Lika-Liku Menjadi Mahasiswa Tasawuf & Psikoterapi

Tasawuf & Psikoterapi
Sumber: istockphoto.

Sebenarnya, menjadi mahasiswa di jurusan tasawuf dan psikoterapi tidaklah mudah.

Jurusan tasawuf dan psikoterapi sendiri adalah jurusan yang mempelajari tentang psikologi, psikoterapi, dan tasawuf. Di mana tasawuf mengambil peran yang lebih banyak daripada psikologi dan psikoterapi itu sendiri. Kebanyakan siswa yang masuk di jurusan ini adalah siswa yang telah ditolak oleh jurusan psikologi. Tidak semua, tapi kebanyakan seperti itu.

Jurusan tasawuf dan psikoterapi juga jarang sekali diminati oleh siswa SMA. Banyak faktor yang menjadikan jurusan ini merupakan jurusan yang kurang diminati. Salah satunya adalah karena jurusan ini membawa tasawuf sebagai metode pendekatannya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kebanyakan yang memilih jurusan ini hanya minat kepada psikoterapinya saja. Tetapi ada pula yang yang mengambil jurusan ini minat kepada tasawufnya saja. Ingin menjadi sufi, katanya.

Menjadi mahasiswa jurusan tasawuf dan psikoterapi tidaklah mudah. Kebanyakan orang awam meremehkan jurusan tasawuf dan psikoterapi ini. Ada juga orang yang dengan seenaknya mengecap bahwa mahasiswa yang masuk jurusan ini dianggap ‘ngeri’ karena mempelajari  ilmu tasawuf. Padahal mereka hanya tahu luarnya saja, tidak tahu akan ilmu yang sangat bermanfaat di dalamnya.

Sering Diremehkan karena Masuk Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

Saya sering kali menemui orang yang menganggap sebelah mata jurusan ini. Mereka selalu memandang rendah jurusan tasawuf dan psikoterapi. Padahal jurusan ini sangat membuat saya nyaman dan berkembang. Tidak banyak orang-orang yang saya temui yang memandang dengan kedua mata jurusan ini.

“Halah, paling ntar jadi tukang pijet.”

“Paling juga nanti kerjanya di RSJ.”

Dua omongan di atas adalah yang paling sering saya dengar ketika orang-orang tahu saya menjadi mahasiswa di jurusan tasawuf dan psikoterapi. Hey! Saya bilangin ya, urusan nanti kerjanya jadi apa itu bukan urusan saya dan kamu. Tetapi itu sudah menjadi urusan Tuhan.

Tugas saya hanya mencari ilmu, ilmu dunia dan ilmu akhirat. Kedua ilmu tersebut diajarkan pada jurusan tasawuf dan psikoterapi ini. Saya tidak pernah menyesal masuk ke dalam jurusan ini.

Baca Juga: Praktik Terapi Tasawuf dalam Memelihara Kesehatan Mental Manusia

Dianggap ‘Ngeri’ karena Mempelajari Tasawuf

Hal ini adalah yang paling sering saya dengar ketika orang-orang tahu bahwa saya menjadi mahasiswa di jurusan tasawuf dan psikoterapi. Orang-orang menganggap saya ‘ngeri’ karena mempelajari tasawuf di jurusan ini.

“Ngeri banget kamu masuk ke tasawuf.”

“Hati-hati loh, banyak yang jadi gila karena tasawuf.”

Jujur saja, dulu saya menganggap tasawuf adalah hal yang menyeramkan. Dikarenakan stigma yang beredar di lingkungan sekitar saya menyatakan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang menakutkan. Saya sering sekali mendengar perkataan-perkataan tentang ilmu tasawuf yang menakutkan.

Padahal, setelah saya memasuki jurusan tasawuf dan psikoterapi ini, ternyata ilmu tasawuf tidak menakutkan. Malah membuat saya tertarik karena saya belum pernah mempelajari ilmu tasawuf itu sendiri. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari mempelajari ilmu tasawuf. Dan juga ilmu tasawuf menjadikan saya lebih dekat dengan Allah SWT.

Baca Juga: Kajian Psikologis tentang Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial TikTok pada Kondisi Mental Remaja

Di dalam jurusan ini, banyak sekali ilmu-ilmu yang bisa diambil dan juga ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak menyesal telah masuk ke dalam jurusan ini, padahal sebelumnya saya benar-benar tidak tahu-menahu tentang jurusan tasawuf dan psikoterapi ini.

Walaupun menjadi mahasiswa di jurusan ini tidaklah mudah; dipandang sebelah mata dan dianggap ‘ngeri’, tidak menyurutkan semangat saya untuk mencari ilmu pada jurusan ini.

Semoga, stigma-stigma buruk yang beredar di luar sana tentang jurusan tasawuf dan psikoterapi ini segera hilang. Dan semoga jurusan ini semakin banyak diminati dan tidak dipandang sebelah mata. Aamiin.

Penulis: Vania Saraswati Sudarmadji
Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI