Profesi dokter hewan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menangani hewan dengan karakteristik beragam hingga mengambil keputusan sulit seperti euthanasia pada hewan yang menderita penyakit terminal.
Dalam situasi kompleks ini, komunikasi efektif dan etika profesional menjadi pondasi penting untuk menjamin kesejahteraan hewan sekaligus menjaga kepercayaan pemilik hewan.
Malapraktik dokter hewan adalah isu serius yang berdampak langsung pada kesejahteraan hewan dan kepercayaan masyarakat. Salah satu kasus yang mencuat adalah laporan dari Animal Defenders Indonesia tentang sejumlah dokter hewan di Tangerang yang diduga melanggar kode etik.
Tindakan seperti mengambil foto selfie selama operasi dan membuat konten tanpa izin pemilik hewan tidak hanya menunjukkan kurangnya profesionalisme, tetapi juga berkontribusi pada rusaknya kepercayaan publik (Saputra, 2023).
Kasus-kasus seperti ini menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara dokter hewan dan pemilik hewan. Dokter hewan yang mampu menjelaskan diagnosa, prosedur medis, dan pilihan pengobatan dengan empati, serta kejelasan dapat mengurangi kesalahpahaman.
Komunikasi yang efektif juga memastikan pemilik hewan memahami kondisi pasien mereka sehingga keputusan medis yang diambil bersifat informatif dan saling menghormati (Maharani, 2019).
Komunikasi yang baik mencakup kemampuan mendengarkan dengan empati. Sebagaimana dikemukakan oleh Fadly Aulia et al. (2021), mendengarkan dengan penuh perhatian menunjukkan rasa peduli dan membantu menciptakan hubungan terapeutik yang kuat.
Baca Juga:Â Profesi Mulia dengan Beban Berat: Mengapa Dokter Hewan Rentan terhadap Masalah Mental?
Ketika dokter hewan dapat menyederhanakan informasi medis tanpa mengurangi esensinya, pemilik hewan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam mengambil keputusan terkait perawatan hewan mereka.
Sebaliknya, kurangnya komunikasi dapat memicu kesalahpahaman yang menjadi akar banyak konflik. Ketidakpahaman pemilik hewan terhadap tindakan medis sering kali menjadi pemicu utama klaim malapraktik.
Oleh karena itu, komunikasi yang jelas dan terbuka menjadi kunci untuk mencegah potensi kesalahpahaman yang dapat merugikan semua pihak, termasuk pasien hewan.
Di sisi lain, malapraktik juga sering kali terjadi karena kurangnya pengetahuan atau pelatihan dokter hewan mengenai tanggung jawab etis mereka.
Penelitian Fatmawati (2020) menunjukkan bahwa regulasi mengenai malpraktik dokter hewan di Indonesia masih belum cukup kuat sehingga sulit memberikan sanksi tegas bagi pelanggaran yang terjadi. Reformasi hukum yang mengatur praktik kedokteran hewan sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak pasien hewan sekaligus memberikan keadilan bagi pemiliknya.
Namun, penegakan hukum saja tidak cukup untuk mencegah malpraktik. Pendidikan berkelanjutan yang mencakup pelatihan dalam keterampilan komunikasi, etika profesi, dan pendekatan empati menjadi penting.
Dokter hewan yang terlatih tidak hanya mampu menangani kasus medis dengan baik, tetapi juga dapat membangun hubungan yang sehat dengan pemilik hewan. Hubungan ini penting untuk menciptakan rasa saling percaya, terutama dalam kasus-kasus medis yang sulit.
Baca Juga:Â Mengenal Penyakit Menular dan Cara Penanganannya Menurut Dokter
Selain itu, keberadaan sistem pelaporan yang transparan dan responsif juga diperlukan untuk meningkatkan akuntabilitas dalam praktik veteriner.
Sistem pelaporan yang baik harus mudah diakses oleh pemilik hewan dan memberikan perlindungan kepada pelapor. Dengan adanya mekanisme ini, kasus dugaan malapraktik dapat ditangani lebih cepat sehingga risiko bagi pasien hewan dapat diminimalkan.
Kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, asosiasi profesi, dan organisasi perlindungan hewan, juga penting untuk mendorong praktik kedokteran hewan yang lebih etis. Diskusi terbuka tentang isu-isu etika dan standar profesional dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan hewan.
Masyarakat pun memiliki peran dalam mengawasi praktik dokter hewan dengan lebih aktif melaporkan dugaan pelanggaran serta mencari informasi tentang dokter hewan yang mereka percaya.
Pada akhirnya, komunikasi efektif dan empati tidak hanya membantu dokter hewan menghindari malpraktik, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan hewan.
Dengan membangun hubungan terapeutik yang baik, dokter hewan dapat memastikan pasien hewan menerima perawatan terbaik, sekaligus menjaga kepercayaan pemilik hewan.
Melalui kombinasi reformasi hukum, pendidikan berkelanjutan, sistem pelaporan yang baik, dan komunikasi efektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kesejahteraan hewan di Indonesia.
Upaya bersama ini tidak hanya memperkuat hubungan antara dokter hewan dan masyarakat, tetapi juga memberikan manfaat yang nyata bagi hewan sebagai fokus utama praktik veteriner.
Baca Juga:Â Internet of Things: Perangkat Cerdas dan Eco-Friendly untuk Hewan Peliharaan
Referensi
Fadly Aulia, M., Cipto Budinuryanto, D., Wismandanu, O., Kedokteran Hewan, S., Kedokteran, F., Padjadjaran, U., Raya, J., Sumedang, B., 21, K. M., Jatinangor, K., Sumedang, K., Barat, J., 2 departemen Ilmu, I., Masyarakat, K., Eijkman, J., 38, N., 3 departemen, I., Produksi, H., Peternakan, F., & Penulis, I. (2021). Persepsi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil terhadap Telemedicine di Masa Pandemi Covid-19. Acta VETERINARIA Indonesiana, 9(2), 82–86. https://doi.org/10.29244/AVI.9.2.82-86
Fatmawati. (2020). Malpraktik yang Dilakukan Oleh Dokter Hewan dala, Perspektif Kebijakan Hukum Pidana. Digilib.Ulm.Ac.Id. http://digilib.ulm.ac.id/archive/digital/detailed .php?code=11562
MAHARANI, S. (2019). KOMUNIKASI MEDIC VETERINER DALAM PENGOBATAN HEWAN DI KLINIK HEWAN. https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/2105101 50012
Mardikawati, T. H. (2019). Penitipan Hewan: Studi Tentang Konstruksi Hukum Dalam Perjanjian Penitipan Hewan di Surakarta. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/74469%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/74469/ 14/NASPUB fix.pdf
Saputra, A. (2023). Diduga Malpraktik, 6 Dokter Hewan Dilaporkan ke PDHI. DetikNews. https://news.detik.com/berita/d-6710879/diduga-malpraktik-6-dokter-hewan-dilaporkan-ke-pdhi
Penulis: Belinda Ardelia Rahma Desyta
Mahasiswa Jurusan Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News