Pemaksimalan Produksi Drama Kolosal sebagai Upaya Promosi Kebudayaan

Drama Kolosal
Drama Kolosal (Sumber: https://www.rukita.co/stories/film-laga-kolosal-legendaris)

Indonesia merupakan negara yang kaya. Bukan hanya kaya dari segi sumber daya alamnya, namun juga unsur-unsur lain di dalamnya. Kekayaan Indonesia yang dapat kita soroti saat ini adalah kekayaan dalam unsur kebudayaannya.

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Indonesia memiliki 1.728 Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Begitu banyaknya kebudayaan di Indonesia, sangat sayang apabila hanya segelintir masyarakat yang mengetahuinya.

Berkaca dari negara Benua Asia yang lain, tepatnya Korea Selatan yang memiliki unsur kebudayaan yang masih terjaga dengan baik dan terkenal hingga mancanegara. Salah satu alasan budaya Korea Selatan masih populer bukan hanya di negaranya sendiri, namun juga mancanegara adalah promosi kebudayaannya yang cukup baik.

Promosi kebudayaan negeri ginseng yang dapat dengan mudah kita amati adalah promosi melalui dunia digital, seperti drama kolosal.

Bacaan Lainnya

Indonesia perlu adanya kemajuan dalam rangka mempromosikan kebudayaan. Keterbukaan terhadap digitalisasi harus dilakukan dalam upaya menarik banyak pasar dalam mempromosikan kebudayaan.

Drama kolosal yang mengangkat kehidupan masa lampau di Indonesia merupakan salah satu pilihan terbaik yang dapat dilakukan untuk mempromosikan kebudayaan, bukan hanya secara nasional, namun juga internasional.

Baca juga:Menilik Perjalanan Film dan Home Video di Indonesia

Sejauh ini, Indonesia cukup banyak mengeluarkan drama kolosal, seperti Raden Kian Santang, atau drama kolosal kerajaan yang sudah cukup lawas. Namun, drama tersebut masih  belum dapat menyentuh pasar perfilman hingga ke internasional. Mengetahui hal tersebut, perlu ada pembenahan dalam produksi sinema di Indonesia.

Sejauh yang dapat saya temukan, permasalahan dalam produksi drama kolosal di Indonesia ada dua, antara lain:

1. Kurangnya Anggaran

Sinema kolosal membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam produksinya. Anggaran meliputi kostum yang pastinya terdiri dari banyak atribut, sinematografi dan visual yang mengandung unsur artistik, belum lagi Indonesia yang kental akan unsur mistis, perlu adanya Computer Generated Imagery (CGI) yang mendukung. Oleh karena itu, perlu adanya pemaksimalan pemanfaatan anggaran dalam produksi sinema kolosal.

2. Aksesbilitas atau Distribusi

Sejauh ini, aksesbilitas dalam produksi sinema Indonesia masih terbatas. Drama kolosal di Indonesia seringkali tertuju untuk pasar nasional dan hanya cukup ditayangkan di saluran televisi nasional. Hal tersebut menyebabkan sulitnya akses untuk pasar internasional dalam menjangkau drama kolosal.

Saat ini sudah cukup banyak aplikasi publikasi drama atau film yang menjangkau pasar internasional. Tim produksi dapat memanfaatkan hal tersebut sehingga drama kolosal Indonesia semakin mudah dijangkau oleh masyarakat asing.

Dibalik permasalahan tersebut, drama kolosal Indonesia memiliki kesempatan untuk memberikan pembenahan dalam produksinya. Banyaknya kisah masa lampau di Indonesia yang masih dapat di eksplorasi dapat menjadi karakter tersendiri bagi drama kolosal Indonesia.

Drama kolosal yang menampilkan kehidupan masa lampau Indonesia yang berisi banyak ragam budaya turun-temurun akan menjadi salah satu sarana promosi kebudayaan Indonesia. Budaya yang awalnya hanya diketahui secara turun-temurun nantinya akan dapat tersalurkan hingga mancanegara dengan mudah melalui sinema yang menarik.

Pembaruan dalam industri film merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi digitalisasi di era globalisasi ini. Globalisasi mempermudah akses informasi antardunia yang mana hal tersebut merupakan keuntungan tersendiri bagi industri perfilman dalam hal promosi, terlebih lagi drama kolosal yang berisi identitas bangsa itu sendiri.

Banyaknya terobosan di era globalisasi perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, bukan hanya oleh generasi muda, namun seluruh masyarakat Indonesia.

 

Penulis: Indah Rosidatun Nissak
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga

 

Referensi:

https://nalarpos.com/drakor-versus-drama-kolosal-nusantara/

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses