Luar Biasa!!! Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi ISI Surakarta Berhasil Menyelenggarakan Event Andalan Mereka, Sinema Akhir Tahun dengan Meriah

Seni
Pembukaan Program oleh MC (Sumber : Naufal Alif).

Sinema Akhir Tahun atau yang biasa disebut dengan SAT merupakan program tahunan besar yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta. SAT dilaksanakan setiap tahun sekali dengan tema yang berbeda-beda, untuk tahun ini, tema dari SAT adalah “Utak-atik” dan telah memasuki tahun ke-8 semenjak pertama diaktifkan.

Sinema Akhir Tahun kali ini dibagi menjadi dua event, yakni main event dan fringe event. Setiap event memiliki sub program, pada kesempatan kali ini, akan dibahas salah satu dari sub program yang ada di fringe event, nama program tersebut adalah Layar Sesawangan “Show Me The Shorts, New Zealend”.

Layar Sesawangan “Show Me The Shorts, New Zealand” merupakan sebuah program yang dihadirkan pada Sinema Akhir Tahun#8 dan bisa dikatakan merupakan program baru yang belum hadir di Sinema Akhir tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Tujuan diadakannya program ini adalah agar dapat memperluas koneksi dan menjalin kerjasama antara SAT dengan Partner Festival.

“Harapannya dengan diadakannya program ini bisa menjadi keuntungan bersama antara SAT dan festival partner dan semoga menjadi ajang pendistribusian balik,” ujar Prajna selaku Chief Event dan tim program SAT#8.

Terdapat beberapa pihak yang turut berjuang untuk menghadirkan Layar Sesawangan “Show Me The Shorts, New Zealand” agar dapat diputar di Sinema Akhir Tahun#8.

Di antaranya ada Ananta Shaafrizal selaku chief fringe event yang dibantu oleh Rizkullah Ramadhan selaku program director dengan mengunjungi Minikio Film Week Bali Intenational Short Film Festival dan memilih program yang cocok dengan teman SAT#8 dan terpilihlah “Show Me The Short, New Zealand”.

Film-film yang masuk program tersebut antara lain Breathe, ITALI’I O LE CREZENT (Sons Of The Crezent), Space Invader, Manny and Quinn, Time Tourist, dan A Hole.

Motion Grafik sebelum pemutaran film (Sumber : Naufal Alif).

Film-film tersebut diproduksi sekitaran tahun 2021 dan 2022 serta produksinya dilakukan di Selandia Baru sesuai nama programnya dengan rumah produksi yang berbeda-beda.

Proses untuk menghadirkan program ini tidaklah mudah, karena ini merupakan pertama kalinya Sinema Akhir Tahu mengundang atau mengajak festival partner Internasional.

Tim program seperti Prajna, Shaafrizal, dan kawan-kawan sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan pihak Minikio agar program ini dapat ditayangkan di Festival Sinema Akhir Tahun yang ke-8 Ini, karena pada SAT tahun sebelumnya hanya berpartner dengan Festival Film Lokal Indonesia.

Di akhir Prajna mengatakan bahwa kesan dari Sinema Akhir Tahun ke-8 ini sangat meriah, sangat seru, dan tentunya menghadirkan banyak program baru yang belum ada di Sinema Akhir Tahun sebelum-sebelumnya.

Penulis: Naufal Alif Musdiwanto
Mahasiswa Film & Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI