Dunia digital mengalami perkembangan yang semakin cepat. Hiburan yang awalnya disiarkan melalui televisi dan radio, sekarang bertambah dengan hadirnya sosial media.
Penampilan kreativitas individu pada konten video dan disuguhkan melalui live streaming.
Bahkan sekarang semua orang dapat menjadi figur media, mulai dari selebriti hingga orang biasa.
Bahkan Anda pun juga bisa menjadi figur terkenal dengan sebuah sensasi di media sosial.
Fitur komentar pada unggahan sosial media dan live chat pada live streaming berperan dalam terbentuknya hubungan parasosial.
Istilah “hubungan parasosial” ini digagas oleh psikolog Donald Horton dan Richard Wohl pada tahun 1956, yang menjelaskan bahwa penonton atau hadirin bisa merasa dekat dengan figur yang terdapat di layar televisi dan siaran radio, meskipun interaksi yang terjadi hanya satu arah.
Baca Juga: Rahasia Hubungan Interpersonal: Fondasi Kesejahteraan Mental dan Kehidupan Sosial di Era Modern
Mulai dari Idola K-Pop hingga VTuber
Para idola K-Pop sering menghadiri live streaming yang dapat ditonton oleh semua kalangan penggemar, atau sebuah meet-and-greet eksklusif bahkan fan-call.
Jumpa dengan penggemar melalui platform media sosial.
Para agensi hiburan idola K-Pop umumnya mengharuskan penggemar untuk membeli album dalam jumlah yang banyak agar mereka mendapatkan kesempatan fan-call dengan idola kesukaan mereka.
Figur di belakang layar sekarang ini tidak memerlukan seorang manusia sungguhan.
Avatar virtual yang mengambil bentuk karakter animasi dan disuarai oleh orang sungguhan, dikenal sebagai Virtual Youtuber atau singkatnya VTuber.
Mereka adalah seorang influencer yang tujuannya hanya untuk hiburan para penonton. Biasanya para VTuber ini difasilitasi oleh agensi hiburan, seperti HoloLive, atau mereka dapat beroperasi secara mandiri.
Para VTuber ini pada umumnya menggunakan platform YouTube atau Twitch sebagai sarana live streaming.
Dengan adanya fitur live chat pada platform tersebut, para penonton dapat memberikan gift dalam bentuk saldo subscription atau uang, yang kemudian akan menampilkan nama pengguna (username) mereka di layar livestream.
Kemudian, VTuber tersebut akan mengucapkan apresiasi atas pemberian tersebut, sehingga penonton merasa diperhatikan dan terapresiasi.
Baca Juga: Kenangan yang Didigitalisasi: Ketika Persahabatan Jadi Konten Estetik
Pengaruh Hubungan Parasosial: Baik atau Buruk
Hubungan parasosial yang dimiliki seorang penggemar ini dapat menjadi penyemangat hidup.
Seperti seorang penggemar idola K-Pop berinisial “I”, yang diwawancarai mengenai kekaguman akan idolanya.
Dirinya merasa bahwa unggahan-unggahan oleh idolanya moodbooster, dapat mengubah suasana hatinya yang buruk menjadi amat baik (CXOMedia.com, 1 Maret 2022, [cxomedia.com])
Walaupun berpengaruh baik, hubungan parasosial ini juga dapat membuat seseorang menjadi obsesif.
Seperti apa yang dialami oleh D.O, seorang anggota boyband EXO yang kerap dibuntuti oleh penggemar obsesif (sasaeng).
Bahkan seorang penguntitnya berhasil memasuki asrama tempat tinggal EXO, kemudian mengambil dan menjual barang pribadinya di situs jual online (JawaPos.com, 3 April 2019, [jawapos.com]).
Baca Juga: DAY6 dan My Day: Harmoni Kehangatan dalam Batasan yang Penuh Makna
Interaksi dan hubungan parasosial memang dapat menghibur dan membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Namun, sebagai penggemar yang bijaksana, sebaiknya menyadari bahwa hubungan yang bersifat satu arah ini tidak boleh mengganggu kehidupan nyata orang lain dan diri sendiri.
Tips dalam Mengatur Hubungan Parasosial
Kehidupan nyata tetap menjadi prioritas, dengan menjaga interaksi pertemanan pada lingkungan fisik.
Agar tidak tenggelam dalam dunia maya, tetapkan waktu khusus untuk menyaksikan konten online atau menonton streaming idola.
Pastikan kewajiban sudah diselesaikan agar dapat menikmati konten yang dilihat tanpa mengganggu kegiatan harian.
Dan mengingat bahwa apa yang dilihat di layar hanyalah sebuah persona yang diciptakan idola dan VTuber.
Mereka mungkin tidak mengenal Anda secara pribadi dan itu adalah hal yang wajar.
Baca Juga: Pengaruh Kebudayaan K-Pop pada Generasi Muda
Untuk mengurangi paparan interaksi negatif di media sosial, ikutilah komunitas penggemar (fandom) yang positif dan mendukung produktivitas.
Hindari fandom yang mendukung perilaku obsesif atau toxic.
Banyak penggemar yang obsesif tidak selalu melakukan tindakan kriminal, namun pengelolaan keuangan yang kurang bijak.
Sebelum memberikan apresiasi atau hadiah, ada baiknya memastikan pengeluaran tersebut tidak melampaui kemampuan Anda.
Hubungan parasosial di era digital adalah fenomena yang tidak dapat dihindari.
Dengan kemajuan teknologi, idola K-Pop dan VTuber mampu membuat rasa kedekatan emosional yang kuat pada penggemar, walaupun interaksi tersebut bertepuk sebelah tangan.
Di satu sisi, hubungan ini dapat menjadi sumber penghiburan, kesenangan, dan motivasi. Di sisi lain, hal ini dapat berubah menjadi obsesi yang merugikan apabila tidak dikelola dengan baik.
Sebagai penggemar, penting untuk menjaga keseimbangan antara interaksi di dunia maya dan kehidupan nyata.
Nikmati konten yang disukai, tetapi jangan lupa kehidupan di luar layar adalah hal yang lebih berharga.
Penulis:
1. Muhammad Firliansyah Maliki
2. Bryan Hamdoyo
3. Rio Manuel Setia
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Tarumanagara
Dosen Pembimbing: Rita Markus Idulfilastri
Referensi
Afrialldi, R. (2022, 1 Maret). Mengulik Fenomena Parasocial Relationship. CXOMedia.com. Diambil dari https://www.cxomedia.id/love-and-relationship/20220228211731-92-173941/mengulik-fenomena-parasocial-relationship
Purnamasari, D. M. (2019, 3 April). Terus Dibuntuti Sasaeng Fans, D.O. EXO: Aku Jadi Korban dan Kepribadianku Berubah. JawaPos.com. Diambil dari https://www.jawapos.com/infotainment/01219871/terus-dibuntuti-sasaeng-fans-do-exo-aku-jadi-korban-dan-kepribadianku-berubah#google_vignette
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News