Menelusuri Bencana Banjir Kota Surabaya

Bencana Banjir
Ilustrasi: istockphoto.

Banjir adalah bencana alam yang di mana keadaan suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang sangat banyak. Bencana banjir dapat diprediksi oleh keadaan cuaca dan curah hujan. Namun terkadang banjir disebabkan akibat dari angin, badai atau kebocoran tanggul yang akan mendatangkan banjir bandang.

Terkadang banjir terjadi akibat ulah manusia itu sendiri yang kurang menjaga lingkungan, sering membuang sampah di sungai kemudian terjadi penumpukan sampah yang mengakibatkan tertutupnya arus air akibat banyaknya sampah.

Hal ini dapat memicu datangnya banjir. Banjir merupakan suatu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia salah satunya ialah Kota Surabaya Jawa Timur.

Bacaan Lainnya
DONASI

Surabaya, sebagai kota yang terletak di kawasan yang relatif rendah, sangat mudah terdampak oleh banjir. Hal ini dikarenakan kawasan ini terletak di bawah permukaan laut, yang membuatnya lebih mudah mengalami banjir.

Kondisi ini dikonfirmasi oleh laporan yang menunjukkan bahwa banjir terjadi secara reguler setiap tahun, yang disebabkan oleh lemahnya manajemen air dan cuaca yang basah.

Banjir adalah fenomena yang sering terjadi di Kota Surabaya, sejak lama pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan banjir di kota ini.

Banjir di Surabaya dapat disebabkan oleh hujan yang menggenang atau luapan air dari wilayah sekitar, seperti Kabupaten Gresik. Pemerintah kolonial Belanda juga telah mengelola saluran air guna menanggulangi masalah banjir yang terjadi di Surabaya pada tahun 1900-1940.

Banjir kiriman dari Gresik menggenang di dua kawasan Surabaya Barat, yaitu Jalan Tengger Raya (Sambikerep-Benowo) dan Jalan Pakal Madya, Kecamatan Pakal.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan peninjauan sejumlah lokasi di kawasan Benowo, Pakal, dan Sambikerep untuk menyiapkan solusi taktis dan jangka panjang dalam menanggulangi banjir kiriman tersebut.

Pada bulan Februari lalu banjir melanda Kota Surabaya selama beberapa hari, banjir melanda sejumlah jalan di Surabaya yakni Jalan Rungkut, Jalan Pakal, dan wilayah lainnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surabaya menyatakan bahwa terdapat 23 wilayah yang paling parah akibat banjir.

Wilayah Surabaya Barat seperti Kecamatan Pakal, Benowo, dan Tambak Osowilangon menjadi daerah terdampak yang paling parah. Banjir di wilayah Surabaya Barat khususnya Pakal, Benowo tinggi airnya mencapai 50 cm.

Penyebab terjadinya banjir di setiap wilayah berbeda-beda seperti banjir di wilayah Mayjen Sungkon yang disebabkan oleh tembok penahan tanggul Sungai Banyu Urip jebol, air yang meluber membuat banjir di jalanan yang mengakibatkan banyak pengendara motor mengalami mati mesin akibat banjir tersebut.

Banjir di Surabaya adalah masalah yang sering terjadi dan memiliki dampak yang signifikan bagi penduduk dan infrastruktur kota.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap banjir di Surabaya, di antaranya adalah sistem drainase yang kurang efektif, tingginya curah hujan, pertumbuhan perkotaan yang cepat, dan pembangunan yang tidak terkendali. Salah satu faktor utama adalah sistem drainase yang belum memadai.

Baca Juga: Opini Publik Masyarakat Surabaya tentang Kinerja Wali Kota Surabaya dalam Menangani Bencana Banjir

Surabaya memiliki sungai besar seperti Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo, yang memiliki potensi bencana banjir. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap. Banjir memiliki dampak yang signifikan, termasuk korban jiwa dan luka-luka serius, kerusakan properti, dan dampak ekonomi.

Pemerintah dan masyarakat harus berusaha untuk mengendalikan banjir melalui pengendalian aliran air, pemantauan dan peringatan dini, membangun sistem pemantauan, dan peringatan dini pada wilayah yang sering terkena banjir.

Setiap orang harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana alam ini dan memperhatikan langkah-langkah untuk mengendalikan banjir.

Banjir di Surabaya dapat disebabkan oleh kebocoran tanggul, curah hujan yang tinggi, dan aliran sungai tidak lancar. Banjir dapat menyebabkan longsor, pengapian, dan kerusakan infrastruktur. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama berusaha untuk mengendalikan banjir dan mengurangi dampaknya terhadap masyarakat.

Banjir dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, termasuk hilangnya hutan, lahan pertanian, dan ekosistem.

Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama berusaha untuk mengurangi pencemaran air dan meningkatkan keberadaan hutan dan lahan pertanian sebagai alat untuk mengendalikan banjir. Banjir dapat menyebabkan longsor, pengapian, dan kerusakan infrastruktur.

Saluran air yang tersumbat oleh sampah dan limbah menyebabkan air hujan sulit mengalir dengan lancar, memicu genangan air di berbagai wilayah kota. Perubahan iklim juga turut berperan dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir di Surabaya.

Curah hujan yang meningkat dapat mengakibatkan luapan sungai dan genangan air di daerah rendah. Pembangunan yang tidak terkendali, terutama di daerah rawan banjir, juga memperburuk situasi. Pembangunan di lahan basah dan penutupan lahan hijau untuk proyek konstruksi mengurangi area resapan air dan memperbesar risiko banjir.

Bencana banjir dapat memiliki dampak yang sangat besar, termasuk hilangnya rumah, infrastruktur, dan kehilangan nyawa. Kebanyakan banjir terjadi akibat lemahnya manajemen air dan curah hujan yang tinggi.

Untuk mengatasi masalah banjir ini, diperlukan langkah-langkah konkret seperti perbaikan sistem drainase, pengelolaan sampah yang lebih baik, penanaman vegetasi untuk meningkatkan resapan air, serta perencanaan pembangunan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kesiapan Petugas Pelayanan Kesehatan dalam Penanganan Korban Banjir

Penanganan bencana banjir di Surabaya harus dilakukan secara efektif. Wajib dilakukan peningkatan infrastruktur pengendalian air, seperti pembuatan saluran distribusi yang efektif, pembuatan bak penampung air, dan pembuatan sistem pengumpulan sampah yang efektif.

Selain itu, wajib dilakukan pendidikan publik mengenai cara mencegah bencana banjir, seperti mengurangi penggunaan air yang tidak diperlukan, mengurangi pembuangan sampah di sungai, dan mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan banjir.

Dalam mengatasi bencana banjir, harus dilakukan peningkatan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan masyarakat, dan peningkatan kesehatan infrastruktur.

Kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui pendidikan publik mengenai cara mencegah bencana banjir, seperti mengurangi penggunaan air yang tidak diperlukan, mengurangi pembuangan sampah di sungai, dan mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan banjir.

Dampak dari banjir di Surabaya tidak hanya terhadap kesejahteraan masyarakat, tetapi juga terhadap ekonomi kota. Kendali banjir di Surabaya sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Kendali banjir di Surabaya dapat dilakukan melalui beberapa langkah.

Pertama, perlu dilakukan pengendalian hujan, seperti membangun sungai, membuat pembuangan air hujan, dan membangun jembatan. Selanjutnya, perlu dilakukan pengendalian air laut, seperti membuat pelabuhan, membangun jembatan, dan membuat area pengumpulan air.

Kemudian, perlu dilakukan pengendalian sumber daya air, seperti menjaga kebersihan sungai, menjaga kualitas air, dan menjaga keberadaan hutan. Kebersihan sungai sangat penting untuk mencegah terjadinya banjir, karena kondisi sungai yang tidak baik dapat membuat air mengumpul.

Banjir di Surabaya dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar, seperti pembuangan rumah, hilangnya infrastruktur, dan kerugian ekonomi. Sebagai solusi, perlu dilakukan pengendalian banjir di Surabaya melalui beberapa langkah, seperti pengendalian hujan, air laut, dan sumber daya air.

Bencana banjir di Kota Surabaya adalah masalah yang telah lama menghantui penduduk dan pemerintah setempat. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan pusat ekonomi di Jawa Timur, Surabaya sering kali menjadi korban banjir akibat curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang buruk, serta tingginya urbanisasi yang tidak terkendali.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir di Surabaya adalah kurangnya infrastruktur drainase yang memadai. Sistem drainase yang sudah tua dan tidak teratur menyebabkan air hujan sulit untuk mengalir, sehingga genangan air menjadi hal biasa terutama di musim hujan.

Selain itu, pembangunan yang tidak terkoordinasi juga menyebabkan lahan-lahan terbuka yang seharusnya menyerap air menjadi tertutup oleh bangunan-bangunan, meningkatkan risiko banjir di daerah tersebut.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap banjir di Surabaya adalah pembuangan sampah yang tidak teratur. Sampah-sampah plastik dan limbah lainnya sering kali menyumbat saluran drainase, memperlambat aliran air hujan dan menyebabkan genangan yang lebih parah.

Baca Juga: Banjir Mulai Melanda Kota Malang

Selain kerugian material, banjir di Surabaya juga mengakibatkan dampak sosial dan ekonomi yang serius. Rumah-rumah dan bisnis-bisnis terendam air, menyebabkan kerugian besar bagi penduduk dan pengusaha setempat. Selain itu, banjir juga dapat menyebabkan gangguan dalam transportasi, menghambat aktivitas sehari-hari penduduk dan berpotensi mengganggu distribusi barang dan jasa.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setempat perlu meningkatkan infrastruktur drainase dan memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Pembangunan harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, dengan memperhatikan potensi dampak lingkungan dari setiap proyek pembangunan.

Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga perlu ditingkatkan melalui kampanye-kampanye edukasi yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan banjir di Kota Surabaya dapat diminimalkan, sehingga penduduk dapat hidup dengan lebih aman dan nyaman.

Penulis:

‘Ainun Nisa
Mahasiswa 
Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI