Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan energi yang bersih dan terjangkau, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang jauh dari jaringan listrik utama. Meskipun upaya untuk meningkatkan akses energi di perkotaan sudah cukup banyak, wilayah pedesaan dan pulau-pulau kecil seringkali terabaikan.
Dalam konteks ini, SDG 7 yang bertujuan memastikan akses terhadap energi yang bersih, terjangkau, dapat diandalkan, dan modern bagi semua, menjadi hal yang sangat relevan. Salah satu solusi inovatif yang memiliki potensi besar untuk Indonesia adalah penggunaan mikrogrid berbasis energi terbarukan.
Mikrogrid adalah sistem kelistrikan kecil yang dapat beroperasi secara independen atau terhubung dengan jaringan utama. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi, mikrogrid bisa menjadi solusi untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama, sekaligus mendukung SDG 7.
Mikrogrid: Teknologi yang Menjanjikan
Mikrogrid dapat menyuplai energi ke komunitas yang terisolasi dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan membangun jaringan listrik konvensional yang membutuhkan infrastruktur mahal dan sulit dijangkau. Di Indonesia, banyak daerah di Kalimantan, Papua, dan pulau-pulau terpencil lainnya yang belum terhubung dengan listrik nasional. Mikrogrid dapat mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil yang mahal dan berpolusi, sekaligus menyediakan energi bersih dan terjangkau.
Keunggulan Mikrogrid untuk Indonesia
Energi Terbarukan
Mikrogrid menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin, yang melimpah di banyak daerah di Indonesia. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi jejak karbon.
Peningkatan Akses Energi
Mikrogrid memungkinkan daerah-daerah terpencil mendapatkan akses listrik tanpa bergantung pada pembangunan infrastruktur besar yang mahal. Dengan teknologi ini, masyarakat dapat memperoleh akses energi lebih cepat dan lebih murah.
Penyediaan Listrik yang Andal
Mikrogrid dapat beroperasi secara independen dari jaringan utama, memberikan keandalan lebih tinggi, terutama saat terjadi pemadaman listrik di daerah yang terhubung ke jaringan besar.
Skalabilitas
Mikrogrid dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan dapat diperbesar seiring waktu, memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan kebutuhan energi yang berkembang.
Baca Juga:Â Menuju Masa Depan Bersih: Peran Teknik Industri dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Penerapan Mikrogrid di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan mikrogrid berbasis energi terbarukan. Misalnya, daerah NTT, yang memiliki potensi angin tinggi, atau Kalimantan, yang kaya akan biomassa, bisa memanfaatkan teknologi mikrogrid berbasis biogas atau pembangkit listrik tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Menurut Kementerian ESDM (2020), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sangat besar, seperti energi surya yang diperkirakan mencapai 3.000 GW dan energi angin sekitar 9 GW. Potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama. Mikrogrid berbasis energi terbarukan dapat menjadi solusi untuk pemanfaatan potensi energi ini.
Sebagai contoh, Proyek Mikrogrid di Nusa Tenggara Timur, yang melibatkan sistem energi terbarukan berbasis tenaga surya, berhasil mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menghemat biaya operasional bagi lebih dari 1.500 rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki akses ke listrik.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Dengan menyediakan energi bersih dan terjangkau, mikrogrid dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan pendidikan serta kesehatan.
Akses ke listrik memungkinkan masyarakat mengoperasikan peralatan rumah tangga, lampu untuk belajar, dan fasilitas kesehatan yang lebih baik. Selain itu, energi yang lebih murah dapat menurunkan biaya hidup dan membuka peluang bisnis baru, terutama di sektor kecil dan menengah.
Menurut International Energy Agency (IEA, 2020), akses energi yang lebih baik di daerah-daerah terpencil dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5-10% per tahun di negara berkembang. Dengan mengimplementasikan mikrogrid, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah tertinggal.
Baca Juga:Â Peran Indonesia dalam Mengatasi Krisis Energi Global
Tantangan dan Solusi
Walaupun mikrogrid menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah biaya awal yang relatif tinggi untuk instalasi sistem, meskipun biaya operasionalnya lebih rendah dalam jangka panjang. Solusi untuk masalah ini dapat datang dari kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah, yang dapat memberikan insentif fiskal dan subsidi untuk proyek-proyek energi terbarukan di daerah terpencil.
Selain itu, tantangan lainnya adalah keterbatasan kapasitas teknis di beberapa daerah. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan bagi masyarakat lokal untuk mengelola dan merawat sistem mikrogrid dengan efektif, sehingga dapat mendukung keberlanjutan proyek.
Mengembangkan teknologi mikrogrid berbasis energi terbarukan di Indonesia dapat menjadi kunci untuk mencapai SDG 7 dan mendukung keberlanjutan energi di daerah-daerah terpencil. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan inovasi teknologi yang semakin berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin dalam pengembangan energi bersih dan terjangkau, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Inilah saatnya bagi Indonesia untuk memanfaatkan potensi besar ini demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Nama Penulis : Rayhan Hilmi Ardianto Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju Multidisiplin Prodi Teknik Industri Universitas Airlangga
Referensi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2020). Potensi Energi Terbarukan di Indonesia. Jakarta: ESDM.
IndoProsper. (2021). Proyek Mikrogrid Tenaga Surya di Nusa Tenggara Timur. Jakarta: IndoProsper.
International Energy Agency (IEA). (2020). World Energy Outlook 2020. Paris: IEA.
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News