Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Tanjung Balai Karimun

Pembangunan
JPO di Tanjung Balai Karimun

Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.

Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya.

Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama di jalan-jalan protokol di mana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Pengaruh Festival Pembangunan Lampu Colok bagi Masyarakat Setempat Kabupaten Karimun

Variabel-variabel yang memengaruhi penggunaan JPO:

  1. Kepadatan lalu lintas;
  2. Lebar jalur;
  3. Lokasi
  4. Aksesibilitas;
  5. Pagar di sekitar trotoar;
  6. Penegakan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang di jalan kendaraan bila sudah memiliki JPO.

Dibangunnya jembatan penyeberangan orang atau biasa disebut JPO di wilayah Tanjung Balai Karimun terutama di daerah kolong Sungai Lakam Barat yang terkenal dengan padatnya kendaraan lalu lintas yang tidak memungkinkan masyarakat untuk menyeberang maka dibangunlah jembatan penyeberangan tersebut dengan tujuan agar memudahkan masyarakat yang ingin menyeberang terutama anak-anak untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

Diketahui, pembangunan JPO tahap pertama itu menelan biaya sekitar Rp2,2 miliar yang bersumber dari APBD murni Kabupaten Karimun tahun anggaran 2021.

Di mana, dari sisi Kantor Imigrasi sampai Toko Buku Salemba kurang lebih panjang JPO mencapai 22 meter, dengan ketinggian dari aspal 5,2 meter dengan konstruksi beton precast PCI grider.

Dibangunnya JPO merupakan permintaan masyarakat setempat kepada Bupati Karimun Aunur Rafiq, lantaran lokasi tersebut cukup padat dilalui kendaraan, khususnya pada saat jam-jam pulang kerja. Sehingga, kondisi itu sering kali membuat pejalan kaki kesulitan untuk menyeberang di kawasan tersebut.

Sementara itu, Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, “Selain digunakan untuk penyeberangan orang, JPO ini bisa menjadi ikon dan membantu menumbuhkan ekonomi daerah”. Beliau juga mengatakan di tahun berikutnya akan dianggarkan untuk memperbagus lagi, seperti perencanaan pembuatan videotron dan iklan.

Baca Juga: Edukasi Integritas dan Gerakan Anti Korupsi di SMAS Maha Bodhi Karimun

Meski demikian, anggaran yang digunakan untuk pembangunan JPO ini digunakan saat keadaan keuangan daerah dalam kondisi minim, keuangan daerah sedang kekurangan dengan bukti adanya pemotongan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) dan juga pengurangan upah honorer yang mencapai 50 persen lebih.

JPO kini sudah terpasang atap dari membrane yang tak jauh berbeda dengan payung yang ada di Hall B Coastal Area Karimun. JPO yang berlokasi di Sungai Lakam Barat ini juga sangat indah saat malam hari karena lampu-lampu estetiknya.

Penulis:

Anggun Erdiyantina
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Karimun

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI