Daun Bidara atau dapat kita kenal juga dengan nama latin Ziziphus mauritiana merupakan salah satu tanaman yang dimana memiliki sejarah yang panjang penggunaannya dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun terkadang asal-usul pastinya tanaman ini sulit untuk ditentukan secara akurat, namun tanaman ini diyakini berasal dari wilayah subtropis hingga wilayah tropis di Afrika, Asia, serta Australia.
Daun bidara merupakan bagian dari genus Ziziphus, tanaman ini memiliki anggota lain yang tersebar luas di berbagai belahan dunia. Meskipun nama spesifik dari tanaman bidara ini adalah “mauritiana,” hal tersebut tidak menunjukkan bahwa tanaman ini berasal dari Mauritius. Istilah mauritiana tersebut mungkin berasal dari penjelajah atau penemu yang pertama kali mendokumentasikan tanaman ini.
Penggunaan dari Daun Bidara ini telah tercatat dalam berbagai tradisi pengobatan tradisional di berbagai budaya. Beberapa budaya Asia Selatan, seperti India dan bahkan Pakistan, menganggapnya sebagai tanaman yang penting dalam pengobatan tradisional dan memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan Ayurveda.
Selain dari itu, Daun Bidara ini juga populer di berbagai negara Afrika dan Timur Tengah, yang dimana buahnya sering dikonsumsi secara langsung atau bisa juga dijadikan sebagai bahan untuk minuman serta makanan ringan. Penggunaan Daun Bidara didalam pengobatan tradisional Afrika dan Timur Tengah juga cukup umum digunakan.
Baca juga : Mengenal Insomnia Musuh Besar Kesehatan
Sifat adaptasi tanaman ini terhadap berbagai kondisi iklim, ketersediaan di berbagai habitat mulai dari daerah kering hingga ke daerah semi-kering, dan bahkan kegunaannya yang luas dalam pengobatan tradisional telah menyebabkan penyebarannya yang luas di seluruh dunia.
Tumbuhan dengan berbagai varietas dapat ditemukan di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Heterogenitas botani yang ada pada saat ini bisa kita gunakan sebagai sumber bahan baku obat baik modern maupun secara tradisional. Banyak varietas tanaman obat di Indonesia digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat dan beberapa tanaman tersebut telah diteliti baik secara klinis untuk komposisi fitokimia, khasiat, serta keamanan penggunaannya.
Insomnia adalah gangguan tidur yang umum, ditandai dengan kesulitan untuk tidur, tetap tidur, atau tidur yang tidak memuaskan meskipun memiliki kesempatan untuk tidur. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa tidak puas dan kurangnya istirahat yang memadai, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan dan kinerja sehari-hari seseorang, sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17% diantaranya mengganggu kualitas hidup.
Angka prevalensi penyakit insomnia berdasarkan kelompok umur tidak menggambarkan risiko kelompok umur tertentu untuk terkena penyakit. Insomnia diketahui terjadi hampir pada semua usia, berkisar antara remaja sampai usia lanjut (15 tahun sampai lebih dari 70 tahun).
Ada beberapa jenis insomnia, termasuk :
- Insomnia akut: Biasanya terjadi selama beberapa hari atau minggu dan seringkali terkait dengan peristiwa stresor atau perubahan dalam kehidupan, seperti perubahan jadwal kerja atau tekanan emosional.
- Insomnia kronis: Lebih berat dan berlangsung lebih lama, biasanya setidaknya tiga kali seminggu selama tiga bulan atau lebih. Insomnia kronis dapat menjadi masalah yang menetap dan memerlukan perawatan yang lebih intensif.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk insomnia meliputi stres, kecemasan, depresi, gangguan tidur lainnya, konsumsi kafein atau alkohol berlebihan, serta kondisi medis tertentu seperti nyeri kronis atau penyakit pernapasan.
Pengobatan untuk insomnia dapat meliputi perubahan gaya hidup, terapi perilaku kognitif, pengobatan farmakologis, atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Pendekatan terapi yang tepat dapat membantu individu mengelola insomnia mereka dan meningkatkan kualitas tidur serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Pada tingkat yang ringan, insomnia mungkin hanya terjadi sesekali dan berlangsung sesaat, tetapi jika berlanjut dalam jangka waktu yang lebih lama, dapat menjadi masalah serius yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Orang dengan insomnia sering kali merasa lelah, kurang bertenaga, dan kesulitan berkonsentrasi di siang hari.
Baca juga : Manfaat Olahraga Teratur untuk Kesehatan Tubuh Manusia
Daun bidara, secara ilmiah dikenal sebagai Zizhipus mauritiana L., yang sering digunakan dalam Pengobatan Tradisional Cina untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti masalah kemih, gangguan pencernaan, demam, keluhan liver, kelemahan, anemia, obesitas, diabetes, bronkitis, infeksi kulit, kehilangan nafsu makan, faringitis, diare, kanker, dan insomnia.
Tanaman bidara memiliki banyak kandungan yang bermanfaat antara lain protein, kalsium, zat besi, magnesium, vitamin, senywa aktif seperti flavonoid, kerotenoid, alkaloid, fenol, kuercetin, metil ester, terpenoid, saponin, dan lain sebagainya (Suharno, 2013).
Daun bidara memiliki khasiat dalam pengobatan insomnia. Daun bidara mengandung saponin yang memiliki efek menenangkan dan dapat membantu mengobati insomnia. Rebusan daun bidara juga dapat digunakan sebagai obat tidur alami untuk memastikan tidur yang cukup.
Selain itu, daun bidara juga dipercaya memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi yang membuatnya efektif dalam menangkal radikal bebas, menghambat pertumbuhan bakteri patogen, dan mengurangi peradangan. Dengan mengkonsumsi daun bidara sebelum tidur, kita dapat mengatasi masalah tidur dan mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
Penulis: Bagas Valentino
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News