Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial adalah situs yang memungkinkan seseorang membuat halaman pribadi dan terhubung dengan orang lain dalam platform yang sama untuk berbagi informasi serta berkomunikasi.
Bagi Gen Z, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Gen Z adalah generasi yang sejak lahir sudah terbiasa dengan kemajuan teknologi.
Mereka tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya.
Meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat, seperti mempermudah komunikasi hingga berbagi informasi, tetapi memungkinkan munculnya kekhawatiran akan dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental Gen Z.
Gen Z sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain berdasarkan postingan yang terlihat dari sisi positif kehidupan orang lain.
Mereka cenderung merasa tidak puas dengan diri sendiri ketika melihat orang lain memamerkan pencapaian, kebahagiaan, atau gaya hidup yang terlihat sempurna.
Baca Juga: Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Generasi-Z
Hal ini bisa memengaruhi rasa percaya diri mereka dan menciptakan tekanan sosial yang berat. Tidak sedikit dari mereka yang merasa kurang berharga atau gagal hanya karena merasa tidak bisa menyaingi apa yang mereka lihat di media sosial.
Faktanya, isu ini semakin menjadi perhatian serius. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental Gen Z.
Berbagai tekanan, seperti ekspektasi untuk selalu terlihat sempurna dan tekanan untuk mendapatkan validasi dalam bentuk “like” atau komentar, menjadi pemicu gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Penelitian yang melibatkan responden Gen Z juga mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka merasa cemas atau tertekan ketika tidak dapat mengakses media sosial, menunjukkan adanya ketergantungan emosional pada platform ini.
Berdasarkan teori Freud, kecemasan adalah respons terhadap situasi yang mengancam atau tidak menyenangkan, menimbulkan perasaan gelisah dan khawatir.
Ketergantungan pada media sosial dapat menciptakan konflik batin yang mendalam, terutama terkait pembentukan identitas dan kebutuhan untuk diterima.
Baca Juga: Pengaruh Media Sosial Seorang Influencer dalam Meningkatkan Penjualan melalui E-Commerce
Kecemasan ini tidak hanya muncul karena tidak bisa mengakses media sosial, tetapi juga akibat tekanan untuk terus mempersembahkan citra diri yang ideal di hadapan audiens online.
Hal ini menjadikan media sosial sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan gangguan mental di kalangan Gen Z.
Penelitian oleh Masriyudin, Ahmad Fauzi, dan Atiyah (2024) menunjukkan bahwa media sosial berdampak besar pada kesehatan mental Gen Z.
Sebanyak 64,2% responden merasa cemas jika tidak bisa mengakses media sosial. sementara 58,5% merasa minder setelah melihat postingan orang lain yang terlihat sempurna.
Selain itu 67,9% responden sering membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial, yang dapat memperburuk rasa rendah diri dan depresi.
Bahkan 83% responden mengaku bahwa media sosial memengaruhi hubungan sosial mereka sehari-hari.
Hal ini menunjukkan bahwa tekanan sosial dan kebutuhan untuk mendapat pengakuan dari orang lain di media sosial menjadi salah satu penyebab utama masalah kesehatan mental pada generasi ini.
Baca Juga: Korelasi Media Sosial dengan “Alter-Ego” pada Suatu Individu
Untuk mengurangi dampak negatif media sosial pada kesehatan mental Gen Z, dibutuhkan kerjasama dari banyak pihak.
Individu perlu menyadari bahaya membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dan belajar untuk menerima diri sendiri tanpa bergantung pada pengakuan dari dunia maya.
Keluarga juga berperan penting dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan terbuka untuk berdiskusi.
Selain itu, sekolah harus mengajarkan siswa cara menggunakan media sosial secara bijak dan mengenali tanda-tanda awal masalah kesehatan mental akibat penggunaannya.
Media sosial memiliki dua sisi yang berlawanan dalam kehidupan Gen Z, yaitu memberikan manfaat sekaligus menimbulkan dampak negatif.
Di satu sisi, media sosial mempermudah komunikasi, menyebarluaskan informasi, dan memperluas jaringan pertemanan.
Di sisi lain, penggunaan yang berlebihan atau tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi dan penurunan kepercayaan diri akibat perbandingan sosial dan tekanan untuk mendapatkan pengakuan.
Baca Juga: Algoritma Media Sosial: Membantu atau Mempengaruhi Opini?
Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk menggunakan media sosial secara bijak, dengan dukungan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan agar tercipta keseimbangan antara dunia maya dan kehidupan nyata sehingga kesehatan mental dapat tetap terjaga.
Penulis: Alvita Ardelia Ayu
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News