Maraknya Orang Tua Menuntut Anak Bisa Membaca di PAUD

pict from Pexels by CDC

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Pendidikan ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Undang-Undang  Nomor  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan jasmani, dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

Salah satu tokoh Pendidikan Anak Usia Dini Maria Montessori mendefinisikan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai sebuah proses dinamis di mana anak-anak berkembang menurut ketentuan- ketentuan dalam dari kehidupan mereka.

Dengan kerja sukarela mereka ketika ditempatkan dalam sebuah lingkungan yang disiapkan untuk memberi mereka kebebasan dalam ekspresi diri. Belajarnya anak usia dini berbeda dengan belajarnya anak Sekolah Dasar karena usianya masih dini belajarnya menggunakan metode bermain.

Anak mempunyai kebebasan belajar dan bermain dengan caranya sendiri, contohnya anak yang satu dengan anak yang lain jelas berbeda kemampuannya baik dari anak belajar ataupun bermain.

Di era digital pada Pendidikan Anak Usia Dini sering kita jumpai kegalauan orang tua melihat anaknya belum bisa membaca. Orang tua merasa khawatir  anaknya tidak bisa diterima di Sekolah Dasar  jika anaknya tidak bisa membaca.   

Meskipun sebenarnya tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa anak masuk  Sekolah Dasar harus sudah bisa membaca, namun dalam kenyataannya sekolah–sekolah SD unggulan telah banyak dijumpai dalam tahap penyaringan atau seleksi penerimaan murid baru menggunakan tes di mana kemampuan membaca dijadikan salah satunya.

Baca Juga: Calistung: Baca, Tulis, Berhitung Merupakan Upaya untuk Mencerdaskan Anak atau Sebaliknya?

Sebenarnya anak usia dini tidak boleh diajarkan membaca selayaknya anak Sekolah Dasar, namun pada kenyataannya orang tua menuntut anaknya bisa membaca untuk persiapan di jenjang selanjutnya Sekolah Dasar.

Hal ini mendorong lembaga pendidikan penyelenggaraan PAUD orang tua secara aktif untuk mengajarkan kemampuan membaca dengan cara seperti pembelajaran di SD yang sudah jelas tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Oleh karena itu yang seharusnya di PAUD menjadi taman kanak–kanak yang indah, tempat anak–anak bermain  bersama teman–teman, kini mulai beralih menjadi sekolah kanak–kanak yang hanya memenuhi target kemampuan membaca.

Kegiatan ini berakibat adanya penugasan yang harus diselesaikan di rumah biasa disebut PR seperti layaknya proses pembelajaran di SD. Sebagaimana disampaikan oleh Sukiman:

“Banyak praktik di PAUD, demi mengejar kemampuan membaca, guru sering menggunakan teknik hafalan dan latihan yang mengandalkan kemampuan kognitif, abstrak, dan tidak terkait langsung dengan kehidupan anak.”

“Akibatnya, kepentingan anak terkalahkan oleh tugas-tugas  yang semestinya belum saatnya. Semua anak senang bermain, setiap anak tentu saja sangat menikmati permainannya tanpa terkecuali, bermain merupakan salah satu kebutuhan dan tempat bagi anak untuk belajar.”

Baca Juga: Cara Mendidik Anak di Zaman Sekarang

Penerapan kemampuan membaca dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang seharusnya yaitu membaca permulaan melalui permainan dengan media pembelajaran seperti kartu huruf, mencetak huruf menggunakan pasir kinetik, menyusun huruf menggunakan batu kerikil atau lidi dari korek api, anak usia dini akan merasa senang.

Nyaman tanpa ada beban karena tuntutan untuk bisa membaca yang pada dasarnya membaca merupakan kemampuan menghubungkan antara bahasa lisan dengan tulisan, dalam kaitannya dengan kemampuan membaca permulaan, keterampilan penguasaan kosakata sangatlah penting bagi anak.

Dengan penguasaan kosakata yang baik maka anak akan lebih mudah dalam mengenali dan memahami makna dari bunyi rangkaian huruf yang mereka lihat.

Orang tua harus menyadari bahwa tingkat perkembangan anak berbeda-beda. Kemampuan anak dalam membaca akan ada pada waktu dan semua itu membutuhkan proses dalam pembelajaran.

Penulis: Santi Ruciani, S.Pd
Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi PAUD Universitas PGRI Semarang

E-mail: SNT.ruci@gmail.com

Editor: Ika Ayuni Lestari

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI