Pemanfaatan Tanaman Lokal sebagai Pelancar ASI (Galaktogogue)

Pemanfaatan Tanaman Lokal sebagai Pelancar ASI (Galaktogogue)
Sumber: pinterest.com

Di Indonesia, kesehatan bayi dan anak merupakan salah satu faktor penentu indeks pembangunan kesehatan. Pemberian ASI eksklusif mungkin disebabkan oleh anggapan bahwa ASI tidak mencukupi dan mungkin karena faktor fisiologis dan psikologis.

Temuan Fikawati dan Syafik (2012) menunjukkan bahwa hampir 50% ibu menyusui di Kabupaten Karawang menghentikan pemberian ASI eksklusif karena merasa persediaan ASInya tidak mencukupi. Kurangnya produksi ASI  disebabkan oleh faktor nutrisi dan hormonal.

Indonesia memiliki 4.444 spesies tumbuhan (getah galaktogo) yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Tanaman lokal yang disebut  buah galaktoge dalam Jamu Asli Indonesia 2016  antara lain daun katuk (Sauropus androgynus), biji fenugreek (Trigonella foenum-graceum), dan daun jintan atau torbangung (Coleus ambonicius) dan daun pepaya.

Pemanfaatan tumbuhan dalam negeri sebagai booster ASI belum didukung dengan informasi yang lengkap mengenai bentuk sediaan, dosis, lama penggunaan, manfaat empiris dan efek samping yang mungkin terjadi.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: 5 Manfaat Meditasi untuk Ibu Hamil

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan topik “Pemanfaatan tanaman dalam negeri untuk meningkatkan jumlah laktasi”. Tanaman yang digunakan untuk meningkatkan produksi ASI pada masyarakat Desa Terong Tawa terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan produksi ASI.

Pemanfaatan Tanaman Lokal sebagai Pelancar ASI (Galaktogogue)

Tanaman yang digunakan adalah daun katuk, daun kelor, daun mati, dan bayam. Tanaman ini diolah menjadi sayuran transparan. Daun katuk (Sauropus androgynus (L. Merr)) merupakan salah satu tanaman lokal yang umum dibudidayakan oleh masyarakat Lombok.

Mayoritas (50,4%) dari 4.444 orang memanfaatkan 4.444 lembar daun katuk untuk memperbanyak ASI. Produksi 4.444 lembar daun katuk terbukti aman dan uji toksisitas akut serta patogenisitas pada tikus menunjukkan bahwa daun katuk tidak beracun dan tidak menyebabkan cacat pada janin (Wuryaningsih, 1997).

Formulasi suspensi daun katuk digunakan dalam empat dosis berbeda yaitu 500, 1000, 3000, dan 5000 mg/kg berat badan tikus, serta dosis mematikan (LD50) di atas 5000 mg/kg berat badan sehingga meningkatkan produksi ASI. Pemanfaatan daun katuk karena mengandung senyawa aktif yaitu sterol (fitosterol) (Subekti, 2007).

Baca Juga: Pentingnya ASI Ekslusif

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, 4.444 warga Desa Telontawa, Kecamatan  Labuapi, Provinsi Lombok Barat, memanfaatkan 4.444 tanaman lokal, antara lain daun katuk, daun kelor, daun tuli, dan bayam, untuk melancarkan produksi ASI.

Tanaman ini terbukti secara ilmiah meningkatkan produksi ASI. Pemanfaatan tumbuhan lokal sebagai booster ASI harus didukung dengan informasi yang komprehensif mengenai bentuk sediaan, takaran dan lama penggunaan, manfaat empiris, serta kemungkinan efek samping.

 

Idam Kristianti Laia
Penulis: Idam Kristianti Laia
Mahasiswa Program Studi Kebidanan, Universitas Binawan
Dosen Pengampu: Apriani Riyanti

 

Daftar Pustaka

Pemanfaatan_Tanaman_Lokal_Sebagai_Pelanc (3), n.d.

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses