Daun kelor memiliki kandungan nutrisi, yaitu protein, kalsium, magnesium, potassium, zat besi, vit A, dan vit C. Selain itu, juga terkandung berbagai jenis mineral lainnya seperti fosfor, sodium, sulfur, zink, solenium, dan boron. Daun kelor dapat bermanfaat bagi ibu menyusui dikarenakan dapat meningkatkan produksi asi.
Menurut Adli dan Kuswanto (2019) tanaman kelor juga dinilai mudah untuk ditemui hampir di seluruh wilayah di Indonesia, tak terkecuali di daerah Malang Raya. Pada wilayah Kabupaten Malang terdapat 9 kecamatan yang memiliki persebaran kelor yang luas, antara lain, Karangploso, Singosari, Pakis, Tumpang, Bululawang, Kepanjen, Pakisaji, Wagir, dan Ngantang.
Selain memiliki manfaat, daun kelor juga memiliki kekurangan yaitu mempunyai rasa yang pahit. Namun kekurangan tersebut dapat dikembangkan sehingga dapat mengurangi rasa pahit. Salah satunya mengubah daun kelor menjadi produk makanan ringan non MSG sehingga dapat menambah cita rasa serta dapat dikonsumsi dengan mudah bagi ibu menyusui.
Mengubah daun kelor menjadi produk makanan ringan terbagi menjadi 2 tahapan yaitu mengubah daun kelor menjadi serbuk dan mengubah serbuk daun kelor menjadi produk makanan ringan.
Pada tahapan mengubah daun kelor menjadi serbuk terdapat beberapa langkah yaitu pencucian, blanching, penirisan, pengeringan, penghalusan dan pengayakan. Setelah itu daun kelor yang telah menjadi serbuk dapat masuk ke tahap selanjutnya yaitu mengubah menjadi produk ringan
Pada tahapan kedua serbuk daun kelor yang telah jadi dilakukan pencampuran dengan beberapa bahan seperti tepung terigu, tapioka, gula, garam, lada dan bawang putih bubuk, setelah itu dilakukan proses pencetakan menggunakan mesin ekstruder, dilanjutkan dengan proses pengeringan serta penggorengan dan di akhiri dengan flavoring (penambah rasa) serta pengemasan.
Penulis: Muhammad Aufa Jemal
Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian Program Studi Teknik Industri Pertanian Universitas Brawijaya
