Melambatnya Perekonomian Global, Apakah akan Berdampak pada Perekonomian Indonesia?

Melambatnya perekonomian global, apakah akan berdampak pada perekonomian Indonesia?
Sumber: pixabay.com

Prospek pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda di seluruh wilayah dunia menghadirkan tantangan untuk kembali ke tren produksi sebelum adanya pandemi Covid-19. Meski terdapat tanda-tanda ketahanan pada awal tahun 2023, namun perekonomian dunia masih berada dalam kondisi rapuh pasca era pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2023, Internasional Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global kian melemah, yang di tahun 2022 sebesar 3,5%, di tahun 2023 berubah menjadi 3,0%. Perkiraan ini jauh di bawah 0,5% rata-rata historis (2000-19) sebesar 3,8%.

Aktivitas perekonomian masih tertekan akibat kebijakan bank sentral yang menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi. Inflasi global diperkirakan turun sebesar 1,9%, dari 8,7% pada tahun 2022 menjadi 6,8% pada tahun 2023.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sebagian besar perekonomian memandang tujuan utama mereka sebagai disinflasi yang berkelanjutan sekaligus memastikan stabilitas keuangan. Maka dari itu, pemulihan stabilitas harga serta memantaunya dari risiko keuangan harus menjadi prioritas dari bank sentral.

Ketika tekanan pasar terjadi, negara-negara harus lekas memberikan likuiditas guna mengurangi risiko tekanan moral. Pada kelompok yang paling rentan, penyangga fiskal juga harus mereka ciptakan, yang terdiri dari langkah-langkah penyesuaian fiskal untuk memberikan support supaya tepat sasaran.

Konsolidasi fiskal menjadi faktor pendorong pada perbaikan disisi penawaran, hal ini juga membuat berkurangnya laju tingkat inflasi.

Berdasarkan data di atas, apakah perekonomian Indonesia ikut berdampak?

Meski pertumbuhan ekonomi global melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru mengalami percepatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan III tahun 2023 laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia berkembang sebesar 4,94%, angka ini masih lebih sedikit dari tingkat pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar 5,17%.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bapak Febrio Kacaribu menyatakan, di tengah memanasnya resesi global pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil.  Hal ini ditunjukkan oleh stabilisator dan shock absorber yang telah dijalankan dengan baik fungsinya oleh APBN guna melindungi masyarakat Indonesia serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, dan  investasi merupakan permintaan domestik pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 berkisar 4,5-5,3% menurut perkiraan dari Bank Indonesia.

Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 5,06%. Untuk mencegah melambatnya inflasi, Bank Indonesia dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bekerja sama untuk menurunkan capaian tingkat inflasi sehingga daya beli masyarakat stabil dan berkelanjutan. Tingginya tingkat keyakinan konsumen juga didapat karena hal tersebut.

Pergeseran belanja pegawai lantaran berkaitan dengan penyaluran gaji ke-13 pada triwulan II menyebabkan konsumsi pemerintah menurun sebesar 3,76%. Sehubungan dengan berjalannya pembangunan infrastruktur pemerintah di seluruh wilayah Indonesia, keseluruhan laju perkembangan meningkat sebesar 5,77%.

Seperti halnya proyek yang ada di Kalimantan Timur, yaitu pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN). Tingginya minat investor terlibat dalam pembangun IKN mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akibat dari resesi global juga terjadi penurunan tingkat ekspor, total ekspor yang berdampak sebesar 4,26%.

Namun, kunjungan wisatawan mancanegara menunjang pertumbuhan ekspor jasa di Indonesia. Sedangkan, impor bahan baku dan bahan penolong membuat impor terkontraksi sebesar 6,2%.

Kinerja sektor unggulan meningkat pesat, termasuk sektor primer. Hal ini ditinjau dari sisi produksi. Karena perubahan cuaca, pertumbuhan di sektor pertanian relatif berkembang sebesar 1,5%. Subsektor pertambangan bijih logam yang tumbuh sebesar 17,8% mendorong sektor pertambangan terus berkembang.

Pemenuhan kebutuhan pokok industri logam juga menjadi pendukung permintaan domestik. Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi lainnya yang tidak kalah penting yaitu sektor perdagangan dan sektor manufaktur.

Peningkatan suku cadang dan penjualan kendaraan bermotor menyebabkan pertumbuhan di sektor perdagangan meningkat sebesar 5,1%. Sektor manufaktur tumbuh sebesar 5,2% karena kuatnya permintaan domestik dan tingginya permintaan terhadap komoditas hilirisasi.

Lapangan kerja di Indonesia meningkat sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak positif. Pada Agustus 2023, tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 5,32%, dan dalam kurun waktu setahun peningkatan lapangan kerja terjadi sebesar 4,55 juta orang.

Adanya perbaikan kesempatan kerja bagi perempuan menjadi tanda dari tingkat partisipasi angkatan kerja dan pangsa tenaga kerja formal yang terus meningkat. Lapangan kerja hampir tercipta di semua sektor jika dilihat dari segi sektoral. Selain itu, sebelum pemerintah melakukan berbagai langkah kebijakan untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi, perlambatan perekonomian global diperkirakan terus berlanjut.

Penyaluran bantuan sosial, percepatan penyaluran program KUR, dan penguatan sektor perumahan dapat menjadi solusi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global. Pada  triwulan III tahun 2023, pertumbuhan ekonomi di seluruh  Indonesia akan terus meningkat.

Walaupun pertumbuhan ekonomian global sedang melambat, semua faktor tersebut menjadi bukti yang menunjukkan kuatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

 

Penulis: Lulu Nurul Fadhilah
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI