Sejarah menunjukkan bahwa konsekuensi dari penyakit menular tidak ada tandingannya. Wabah pes di Eropa abad ke-14 menyebabkan kematian 1/3 populasi. Persis seabad lalu, dunia Dihebohkan dengan merebaknya epidemi flu Spanyol yang membunuh 20-100 juta penduduk.
Sementara itu, penyakit cacar (smallpox) di sepanjang abad 20 telah membunuh 300-540 juta Penduduk bumi. Dunia juga sudah dihebohkan dengan penyakit-penyakit menular baru yang Muncul diabad ke-20 ini, seperti Ebola, Tuberculosis, Severe Acute Respiratory System (SARS), dan terakhir Corona Virus Disease-19 ini.
Masyarakat dunia dihebohkan dengan banyaknya dampak yang ‘dihasilkan’ wabah corona Virus Disease-19 ini. Bukan hanya terbatas pada persoalan medis, dunia dan segenap masyarakatnya harus ‘menelan pil pahit’. Lantaran wabah Corona Virus Disease-19 ini berpengaruh terhadap seluruh dimensi kehidupan masyarakat. Bagi kita para mahasiswa, wabah Corona Virus Disease-19 ini juga berdampak secara langsung terhadap segi-segi kehidupan kita.
Baca Juga: Dampak Politik Dumping pada Perekonomian Indonesia masa Pandemi
Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, setidaknya 35.000 orang telah meninggal dunia.
Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19.
Satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga dapat meningkat secara signifikan. Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi bisa menjadi jauh lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial dari pemerintah.
Baca Juga: Ekonomi, Sektor yang Paling Terdampak Pandemi Covid-19
Ekonomi Indonesia
Dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah paket stimulus fiskal skala besar melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam aspek jumlah anggaran pemerintah yang diperuntukkan untuk mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19, Indonesia berada pada peringkat lima besar dari negara-negara di wilayah Asia Pasifik (ADB, 2021).
Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia mengalokasikan sekitar Rp 695,2 triliun (sekitar US$ 49 miliar) untuk PEN. Oleh karena krisis masih berlangsung, pada bulan Februari 2021 Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan alokasi anggaran senilai Rp 699,43 triliun (sekitar US$ 49,3 miliar) untuk melanjutkan keberlangsungan program PEN (Kemenkeu, 2021).
Indonesia terus melakukan sejumlah upaya perbaikan dalam memperkuat berbagai program perlindungan sosialnya untuk menangani krisis setelah pandemi COVID-19. Program-program perlindungan sosial ini telah diperluas untuk melindungi masyarakat miskin terhadap guncangan ekonomi, dan juga masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang jumlahnya terus meningkat namun menjadi rentan terhadap risiko jatuh miskin di kemudian hari.
Baca Juga: Kondisi Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi
Selain itu, usaha-usaha kecil juga menerima bantuan pemerintah seiring dengan upaya mereka untuk terus bertahan di tengah penurunan perekonomian dan pembatasan kegiatan masyarakat setelah pandemi COVID-19.
Dampak dari pandemi COVID-19 akan terus dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat selama tahun 2021. Meskipun demikian, ketanggapan tersebut perlu diteruskan untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan keluarga. Mitra pembangunan di Indonesia siap membantu dalam upaya ini. Beragam kebijakan ekonomi telah di tetapkan pemerintah untuk menahan dampak negatif covid-19 sepanjang 2020. Tahun 2021 ini, strategi pemulihan ekonomi nasional tetap di lanjutkan agar ekonomi pulih kembali.
Magdalena Manengkey
Mahasiswa Universitas Negeri Manado
Editor: Diana Pratiwi