Menyandang Status Lokasi Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Sudah Efektifkah Penanganan Covid-19 di Depok Saat Ini?

Penanganan Covid-19 di Depok

Penanganan Covid-19 di Depok saat ini masih perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah, yaitu Pemerintah Kota Depok. Tercatat kasus Covid-19 di kota Depok per tanggal 11 Desember 2020 masih termasuk yang paling tinggi di provinsi Jawa Barat, yakni lebih dari 200 kasus baru per hari, dengan tujuh pasien meninggal.

Catatan ini adalah catatan paling tinggi selama pandemi dalam kurun waktu sehari. Berita ini tentu bukanlah kabar yang menyenangkan karena jumlah pasien yang masih dirawat di rumah sakit masih pada kisaran dua ribu pasien.

Tentu hal ini bukan semata-mata tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga masyarakat Kota Depok pada umumnya.  Lalu, apakah penanganan Covid-19 di Depok sudah maksimal?

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Deteksi Cepat COVID-19 dengan Teknologi Nano

Pasien yang Terus Bertambah Membuat Penanganan Terasa Tidak Maksimal

Selama ini, tim medis sudah maksimal dalam melakukan penanganan Covid-19 di Depok.  Tetapi, jumlah pasien tetap saja meningkat tak terkendali.

Banyak tenaga medis yang kecewa dengan penambahan jumlah pasien. Hal ini wajar, karena mereka merasa sudah bekerja maksimal, tetapi banyak masyarakat yang meremehkan bahayanya virus corona ini.

Tidak berlebihan apabila banyak dari para tenaga medis yang sedikit putus asa. Mereka lelah menangani para pasien yang bertambah. Mereka juga harus tetap berusaha meningkatkan kewaspadaan karena mereka pun rawan tertular.

Siapa pun tidak ingin terpapar virus Covid-19. Para pasien yang sempat dirawat menyatakan bahwa mereka sudah sangat berhati-hati. Namun, keteledoran lingkungan sekitar sangat berpengaruh, meskipun penanganan Covid-19 di Depok sudah maksimal. 

Banyak pasien Covid-19 mengaku bahwa mereka bahkan tidak merasakan gejala apa-apa. Mereka merasa sehat, dan terkejut saat divonis positif Covid-19.

Baca Juga: Rapid Antigen dan PCR Swab, Sama atau Berbeda?

Beberapa saat setelah divonis positif, mereka memang merasakan beberapa gejala seperti tidak dapat mencium aroma apapun. Mereka juga tidak dapat merasakan rasa makanan dan minuman. Gejala tambahan adalah badan terasa gemetar, disertai dengan rasa panas dan dingin pada tubuh.

Pasien pun harus maklum karena para perawat tidak dapat melakukan perawatan maksimal kepada setiap pasien. Alasan pertama adalah karena pasien yang sudah terlalu banyak. Sedangkan alasan kedua adalah mereka juga sangat khawatir tertular.

Oleh karena itulah, para pasien juga “sadar diri” dengan melakukan minum vitamin dan dibarengi dengan selalu berpikir positif. Dengan demikian, mereka dapat sembuh dalam kurun waktu kurang lebih empat hingga lima hari.

Harapan dari Tim Medis

Tentu, para tim medis yang sudah bekerja dalam penanganan Covid-19 di Depok berharap adanya kesadaran masyarakat yang lebih tinggi. Mereka sudah banyak berkorban dengan berpisah dari keluarga, serta bekerja dengan pakaian yang sangat membatasi gerak mereka.

Tidak hanya itu, mereka juga sering kekurangan baju APD. Tak jarang, mereka membeli sendiri karena mereka sangat membutuhkan baju tersebut untuk melindungi diri.

Dokter dan perawat yang selama ini telah melakukan penanganan Covid-19 di Depok menyarankan masyarakat untuk jujur dengan kondisi mereka. Jika mereka tidak mengaku bahwa mereka terpapar virus korona, maka hal ini akan lebih menyusahkan.

Baca Juga: Covid-19 di Depok dari Sudut Pandang Dokter dan Perawat

Tim medis berharap bahwa masyarakat tidak meremehkan Covid-19 dan tidak menganggap penyakit ini sebagai penyakit “konspirasi”. Kenyataannya, penyakit ini sudah membunuh jutaan masyarakat di dunia.

Penanganan Covid-19 di Depok tentu perlu diimbangi dengan kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan. PSBB tidak akan efektif apabila warga sendiri abai dengan keselamatan dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya. Mari bersama-sama patuhi protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 cepat berlalu!

Dian Jati Nirmala
Mahasiswa London School of Public Relations

Editor  : Kurnia Putri Mirani

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI