Purworejo – Di balik kesuksesan sebuah usaha, seringkali tersimpan perjuangan dan kisah inspiratif yang patut diapresiasi. Salah satunya adalah kisah Bapak Muflikhun, sosok wirausahawan di balik VNP Sayur, Ia adalah contoh nyata bagaimana kerja keras dan ketekunan mampu mengubah nasib. Usaha sayuran segar yang telah eksis sejak 2016 di Pasar Pagi Purworejo dan kini terus berkembang.
Muflikhun bukanlah sosok yang langsung meraih kesuksesan. Ia tinggal di desa yang masih bisa tergolong pelosok dan hanya lulusan SD yang memulai hidupnya dengan berbagai pekerjaan berat. “Masa paling pahit dan menyakitkan bagi saya adalah ketika saya bekerja memungut barang bekas dari kebun atau pelataran rumah orang. Ibarat kasarnya saya pernah menjadi pemulung selama tiga tahun,” kenangnya saat ditemui di rumahnya di Desa Ngaglik, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Senin (09/06/2025).
Setelah itu, ia beralih menjadi tukang rongsokan membeli barang bekas dari orang dan menjual kembali. Pada 2007, bersama istrinya yang akrab dipanggil Santi, mereka memulai usaha presto pindang yang dijual di desa-desa sekitar. Usaha ini bertahan hingga 2012, sebelum akhirnya Santi beralih menjadi tukang sayur keliling, sementara Muflikhun merantau menjadi sopir batu bara di Jambi dan Bangka.
Pada 2014, Muflikhun pernah diajukan menjadi kepala desa oleh warga dusunnya, namun kalah dalam pemilihan. Kekalahan ini menjadi pukulan berat yang sempat membuatnya dan keluarga mendapat cemooh dari banyak orang. Namun, semangatnya tidak padam. Pada 2015, ia mulai berjualan sayur keliling dan pada 2016 bersama istrinya membeli sebuah kios di Pasar Suronegaran untuk memulai usaha sayurannya.
Dari kios kecil itu, VNP Sayur perlahan berkembang. Awalnya hanya memasok ke beberapa tukang sayur keliling. Seiring waktu, usaha VNP Sayur semakin maju, pada 2022 Pasar Suronegaran pindah ke Pasar Purworejo di Brengkelan, dan Muflikhun memperluas kiosnya di sana.
Baca Juga: AgriPreneur Digital Strategi Transformasi Kewirausahaan di Sektor Pertanian
Kini, ia memiliki tiga karyawan tetap dan melayani ratusan pelanggan, termasuk pesanan besar untuk hajatan dan acara lainnya.Muflikhun dan istrinya terus berupaya mengembangkan bisnisnya agar dikenal lebih luas. Ia juga sering dimintai saran dan bantuan oleh orang lain yang ingin berjualan sayur keliling.
Bagi Muflikhun, bisnis sayuran adalah usaha yang “cepat laku dan menghasilkan uang tunai untuk modal berikutnya” tuturnya. Ia memahami bahwa sayuran adalah kebutuhan pokok semua kalangan sehingga memilih untuk berfokus di bidang ini. Ia sangat memperhatikan kualitas produk yang dijual. Setiap sayuran diperiksa secara teliti sebelum sampai ke tangan pelanggan untuk memastikan kesegaran dan kualitas terbaik.
Baca Juga: Sosialisasi dan Pelatihan Kewirausahaan serta Melatih Keberanian Seseorang pada Usia Dini
Dalam memasarkan usahanya, Muflikhun mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp Story dan TikTok untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Uniknya, ia tidak bergantung pada pemasok besar, melainkan bekerja sama langsung dengan pengepul di lereng Gunung Sumbing, Magelang, serta petani lokal.
Kisah Bapak Muflikhun menjadi inspirasi nyata bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan strategi yang tepat, kesuksesan dapat diraih meski berasal dari latar belakang yang sederhana.
Penulis: Vera Lailatul Azizah
Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News