Pandemi Covid-19 berdampak terhadap perekonomian dan kesehatan. Kesehatan masyarakat terganggu dan tidak sedikit nyawa melayang dengan angka kematian yang terus bertambah. Selain itu ekonomi terpuruk.
Banyak usaha yang gulung tikar sehingga melakukan PHK terhadap tenaga kerjanya yang menyebabkan angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Terkait dengan perekonomian ini, munculnya Covid-19 sangat berdampak terhadap UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah).
UMKM menjadi sektor paling rentan terkena hantaman pandemi virus Corona. Upaya untuk mengantisipasi kian luas dampak pandemi ini terhadap perekonomian khususnya UMKM, pemerintah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Tercekiknya Ekonomi Keluarga Selama Pandemi Covid-19
“Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mempercepat penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional maupun stabilitas sistem keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional,” ungkap Kadis KUKM-Indag Kabupaten Sumbawa, Drs. H. Arif, M.Si. dalam Web Seminar (Webinar) yang digelar Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (18/11/2020).
Kegiatan bertema “Manfaat Program PEN bagi UMKM” yang dimoderatori Karman Hartono, S.E. ini juga menghadirkan Rachman Ansori, S.Sos., M.S.E. selaku Kepala Dinas Kominfotik Kabupaten Sumbawa.
Menurut Haji Arif, akrab pejabat low profile ini, PEN bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
Khusus untuk UMKM, program PEN diharapkan dapat ‘memperpanjang napas’ UMKM dan meningkatkan kinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
Diungkapkan mantan Kadis Kesbangpoldagri Sumbawa ini, ada beberapa jenis PEN yang diluncurkan pemerintah, yaitu Penyertaan Modal Negara (PMN), penempatan dana, investasi pemerintah, dan penjamin.
Untuk di Kabupaten Sumbawa, ada tujuh program PEN. Disebutkan Haji Arif, pertama, JPS (Jaring Pengaman Sosial) Gemilang NTB, sebanyak 44 IKM/UMKM di Kabupaten Sumbawa yang terlibat dalam program ini. Mereka terdiri dari pelaku usaha abon ikan, kue kering, kopi, garam, ikan kering, minyak kayu putih, beras dan serbat jahe.
Kedua, bantuan modal usaha bagi 20 pelaku usaha Ultra Mikro (UMI) di Kabupaten Sumbawa. Tiga, pemerintah juga memfasilitasi subsidi perizinan bagi KUMKM dengan alokasi 200 IKM/UKM di Kabupaten Sumbawa dengan rincian, PIRT sebanyak 50 IKM/UKM, MD sebanyak 50 IKM/UKM.
Kemudian hak merek/ hak cipta sebanyak 50 IKM/UKM, dan izin edar alat kesehatan (Alkes) 50 IKM/UKM. Empat, memfasilitasi sertifikasi halal sebanyak 12 IKM/UKM. Kelima, Bantuan Pelaku Usaha Mikro (BPUM) atau Bantuan Presiden (Banpres).
Untuk mendapatkan bantuan ini, Pemda Sumbawa melalui Diskoperindag Sumbawa mengusulkan 10.436 UKM sebagai calon penerima BPUM Tahap I, dan 19.431 UKM calon penerima BPUM Tahap II. Tercatat, penyaluran bantuan dari tanggal 17 Agustus sampai 5 November 2020 sebanyak 22.653 UKM.
Lebih jauh dijelaskan Ansori (akrab pejabat ini disapa), dengan memanfaatkan teknologi digital, UKM dapat menjangkau pasar yang luas, karena semua orang di seluruh Indonesia bahkan dunia dapat mengakses produknya dan melakukan transaksi.
Baca Juga: Peran E-Commerce dalam Pemulihan Ekonomi Selama Pandemi Covid-19
Memangkas biaya, mengingat bisnis online dapat memangkas banyak jenis pengeluaran seperti sewa tempat dan lainnya. Tidak harus ada lokasi, karena UKM bebas menentukan lokasi bisnis karena transaksi dilakukan melalui internet.
Terakhir, potensi pendapatan tidak terbatas. Sebab melalui bisnis online pendapatan tidak ditentukan oleh seberapa lama bekerja dalam sehari.
Diakui Ansori, banyak platform digital marketing UMKM, mulai dari marketplace, Facebook marketplace, Google My Business, Facebook dan Instagram ads, hingga website. Syaratnya memiliki akses internet, memiliki alamat email, rekening bank dan produk yang dijual.
Untuk mendukung semua itu, ungkap Ansori, Kementerian Kominfo telah membangun infrastruktur telekomunikasi berupa site/BTS di 24 kecamatan wilayah Kabupaten Sumbawa. Jumlahnya mencapai 282 site.
Ia berharap dengan dukungan ini, akses masyarakat untuk mengembangkan usahanya melalui sistem digital berjalan lancar dan sukses.
“Tetap semangat, kreatif, dan produktif dengan tetap mentaati protokol kesehatan,” pesan Ansori sekaligus menutup materinya dalam webinar tersebut.
Penulis: Mukhsin Syamlan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi