintar mengelola media internasional bisa lebih cepat menyampaikan pesan-pesan strategis, menjawab isu global, atau bahkan membentuk persepsi publik dunia tentang negaranya.
Sayangnya, selama ini kita masih sering jadi penonton. Kalau ada berita tentang Indonesia di media internasional, seringkali nadanya negatif—soal bencana, konflik, atau kasus hukum. Jarang banget kita lihat berita positif tentang inovasi anak bangsa, keberagaman budaya, atau kontribusi kita di forum global.
Padahal, narasi itu penting. Kalau kita enggak membentuk narasi kita sendiri, ya akhirnya narasi itu dibentuk orang lain.
Makanya, saya rasa kolaborasi antara Kemkomdigi dan Kemlu ini bukan cuma kerja sama antarinstansi, tapi juga bentuk kesadaran bahwa Indonesia harus mulai serius bersaing di “medan perang” baru: informasi global.
Kolaborasi antara Kemkomdigi dan Kemlu ini menurut saya adalah bentuk kesadaran baru dari negara bahwa informasi itu juga adalah alat kekuasaan.
Dunia tidak akan tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan 700+ bahasa daerah, 17.000 pulau, dan pemuda-pemudi kreatif yang mendunia—kecuali kita sendiri yang menceritakannya.
Dunia juga tidak akan memahami bahwa Indonesia punya pendekatan khas dalam menangani keberagaman, demokrasi, atau konflik sosial—kecuali kita menyampaikan narasinya secara langsung.
“Indonesia membutuhkan media yang dapat menjaga kredibilitas dan kualitas pemberitaan. Agar bisa menjadi platform yang mampu menyaingi media global,” kata Nezar dalam keterangan resminya yang diterima RRI.co.id, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Ia mengungkapkan, sebagai langkah nyata, Kemkomdigi bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) akan mengkaji strategi kerja sama. Hal itu juga akan membuka peluang kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta, dalam memperkuat posisi media internasional Indonesia.
Kolaborasi antara Kemkomdigi dan Kemlu merupakan langkah awal yang penting dalam membangun ekosistem komunikasi internasional yang kuat dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi ini dapat dilihat ini adalah langkah awal sebagai peluang emas untuk memperkuat diplomasi informasi Indonesia dan mengubah posisi kita dari sekadar konsumen informasi global menjadi produsen narasi yang berpengaruh.
Penulis: Ajeng Dyah Pitaloka
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Sumber:
Ikuti berita terbaru di Google News