Visi Indonesia Emas 2045 adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia yang lebih baik, lebih merata, dan berkualitas tinggi. Menurut Kemenko PMK, Indonesia akan mencapai bonus demografi pada tahun 2030.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia akan menghadapi kemungkinan naiknya kuantitas penduduk usia produktif hingga mendominasi dari total keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun tersebut.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif adalah penduduk dalam rentang usia 15 – 64 tahun dan ini merupakan kesempatan berharga bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Sebelum terlalu dalam membahas persoalan ini, mari bersama-sama kita pahami bahwa pemuda adalah siapapun yang masih memiliki asa bagi bangsa, yang masih mau berkarya, serta masih menjaga eksistensinya sendiri dalam koridor yang baik terutama bagi kemaslahatan bangsa.
Maka dari itu, mari kita sepakati bahwa status pemuda tak hanya disandang oleh mereka yang berusia muda, namun bagi semua yang berjiwa muda seperti yang telah disebutkan.
Masalah utama yang dihadapi pemuda saat ini ialah rasa jumawa para angkatan tua yang masih saja meragukan kemampuan para pemuda dan selalu memberi jarak dengan pemuda sehingga menyulitkan para pemuda untuk memiliki andil dalam tujuan memberi perubahan baik pada kondisi bangsa.
Pemuda merupakan aset berharga bagi sebuah bangsa. Peran pemuda sangatlah menentukan bagaimana sebuah bangsa bisa mengarungi peradaban dengan semestinya.
Lalu dengan fakta yang ada, maka cara termudah untuk menghancurkan sebuah bangsa adalah dengan menghalangi pemudanya untuk bergerak atau bahkan menghancurkan generasi mudanya.
Ketika sebuah bangsa tidak memiliki kualitas pemuda yang mumpuni, dapat dipastikan bahwa bahtera yang sedang dinaiki oleh bangsa tersebut akan segera karam dan bangsa tersebut akan tenggelam lalu hancur oleh samudera persaingan yang kejam.
Peran pemuda sangatlah diperlukan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara maju. Dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa mempersiapkan serta mewujudkan kualitas pemuda yang baik merupakan kebutuhan Indonesia saat ini.
Melihat permasalahan yang sedang dihadapi, serta mempertimbangkan cita-cita bangsa ini, maka timbul pertanyaan tentang bagaimana cara untuk menyelesaikannya lalu mewujudkannya?
Mari kita mengambil contoh pada apa yang telah dan sedang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Kabupaten Jombang. Mereka mengatasnamakan diri mereka sebagai SinCos+ yang memiliki fokus di bidang kesenian visual kontemporer.
Pada akhir tahun 2022, mereka pertama kali mengadakan sebuah acara pentas seni yang bertajuk “LokaKarya” yang menghimpun para seniman muda yang dirasa belum memiliki panggung dan membutuhkan atensi lebih dari masyarakat.
Program ini disebut tercipta akibat keresahan pribadi mereka sebagai seniman muda yang merasa tidak memiliki ruang untuk mengembangkan diri mereka ataupun hanya sekedar bebas mengekspresikan diri.
Sebelum menciptakan program tersebut, Vian, selaku Koordinator Utama komunitas tersebut mengatakan bahwa mereka sudah sempat meminta bantuan pada Pemerintah Daerah hingga DPRD Kabupaten Jombang untuk setidaknya menyediakan ruang ekspresi bagi mereka.
Namun apa boleh buat, mereka yang berwenang seolah tidak menunjukkan respon positif. Dengan hasil tersebut, satu-satunya solusi bagi mereka ialah menciptakan sendiri ruang gerak bagi mereka dan sesamanya.
Mendapatkan hasil positif dalam kegiatan pertamanya, kawan-kawan Sincos+ tidak berpuas hati. Mereka semakin ingin mengadakan kegiatan serupa dengan tujuan supaya ekosistem yang baik bagi para seniman muda dapat tercipta dan tak lagi harus bergantung pada Pemerintah serta angkatan tua.
Pada kesempatan berikutnya, mereka mengerucutkan arah gerak mereka serta mengubah tajuk program mereka, dari yang awalnya “LokaKarya” menjadi “Lajur Kanan-project”. Hal itu disebabkan keinginan mereka untuk bergerak lebih cepat dan dapat mendahului para pesaingnya.
Menurut keterangan Vian, program tersebut telah rutin diadakan setiap bulannya dan berhasil menarik atensi masyarakat luas, khususnya teman – teman pemuda seusia SMA.
Berkaca pada apa yang telah dilakukan SinCos+, dapat kita pahami bahwa sudah seharusnya pemuda bisa menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna dari sebuah cita-cita. Tanpa inisiasi serta andil pemuda dalam pelaksanaan upaya mewujudkan cita-cita bangsa, maka itu hanya akan menjadi omong kosong belaka, dan visi Indonesia Emas 2045 tak akan terwujud.
Menilai dari apa yang menjadi cita-cita Indonesia dan bagaimana kondisi para pemuda yang sudah seharusnya menjadi roda penggerak perubahan.
Maka ruang bagi para pemuda untuk mengembangkan diri atau hanya sekedar bebas berekspresi dan berpikir secara ‘Merdeka’ harus disediakan. Sebab, “Visi tanpa aksi hanya sekedar imajinasi dan aksi tanpa visi hanya akan menjadi sensasi”.
Penulis: Najmil Muhammad
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya
Editor: I. Chairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News