Penanganan Fisioterapi pada Sprain Ankle

Cedera, karena partisipasi dalam olahraga dan aktivitas fisik, lazim terjadi. Secara internasional, keseleo pergelangan kaki atau Sprain Ankle adalah salah satu cedera muskuloskeletal yang paling umum.

Sprain ankle adalah cedera terkait olahraga yang paling umum dengan tingkat kekambuhan yang tinggi. Pasien  dengan Sprain Ankle dimasukkan tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau kriteria diagnostik.

Sprain Ankle didefinisikan sebagai cedera  pada ligamen pergelangan kaki. Sprain ankle adalah salah satu cedera umum terjadi di antara masyarakat umum dan maupun di kalangan atlet. Sprain Ankle dapat menyebabkan nyeri akut, bengkak, pergelangan kaki kronis.

Bacaan Lainnya

Ada berbagai intervensi terapeutik untuk Sprain Ankle, yang melibatkan terapi farmakologis (misalnya, obat anti-inflamasi nonsteroid) dan terapi nonfarmakologis (misalnya, dukungan fungsional, olahraga, dan mobilisasi manual).

Baca juga: Penanganan Cedera pada Sprain Ankle

Sprain ankle sebagian besar terjadi karena rotasi internal dan adduksi kaki plantarflexed dengan kerusakan selanjutnya pada kompleks capsulo-ligamentous lateral.

Sekitar 65% dari semua Sprain Ankle lateral mengalami cedera di ligamentum tibio-fibular anterior (ATFL), sementara 20% adalah gabungan cedera ATFL dan ligamen calcano-fibular.

85% dari semua cedera pergelangan kaki adalah sprain ankle dan 85% di antaranya adalah keseleo inversi, dengan sekitar satu keseleo pergelangan kaki terjadi per 10.000 orang setiap hari. Meskipun biasanya dianggap sebagai cedera yang tidak berbahaya, tingkat pemulihan penuh selama tiga tahun berkisar antara 36% sampai 85%.

Ketidakstabilan pergelangan kaki kemungkinan besar disebabkan oleh kerusakan struktur pasif dan gangguan neuromuskuler.

Baca juga: Mengenal Apa itu Cedera pada Pergelangan Kaki (Sprain Ankle) dan Penanganannya

Kerusakan struktur pasif, misalnya struktur kapsul dan ligamen, mengakibatkan obyektif (laci anterior, talar miring) dan ketidakstabilan subyektif (memberi jalan).

Gangguan neurologis termasuk kelelahan otot, penurunan keseimbangan dinamis dan gangguan kontrol postural. Hal ini menghasilkan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, kualitas hidup yang berkurang, dan kemungkinan peningkatan risiko osteoartritis.

Fisioterapi memiliki program-program untuk mengurangi nyeri sprain ankle program ini bertujuan untuk memperkuat pergelangan kaki pasien.

Program latihan nya antara lain Neuromuscular Taping (NMT), taping, bracing, akupunktur, Whole Body Vibration (WBV). Setiap program-program tersebut dilakukan dengan intesitas berbeda-beda.

Program latihan yang pertama, yaitu Neuromuscular Taping (NMT). Intervensi ini digunakan untuk mencegah cedera olahraga sehingga membutuhkan kepatuhan peserta yang tinggi. Oleh karena itu, cara untuk meningkatkan kepatuhan menjadi fokus dari banyak studi intervensi maka dikembangkanlah Program StrengthenYour Ankle.

Sejak saat itu, program tersebut dipelajari secara intensif. Untuk menunjukkan bahwa program itu efektif dalam mengurangi keseleo pergelangan kaki berulang untuk mereka dengan kepatuhan tinggi.

Kedua yaitu penggunaan taping. Taping ini banyak digunakan dan diterima secara umum untuk keseleo pergelangan kaki. Pengunaan taping bertujuan untuk memberikan stabilitas lebih dan lebih cepat kembali bekerja dan olahraga.

Baca juga: Cedera Meniscus

Selanjutnya yang ketiga yaitu bracing. Bracing itu sendiri digunakan selama 12 bulan dalam segala aktivitas, digunakan sebagai tindakan pencegahan sekunder untuk kekambuhan keseleo pergelangan kaki penurunan dua kali lipat dalam risiko kekambuhan.

Keempat yaitu Whole Body Vibration (WBV). Secara umum, frekuensi 10Hz dan 20Hz menyebabkan kontraksi otot isotonik.

Getaran amplitudo tampaknya berkorelasi positif dengan aktivitas otot. WBV sendiri memiliki banyak kontraindikasi dan efek samping salah satu efek sampingnya adalah hiposensitivitas sementara pada telapak kaki.

Adapun intensitas yang digunakan yaitu 2 kali seminggu dengan kecepatan 30 menit/sesi, menggunakan sistem getaran bolak-balik sisi sinusoidal dengan perpindahan puncak-ke-puncak dari 0 – 9 dengan 5 – Akselerasi 30 Hz.

Jadi, sprain ankle adalah salah satu cedera muskuloskeletal dimana terjadi penguluran atau robekan pada ligament atau kapsul sendi yang berperan untuk menjaga stabilitas sendi. Ketidakstabilan pergelangan kaki kemungkinan besar disebabkan oleh kerusakan struktur pasif dan gangguan neuromuskuler.

Kerusakan struktur pasif, misalnya struktur kapsul dan ligamen, mengakibatkan obyektif (laci anterior, talar miring) dan ketidakstabilan subyektif (memberi jalan). Gangguan neurologis termasuk kelelahan otot, penurunan keseimbangan dinamis dan gangguan kontrol postural. Hal ini menghasilkan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, kualitas hidup yang berkurang, dan kemungkinan peningkatan risiko osteoartritis.

Penanganan sprain ankle bisa dengan Neuromuscular Taping (NMT), taping, bracing, Whole Body Vibration (WBV). Durasi latihan nya sendiri berbeda-beda menyesuaikan kebutuhan setiap pasien dan tingkat keparahan yang diderita oleh pasien.

annisa yudith tiara

Penulis: Annisa Yudith Tiara
Mahasiswa Prodi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan

Dosen Pengampu: Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.