Memahami Perselingkuhan: Tinjauan Teori Psikologi Sosial

Keluarga
Ilustrasi: istockphoto

Media sosial dalam beberapa waktu terakhir ramai kembali dengan maraknya berita perselingkuhan. Warganet pun beberapa kali dikejutkan dengan berita perceraian maupun konflik dalam rumah tangga para public figure yang diidolakannya. Salah satu penyebab konflik tersebut adalah perselingkuhan.

Selain itu, yang lebih mengejutkan lagi, ternyata negara Indonesia menduduki posisi kedua di Asia atas tingginya kasus perselingkuhan. Melansir dari media Indotnesia.suara.com, berdasarkan survei Justdating, sebanyak 40 persen responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan mengaku pernah berselingkuh.

Setiap orang yang memiliki pasangan tentu tidak menginginkan hal ini terjadi pada dirinya maupun pasangannya. Nah, sebenarnya bagaimana perselingkuhan bisa terjadi, bahkan pada suatu hubungan yang nampaknya harmonis? Teori Hubungan Interpersonal dalam Psikologi Sosial kiranya dapat menjelaskan persoalan ini.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Dampak Perceraian terhadap Anak dalam Perspektif Psikologi

Yuk, simak pemaparan berikut ini agar perselingkuhan dapat dicegah dan diantisipasi!

Ahli psikologi sosial memaparkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang menyukai atau tertarik dengan orang lain sehingga memiliki keinginan untuk menjalin hubungan khusus, diantaranya adalah:

Kedekatan (proximity)

Seseorang dapat tertarik dengan orang lain dikarenakan keduanya sering bertemu atau berinteraksi. Semakin tinggi frekuensi seseorang saling bertemu, maka semakin besar pula daya tarik yang muncul. Perselingkuhan kerap kali terjadi pada dua orang yang sering bertemu ataupun berinteraksi.

Misalnya, seseorang yang berselingkuh dengan rekan kerjanya sebab keduanya sering bertemu di tempat kerja. Pepatah jawa mengatakan witing tresno jalaran soko kulino.

Ketertarikan Fisik

Salah satu faktor penentu seseorang tertarik atau mencintai orang lain adalah karena tertarik dengan fisik. Terutama pada laki-laki, kebanyakan tertarik pada perempuan dikarenakan fisiknya. Sedangkan perempuan, lebih tertarik pada laki-laki karena penampilan kepribadiannya.

Hal ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya perselingkuhan, kerap kali orang yang berselingkuh sebab merasa pasangannya kurang menarik secara fisik maupun kepribadian.

Kesamaan (similarity)

Seseorang akan cenderung menyukai orang lain yang memiliki kesamaan dengannya, misalnya dalam sikap, latar belakang, kepribadian, dan sebagainya. Namun, seseorang dengan konsep diri yang rendah cenderung akan lebih tertarik dengan orang yang tidak sama dengannya.

Perselingkuhan bisa saja disebabkan oleh rendahnya konsep diri seseorang sehingga ia mudah tertarik dengan orang lain, sekalipun orang tersebut tidak memiliki banyak kesamaan dengannya.

Kemampuan (ability)

Kemampuan dalam memberikan timbal balik yang positif membuat seseorang cenderung menyukai orang tersebut. Seseorang akan lebih tertarik dengan orang lain yang terlihat tertarik pula dengannya. Ketika seseorang dicintai oleh orang lain, ia akan merasa dihargai, memperoleh penerimaan sosial, dan sebagainya.

Oleh karena itu, salah satu alasan pelaku perselingkuhan terkadang disebabkan oleh dirinya yang merasa kurang dihargai atau dicintai oleh pasangannya, sehingga ia melampiaskan kepada orang lain yang ia rasa dapat menghargai dirinya dan menerima dirinya.

Baca Juga: Perceraian dan Psikis Anak

Keuntungan dari Suatu Hubungan

Seseorang cenderung akan mencintai orang lain yang memberikan keuntungan untuk dirinya. Baik keuntungan berupa fisik, psikologis, material, maupun spritual. Maka dari itu, mengapa kita sering menjumpai perselingkuhan, misalnya antara laki-laki yang kaya dan perempuan yang cantik.

Sebab laki-laki tersebut merasa mendapatkan keuntungan berupa kecantikan dari fisik perempuan tersebut, sedangkan perempuan tersebut merasa diuntungkan dengan materi yang ia terima dari laki-laki tersebut.  

Faktor-faktor itulah yang mendasari seseorang untuk menjalin suatu hubungan. Begitu pula dalam pernikahan tentu pada mulanya didasari oleh faktor-faktor tersebut.

Namun hal-hal tersebut dapat pula memicu permasalahan apabila seseorang menempatkannya pada situasi dan kondisi yang tidak tepat, sehingga alasan-alasan tersebut divalidasi oleh egonya untuk melakukan perselingkuhan.

Oleh karena itu, perlu kita pahami pula bagaimana cara mempertahankan suatu hubungan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya perselingkuhan.

Berikut ini tips mempertahankan hubungan dalam pernikahan agar terhindar dari perselingkuhan:

Pertama, memahami kenyataan bahwa tidak ada pasangan hidup (termasuk diri sendiri) yang sempurna. Dengan memahami hal ini, maka seseorang akan lebih dapat menerima pasangannya apa adanya, sehingga ia tidak mudah mencari kenyamanan atau tertarik dengan orang lain.

Kedua, saling memberikan timbal balik yang proporsional, saling memberi dan menerima dukungan psikologis maupun sosial, sehingga melahirkan rasa nyaman pada saat berdampingan atau berinteraksi dengan pasangan.

Ketiga, menyeimbangkan keuntungan antara kedua belah pihak. Karena keuntungan yang didapatkan oleh seseorang dalam suatu hubungan akan memperkuat rasa cintanya kepada pasangannya.

Keempat, adanya keterbukaan (self disclosure) antara kedua belah pihak. Wujud dari adanya keterbukaan adalah dengan membangun komunikasi yang intens tentang diri masing-masing yang sedang menjalin hubungan.

Kelima, komitmen yang kuat untuk menjaga pernikahan, termasuk komitmen religius juga dapat membantu pasangan suami istri untuk menghormati hubungan yang telah dijalin.

Baca Juga: Hukum Poligami dalam Islam

Keharmonisan hubungan menjadi cita-cita setiap orang yang sedang menjalin hubungan terutama dalam pernikahan. Oleh karenanya, perlunya kesadaran bagi setiap orang untuk menghindari hal-hal yang kiranya dapat memicu terjadinya perselingkuhan.

Ketertarikan kita dengan orang lain merupakan suatu kondisi alamiah. Namun, dengan memahami faktor-faktornya, kita dapat mencegah timbulnya ketertarikan kita dengan orang lain apabila ketertarikan tersebut dapat menimbulkan masalah.

Dan yang tidak boleh dilupakan, bahwa kuatnya relasi interpersonal bukan hanya karna komitmen antara dua belah pihak, namun juga dikuatkan oleh komitmen keduanya pada janji di hadapan Tuhan yang telah menakdirkan mereka menjadi pasangan.

Melalui tulisan ini harapannya menjadi edukasi bagi setiap orang, baik yang sedang menjalin hubungan maupun yang akan menjalin hubungan. Perselingkuhan dapat dicegah apabila setiap orang dapat dengan bijak dalam bersikap serta mengelola perasaan dan dirinya sendiri. Dengan begitu keharmonisan hubungan yang diidamkan dapat tercapai.

Penulis: Lailatul Rosyidah
Mahasiswa Jurusan Interdisciplinary Islamic Studies, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial/Edisi Kesepuluh/Jilid 2. (Penerbit Erlangga, Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hanurawan, F. (2015). Psikologi Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widyastuti, Y. (2014). Psikologi Sosial. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Wulandari, D. 2023. “Indonesia Jadi Negara Ke-2 Kasus Perselingkuhan Terbanyak, Apa Dampak Perilakunya?” https://indotnesia.suara.com/read/. Diaskes pada 31 Mei 2023.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI