Penerapan Drone dalam Dunia Teknik Sipil

Drone
Gambar Drone (Sumber: Gambar dari Penulis)

Drone adalah nama lain dari Unmanned Aerial Vehicle (UAV), yang merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau secara otonom. Sama seperti pesawat, drone juga dirancang untuk terbang dengan menggunakan propeler atau sayap yang menghasilkan daya angkat.

Drone terdiri dari beberapa komponen, yaitu rangkaian elektronik, baterai, dan motor. Selain itu, drone dapat ditambahakan aksesoris tambahan, seperti GPS, akselerometer, dan sensor-sensor yang lain.

Drone mulai mendapatkan popularitas yang signifikan di tahun 2010. Dimana teknologi drone semakin matang dan mudah untuk dioperasikan dan pada 2010 banyak sekali inovasi yang muncul seperti dalam desain, baterai yang tahan lama, hingga kemampuan terbang yang stabil.

Bacaan Lainnya

Sejak tahun 2021 penggunaan drone mulai digemari oleh masyarakat Indonesia, baik hanya untuk hiburan hingga membantu dalam pekerjaan.

Beberapa contoh penggunaan drone dalam pekerjaan antara lain dalam industri perfilman, pertanian, pemetaan, dan masih banyak lagi.

Namun, penggunaan drone sebenarnya sudah ada beberapa dekade sebelumnya dimana penggunaan drone sudah eksis di dunia militer. Baik untuk pengintaian atau pemantauan wilayah secara jarak jauh, hingga drone yang dilengkapi dengan senjata untuk keperluan serangan udara.

Drone memiliki beberapa jenis yaitu quadcopter, fixed wing, drone racing, drone konsumer, drone militer, drone multirotor, angin tetap drone, helikopter drone.

Penerapan drone dalam dunia teknik sipil telah memberikan dampak yang signifikan dalam beberapa bidang, termasuk pemetaan, pengawasan konstruksi, inspeksi infrastruktur, pemantauan lingkungan, pengawasan keamanan, pengurangan biaya dan waktu, keselamatan kerja.

Untuk jenis jenis drone yang digunakan dalam bidang teknik sipil yaitu: drone multirotor, angin tetap drone, helikopter drone, drone hybrid.

Drone multirotor merupakan drone yang dapat memiliki 8 rotor tergantung pada stabilitas dan payload yang dibawa oleh drone.

Drone jenis ini memiiliki beberapa kelemahan yaitu waktu yang relatif singkat saat terbang, daya tahan kurang, dan kecepatan terbatas, karena kelemahan kelemahan inilah drone jenis ini tidak cocok dalam proyek proyek dengan skala besar yang menggunakan drone dalam waktu yang lama. Drone multirotor terbaik saat ini memberikan waktu terbang sekitar 30 menit.

Drone hybrid merupakan jenis drone yang menggabungkan dua atau lebih sistem data untuk menghasilkan tenaga dan mendorong drone jenis ini.

Karena drone jenis ini menggabungkan dua atau lebih sistem maka drone ini memiliki banyak keuntungan yaitu daya tahan lebih lama, jangkauan yang lebih besar, dan kapasitas muatan yang lebih banyak daripada drone jenis lainnya.

Adapun kelemahan dari drone jenis ini yaitu tingkat kebisingan yang lebih tinggi, penggunaan daya yang lebih besar, memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif.

Helikopter drone biasa juga disebut Vertical Takeoff and Landing (VTOL) drone. Seperti namanya, drone ini dapat lepas landas dan mendarat secara benar-benar vertikal. Oleh karena itu, drone jenis ini sangat cocok untuk pemantauan atau survei yang memiliki mobilitas dan fleksibilitas tinggi.

Fixed-wing drone merupakan drone yang mempunya desain mirip dengan pesawat terbang konvensional.

Drone jenis ini dapat terbang dengan jarak jauh dan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, drone jenis ini biasanya digunakan untuk survei topografi dengan area yang cukup luas.

Drone ini juga ditambah sensor-sensor yang agar mendapatkan data yang valid karena drone ini dapat mencakup area yang luas dengan waktu yang cepat.

Penerapan drone dalam teknik sipil mulai banyak digunakan, terutama pada pekerjaan yang membutuhkan data atau visualisasi dari atas, seperti pemetaan dan pengukuran karena drone dapat menghasilkan data yang berupa gambar dan video.

Untuk mendapatkan hasil yang valid, tentu adanya pengembangan baik dari sarana dan prasarana. Contoh yang sudah umum digunakan yaitu untuk pemetaan dan survei, dimana drone ini dilengkapi dengan kamera dan sensor.

Hal ini sangat membantu karena dengan adanya drone data visual dan geospasial yang akurat dan sangat cepat dengan area yang luas. Hal ini juga memungkinkan untuk membuat peta topografi dan pemodelan 3D.

Selain itu drone juga dapat membantu dalam melakukan pengawasan konstruksi secara real-time, dimana dapat meminimalisir kecacatan dalam konstruksi dan mengidentifikasi potensi masalah yang dapat ditimbulkan.

Keuntungan penerapan drone dalam teknik sipil termasuk efisiensi waktu dan biaya yang lebih tinggi, akses yang lebih baik ke area yang sulit dijangkau, pengumpulan data yang lebih akurat, dan peningkatan keamanan kerja, pengawasan proyek dan pengendalian kualitas.

Peningkatan keamaan kerja dapat menjadi lebih baik karena tidak perlu petugas atau pekerja yang masuk ke lokasi yang sulit untuk diakses, sehingga memperkecil risiko yang mungkin terjadi.

Pengawasan proyek dan pengendalian kualitas dapat terkendali karena drone dapat memonitoring pekerjaan dari atas sehingga dapat mengidentifikasi potensi masalah, dapat memeriksa keakutayan dan kualitas yang pekerja lakukan.

Pengurangan biaya dan waktu dapat dilakukan karena penggunaan drone dapat memantau, menginspeksi, dan mencapai area area yang sulit dijangkau dengan cepat dan dapat mengumpulkan data dengan akurasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi resiko kesalahan dan dapat mengurangi waktu dan biaya.

Namun, ada juga tantangan yang perlu diatasi, seperti regulasi penerbangan drone, integrasi data yang kompleks, dan kebutuhan untuk melatih orang yang terampil dalam mengoperasikan drone.

Tantangan lain yang terjadi tetapi tetap harus dihadapi adalah berkurangnya tenaga kerja yang sebelumnya melakukan pekerjaan secara manual karena tergantikan oleh drone.

Oleh karena itu, perlunya pelatihan mengenai teknologi drone ini, sehingga semakin banyak yang terampil dan penggunaan drone semakin banyak dan pekerjaan pemetaan dapat selesai secara efektif dan efisien.

Dengan perkembangan teknologi untuk pemetaan menggunakan drone, maka pekerja-pekerja juga harus beradaptasi dengan teknologi ini.

Selain itu, dengan bertambah banyaknya penggunaan drone untuk pekerjaan pada teknik sipil, diharapkan perusahaan drone dan sarana lainnya selalu berinovasi agar menciptakan drone dan sensor-sensor lain yang lebih baik, sehingga menghasilkan data yang lebih valid dengan waktu yang lebih singkat.

 

Penulis:

  1. Yosafat Sigit Dwi Arsena
  2. Alexander Melvin Gresika Putra
  3. Bobby Purnomo

Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.