Mengupas Jenis Sayuran Berasal dari Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris) yang Berpotensi dalam Penurunan Kadar Gula Darah

Buncis
Tanaman Buncis (Sumber: Penulis)

Halo sobat pecinta obat herbal di seluruh belahan Nusantara!

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman-tanaman obat herbal berkhasiat sehingga kita tidak perlu meragukan potensinya untuk mengobati suatu penyakit. Baik, pada kali ini kita mengenal terlebih dahulu apakah itu gula darah yang biasa kita dengar dengan istilah gula darah tinggi agar kita tidak salah paham, ingat ya sobat pecinta tanaman herbal Nusantara!

Jangan malas untuk membaca setiap informasi di artikel yang telah disajikan semua informasi yang terkait berhubungan keperluan sobat untuk edukasi dalam penggunaan obat herbal secara benar dan tepat.

Bacaan Lainnya

Gula darah merupakan gula yang terdapat di dalam darah yang berasal dari karbohidrat dalam makanan lalu disimpan sebagai glikogen di hati dan di otot rangka. Gula darah tersebut berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh serta jaringan-jaringan yang ada dalam tubuh.

Kadar normal gula darah dipertahankan oleh hormon metabolisme, salah satunya adalah hormon insulin yang disekresikan oleh pankreas, regulasi kadar gula darah oleh insulin yang terganggu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah yang terlalu tinggi dan biasanya akan berujung menjadi suatu penyakit metabolik yaitu Diabetes Melitus (DM).

Berdasarkan kalkulasi ilmu pengetahuan dan beberapa sumber, penurunan kemampuan fisiologis pada usia lanjut menyebabkan usia ini dibebaskan dari tugas-tugas dan tanggung jawab yang berat atau beresiko tinggi.

Pada usia lanjut, daya tahan fisik sudah mengalami penurunan fisiologis, sehingga rentan terhadap berbagai macam serangan penyakit.

Pada usia lanjut tersebut daya tahan tubuh semakin melemah bahkan memburuk akibatnya mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk menangkal berbagai serangan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai masalah-masalah kesehatan lainnya.

Karena penuaan merupakan proses perubahan alamiah dari seseorang yang memiliki aspek biologis, fisiologis, dan struktur sosial yang sedang berlangsung secara progresif.

Selanjutnya kita mengenal atau mengiggat kembali apa itu penyakit diabetes. Penyakit Diabetes Melitus (DM) itu sendiri merupakan salah satu dari beberapa penyakit degeneratif yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh usia atau pilihan gaya hidup yang kurang tepat.

Namun penyakit ini juga ditimbulkan dengan terjadinya peningkatan kadar gula (glukosa) darah yang disebabkan oleh kekurangan kebutuhan hormon insulin sehingga pengaturan kadar gula dalam darah tidak seimbang yang dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi seperti gangguan pada penglihatan, gangguan seksual, gangguan pada ginjal, gangguan pada sistem peredaran darah dan mudah terinfeksi.

Meningkatnya tingkat prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akibat sifat penyakit yang menahun. Pengobatan yang dilakukan tidak murah karena penderita Diabetes Melitus (DM) harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup lama.

Padahal obat sintetis kimia (obat konvensional) yang dikonsumsi dan beredar di pasaran cukup mahal sehingga penggunaan obat tradisonal dari tanaman dapat menghemat biaya untuk perawatan jangka panjang untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.

Baca juga: Kenali Manfaat Daun Kelor (MORINGA oleifer) Sebagai Pengobatan Antidiabetes

Akhirnya kita masuk ke point utama dari pembahasan kali ini mengenai tanaman buncis. Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan salah satu bahan makanan jenis sayuran kacang-kacangan yang biasa dikonsums seperti salah satunya yaitu sayuran buncis.

Buncis ini terbukti salah satu sumber bahan baku obat Diabetes Melitus (DM) karena pada tanaman tersebut memiliki senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai antidiabetes melitus yang telah diuji dari beberapa penelitian sehingga sudah terbukti memiliki khasiat serta manfaat sebagai antidiabetes atau mampu menurunkan kadar glukosa darah.

Daun pada tanaman buncis ini sendiri memiliki kandungan yang mirip dengan buah buncis sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui aktivitas kemampuan buncis dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Kandungan senyawa yang terdapat dalam daun buncis dari beberapa sumber penelitian dapat memberikan informasi terkait khasiat tanaman buncis sebagai penurun kadar glukosa darah dengan dasar bukti yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, serta nantinya dapat digunakan sebagai alternatif obat antidiabetes.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti terkait kandungan zat berkhasiat yang terdapat pada tanaman buncis dinamakan β-sitosterol dan stigmasterol di mana kedua zat tersebut berperan dalam peningkatan produksi hormon insulin serta ada juga terdapat serat yang larut dalam air seperti pektin dan gum.

Peran pektin dan gum ini mampu membantu terbentuknya reseptor insulin lebih banyak sehingga dapat menghambat terjadinya pembentukan glukosa dalam darah.

Buah pada tanaman kacang buncis (Phaseolus Vulgaris) memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya adalah air, karbhidrat, protein, lemak, serta vitamin (A, B1, B2, B3, dan C), mineral, (kalsium, fosfor, dan besi) serta serat.

Kandungan kimia kacang buncis yang paling tinggi terdapat pada karbohidrat 7,7 % terutama pada polongnya, yang didalamnya mengandung serat yang larut dalam air yaitu gum dan pektin yang apabila bercampur dengan air akan membentuk gel.

Aktivitas kandungan pada gum dan pektin menyebabkan pembentukan reseptor insulin lebih banyak sehingga dapat mengontrol kadar dari glukosa darah (Cahyono, 2003; 10) sedangkan menurut (muchtadi 2001) menyebutkan bahwa tanaman buncis memiliki nilai serat makanan tidak larut 30,49%, serat makan larut 3,83% dan serat makanan total 34,32%.

Persentasi kandungan kadar pada serat buncis (Phaseolus vulgaris) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat beberapa sayuran, seperti pada mentimun dan labu siam. Sedangkan nilai indeks glikemik buncis (Phaseolus vulgaris) yaitu 24 – 32 dan beban glikemik 7.

Jadi sobat pecinta obat herbal diseluruh belahan Nusantara! tidak perlu khawatir dan binggung berikut cara pengolahan tanaman buncis (Phaseolus vulgaris) untuk pengobatan kadar gula darah yaitu dengan cara konsumsi buncis rebus sebanyak 600 gram setiap pagi dapat menurunkan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi selama 3–7 hari (Aprilia N et at 2018).

Serta hasil penelitian menunjukkan bahwa buncis (Phaseolus vulgaris) memiliki efek antihiperglikemik  dalam penelitiannya menambahkan buncis (Phaseolus vulgaris) 600 gram/hari pada diet penderita diabetes yang diberikan selama 7 hari, hasilnya memberikan efek pada penurunan kadar glukosa darah 14,5% dibandingkan dengan penderita yang tidak diberi diet buncis (Phaseolus vulgaris) ( Andayani Y 2003).

Berdasarkan hasil dari beberapa referensi penelitian yang dikumpulkan diketahui bahwa tanaman buncis (Phaseolus vulgaris) berpotensi efektif sebagai agen antidiabetic terutama pada penyandang Diabetes Melitus (DM) tipe II.

Hal ini dikarenakan kandungan  buncis memiliki aktifitas farmakologi seperti kuersetin pada flavonoid dan bete-sitosterol, serta terdapat kandungan stigmasterol yang mampu merangsang sel beta pankreas sehingga dapat meningkatkan sekresi atau terbentuknya hormon insulin yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah.

 

Penulis: Syaifullah Putra
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.