Mahasiswa KKN Mandiri Inisiatif Terpadu (MIT) 16 UIN Walisongo Posko 56 Desa Mojo mengikuti kegiatan Terbangan Jawa pada hari Jumat (4/8/2023).
Kegiatan ini bukan hanya sekali saja diikuti oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo. Sebelumnya pada hari Jumat (14/7/2023) tim KKN UIN Walisongo Semarang juga mengikuti kegiatan rutinan Terbang Jawa di Desa Mojo.
Kegiatan Terbang Jawa ini berlangsung setiap 3 Minggu sekali dan bergilir di rumah warga satu ke rumah warga lainnya. Kegiatan Terbang Jawa sendiri berlangsung dari pukul 19.30-23.00 WIB.
“Nguri-nguri kesenian sampai nanti berjalannya waktu,” ucap Slamet Prayetno selaku Sekretaris Terbang Jawa.
Di Desa Mojo sendiri, kegiatan Terbang Jawa sudah ada sejak tahun 1980an-1990an dan sekarang sudah memasuki generasi ketiga. Bapak Suparno merupakan tokoh pelopor Terbang Jawa di Desa Mojo.
Selain itu, banyaknya tokoh seniman di masa itu juga menjadi faktor berkembangnya Terbang Jawa di Desa Mojo.
Terbang Jawa sendiri merupakan kolaborasi antara sholawat dan lagu-lagu Jawa yang telah dikemas sedemikian rupa. Lagu-lagu dalam Terbang Jawa ini berisikan ajaran Islam, ajaran dalam kebaikan, dan nilai-nilai nasionalisme.
“Terbang Jawa di Desa Mojo ini berbeda dengan Terbang Jawa lainnya. Yang membedakan adalah aransemen lagu Terbang Jawa Desa Mojo ini mengaransemen lagu sendiri. Jadi perpaduan antara sholawat dengan lagu Jawa,” tutur Slamet Prayetno selaku Sekretaris Terbang Jawa.
Ciri khas dari Terbang Jawa Desa Mojo adalah banyaknya aransemen lagu yang dibuat sedemikian rupa berbeda dari biasanya. Misalnya dalam lirik lagu Perahu Layar, Tim Terbang Jawa Satelitmas membuat aransemen yang berbeda dengan memberikan aransemen yang berisikan ajakan menjaga keamanan di Desa Mojo.
Terbang Jawa sendiri menggunakan musik pengiring lagu-lagu Jawa tersebut. Alat musik yang digunakan tersebut di antaranya terbang, saron, demung, bass drum, kendang, kecer, dan sambal.
Kegiatan rutinan Terbang Jawa sendiri dapat mengeratkan silaturahmi dan guyup rukun masyarakat sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat pada umumnya.
Diharapkan selain sebagai menjadi hiburan bagi masyarakat juga dapat menjadikan sarana untuk memperkenalkan kesenian tradisional sebagai kearifan budaya lokal yang patut untuk dilestarikan dan dikembangkan oleh pemuda sebagai penerus bangsa
Penulis: TIM Media Komunikasi dan Informasi KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi