Membangun Keluarga Sakinah di Lingkungan yang Tidak Sehat

Keluarga Sakinah
Ilustrasi: istockphoto

Dalam era globalisasi ini, sejumlah besar keluarga dihadapkan pada berbagai tantangan dalam usaha menciptakan lingkungan keluarga yang sehat (Abidin, 1970). Faktor-faktor seperti kesibukan yang menyita waktu, tekanan hidup yang tinggi, dan konflik interpersonal seringkali menjadi hantu yang menghantui kehidupan sehari-hari keluarga modern.

Meskipun demikian, di tengah kompleksitas dan dinamika yang tidak selalu menguntungkan ini, terpancarlah harapan untuk membangun keluarga yang tidak hanya damai, tetapi juga bahagia, yang mendasarkan eksistensinya pada nilai-nilai sakinah yang mengarah pada harmoni dan kesejahteraan bersama.

Istilah “sakinah” yang ditemukan dalam Al-Qur’an digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan dalam keluarga. Istilah ini berasal dari akar kata yang sama dengan “sakanun,” yang artinya tempat tinggal.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, dapat dengan mudah dipahami bahwa Al-Qur’an menggunakan istilah ini untuk merujuk pada tempat di mana setiap anggota keluarga menemukan ketenangan dan kedamaian, menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.

Hal ini menjadi landasan untuk tumbuhnya kasih sayang (mawaddah wa rahmah) di antara anggota keluarga. Penggunaan kata “sakinah” untuk menggambarkan “keluarga” menciptakan sebuah nilai-nilai yang seharusnya menjadi kekuatan pendorong dalam membangun struktur keluarga yang tidak hanya memberikan kenyamanan dalam kehidupan dunia, tetapi juga memberikan jaminan keselamatan di akhirat (Chadijah, 2018).

Komunikasi yang efektif membentuk landasan penting dalam upaya membangun keluarga sakinah. Di dalam lingkungan yang cenderung tidak sehat, seringkali komunikasi menjadi terganggu dan sulit dilakukan, memberikan dampak negatif pada dinamika keluarga.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyisihkan waktu secara khusus guna menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya. Menyimak dengan penuh perhatian, menghargai pendapat setiap individu, dan mengatasi perbedaan dengan bijaksana menjadi kunci dalam menciptakan hubungan komunikasi yang efektif.

Dengan memprioritaskan komunikasi yang sehat, keluarga dapat memperkuat ikatan emosional, membangun saling pengertian, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan nilai-nilai sakinah (Sofyan, 2018).

Mengedepankan nilai-nilai kasih sayang dan saling menghormati membentuk pondasi yang kokoh dalam upaya membangun keluarga sakinah (Daud, 2016).

Di dalam lingkungan yang cenderung tidak sehat, konflik dan ketegangan antar anggota keluarga mungkin seringkali muncul. Namun, dengan memprioritaskan aspek-aspek positif seperti cinta, penghormatan, dan dukungan satu sama lain, sebuah keluarga mampu mengatasi berbagai rintangan yang mungkin muncul, serta dapat tumbuh dan berkembang bersama dengan lebih baik.

Ketika anggota keluarga saling mencintai dan menghargai satu sama lain, mereka mampu menciptakan suasana yang harmonis, memperkuat hubungan emosional, dan menciptakan fondasi yang kuat untuk membangun nilai-nilai sakinah. Dalam kerangka ini, kasih sayang dan penghargaan satu sama lain menjadi katalisator penting dalam menjaga kestabilan dan kebahagiaan keluarga (Ilham Muchtar et al., 2023).

Tidak hanya itu, melainkan juga krusial untuk membentuk dan menjaga lingkungan yang harmonis di dalam keluarga. Menanamkan nilai-nilai agama sebagai panduan moral, mengajarkan konsep toleransi, dan menciptakan suasana yang positif menjadi langkah-langkah kunci dalam membantu keluarga menghadapi tantangan yang mungkin muncul dari lingkungan yang tidak sehat.

Penanaman nilai-nilai agama dapat menjadi pilar moral yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari, membimbing anggota keluarga dalam pengambilan keputusan, serta menjaga integritas dan moralitas keluarga (A.E.Lao et al., 2022).

Pendidikan tentang toleransi mengajarkan anggota keluarga untuk menghormati perbedaan dan memupuk sikap saling pengertian dalam menghadapi keragaman pandangan dan karakter. Suasana positif di dalam rumah dapat menciptakan ruang yang mendukung perkembangan positif anggota keluarga, menciptakan kondisi yang lebih baik untuk mengatasi berbagai hambatan.

Selain itu, melakukan aktivitas bersama, seperti beribadah secara kolektif, bermain, atau berkumpul, dapat mengukuhkan ikatan keluarga, menciptakan momen kebersamaan yang berharga, dan menyumbang pada tingkat kebahagiaan yang lebih besar di dalam keluarga.

Semua ini bersama-sama menciptakan fondasi yang kokoh untuk membangun keluarga sakinah yang penuh keberdayaan dan kebahagiaan (Nugroho & Ni’mah, 2018).

Menjaga kesehatan fisik dan mental anggota keluarga merupakan aspek kritis dalam konstruksi keluarga sakinah. Lingkungan yang tidak sehat seringkali memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan fisik dan mental anggota keluarga (Ayun, 2016).

Oleh karena itu, diperlukan upaya proaktif untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan. Menjalani pola makan yang seimbang, dengan memasukkan nutrisi yang cukup dan bergizi, menjadi langkah penting dalam mendukung kebugaran fisik.

Selain itu, berolahraga secara teratur dapat menjadi kebiasaan positif yang membantu menjaga kondisi fisik dan mengurangi risiko berbagai penyakit. Tidak kalah pentingnya, mengalokasikan waktu untuk bersantai dan mengelola stres menjadi elemen kunci dalam menjaga kesehatan mental.

Kegiatan-kegiatan seperti meditasi, olahraga ringan, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dapat membantu mengurangi tekanan psikologis dan menciptakan suasana yang mendukung kesehatan mental anggota keluarga. Dengan cara ini, menjaga kesehatan fisik dan mental menjadi fondasi integral dalam membangun keluarga sakinah yang kuat dan harmonis (Sainul, 2018).

Dalam menyimpulkan, walaupun dihadapkan dengan tantangan hidup dalam lingkungan yang tidak sehat, harapan tetap tersedia untuk membangun keluarga sakinah.

Melalui praktik komunikasi yang baik, penekanan pada nilai kasih sayang, penciptaan lingkungan yang harmonis, serta perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental, keluarga mampu mengatasi berbagai rintangan dan mencapai kehidupan yang lebih bahagia secara bersama-sama.

Dengan memperkuat fondasi-fondasi ini, keluarga dapat mengembangkan ketahanan dan kekuatan untuk menjalani perjalanan kehidupan dengan penuh makna dan keberdayaan.

Penulis: Indah Nurul Husna
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah  Prof. Dr. Hamka

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

A.E.Lao, H., Hendrik, Y. Y. C., Koroh, L. I. D., & Hale, M. (2022). Manajemen Penerapan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Keluarga Beda Agama Di Kelurahan Bakunase 2 Kecamatan Kota Raja Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Satya Sastraharing: Jurnal Manajemen, 6(2), 68–86. https://doi.org/10.33363/satya-sastraharing.v6i2.903

Abidin, Z. (1970). Keluarga Sehat Dalam Perspektif Islam. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 6(1). https://doi.org/10.24090/komunika.v6i1.346

Ayun, Q. (2016). Pendidikan Dan Pengasuhan Keluarga Dalam Membentuk Perkembangan Kepribadian Anak: Perspektif Psikologi Perkembangan Islam. Attarbiyah, 26, 91. https://doi.org/10.18326/tarbiyah.v26i0.91-118

Chadijah, S. (2018). Karakteristik Keluarga Sakinah Dalam Islam. Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 14(1), 113–129. https://doi.org/10.31000/rf.v14i1.676

Daud, M. (2016). Program Keluarga Sakinah Dan Tipologinya. 1–13.

Ilham Muchtar, M., Abidin, Z., & Lama Bawa, D. (2023). Analisis Prinsip Komunikasi Islami dalam Membangun Keluarga Harmonis Menurut Alqur’an. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(10), 4705–4720.

Nugroho, M. A., & Ni’mah, K. (2018). Konsep Pendidikan Islam Berwawasan Kerukunan pada Masyarakat Multikultural. Millah: Journal of Religious Studies, 17(2), 337–378. https://doi.org/10.20885/millah.vol17.iss2.art8

Sainul, A. (2018). Sainul, Ahmad. “Konsep Keluarga Harmonis dalam Islam.” Jurnal AL-MAQASID: Jurnal Ilmu Kesyariahan dan Keperdataan 4.1 (2018): 86-98. Jurnal Al-Maqasid, 4(1), 86–98.

Sofyan, B. (2018). Membangun Keluarga Sakinah. Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan, 7(2), 1–14. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/view/14544

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI