Proses penelitian menggunakan pupuk petroganik dilaksanakan oleh M. Febrian Ika Nurofik di Universitas Islam Kadiri Kadiri mulai bulan April sampai Juli 2016 di Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea dan Petroganik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun, sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh.
Semakin meningkat dosis Urea maupun Petroganik yang diberikan ke tanaman, pertumbuhan dan hasil bawang daun semakin meningkat dan penelitian jenis mulsa dilaksanakan selama empat bulan yaitu mulai bulan juni sampai dengan september 2020.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lasalepa, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Saya memilih 2 yaitu pupuk dan jenis mulsa dengan penjelasan yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama.
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik. Pupuk Petroganik merupakan salah satu bentuk bahan organik yang sudah diolah serta efektif dan efisien untuk diaplikasikan di lapangan.
Baca Juga:Â Masa Depan Pertanian Menggunakan Robotika
Langkah-Langkah Penelitian
Prosedur Penelitian
Bibit bawang daun diperoleh dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu dengan memecah anakan. Rumpun tanaman bawang daun yang dijadikan bibit dipilih yang sudah berumur 2 bulan setelah tanam, pertumbuhannya sehat dan tidak mengandung hama maupun penyakit. Rumpun induk dipisahkan menjadi beberapa bagian sebagai bakal bibit.
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan dengan menggunakan parang dan sabit lalu diukur. Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali dengan kedalaman 25-30 cm.
Penanaman
Bibit bawang daun ditanam di petak percobaan yang sebelumnya dibuat lubang dengan kedalaman 5 cm, setiap lubang ditanami 1 bibit bawang daun, penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari pada waktu siang.
Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 20 cm. Apabila ada tanaman yang mati segera lakukan penyulaman paling lama satu minggu setelah tanam.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 10 t ha-1 atau 1 kg petak-1 diberikan pada saat membuat petak percobaan dan dilakukan dengan cara disebar.
Pemberian Mulsa
Pemberian mulsa dilakukan sebelum penanaman bibit dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan sesuai dengan perlakuan masing-masing dengan takaran 1 kg petak -1 setara dengan 10 t ha-1
Pemeliharaan
Kegiatan dalam pemeliharaan tanaman bawang daun terdiri dari:
- Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma disekitar tanaman pada umur 2 minggu setelah tanam atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma
- Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari kecuali hujan tidak dilakukan penyiraman.
- Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan karena tidak ada hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
- Panen
Baca Juga:Â Membumikan Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati
Bawang daun dapat dipanen setelah berumur 2, 5 bulan setelah tanam atau 4 bulan setelah benih disemai. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman atau membongkarnya dengan alat bantu kored.
Panen bawang daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore pada saat cuaca cerah (tidak mendung atau hujan). Hasil panen bawang daun yang pertumbuhannya baik mencapai 10 ton per hektar (Sunarjono, 2007).
Keunggulan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan Bawang Daun
Pemanfaatan mulsa organik kirinyuh selain dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah juga dapat berpengaruh terhadap tanaman.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian Sheku et al. (2012) bahwa dengan pemberian mulsa organik kirinyuh sebanyak 3,75 ton ha-1 dapat meningkatkan jumlah polong kering, bobot kering polong dan hasil biji kering serta berpengaruh juga terhadap diameter batang, jumlah daun, luas daun dan tinggi tanaman kacang tunggak.
Hasil penelitian Rahmawati (2004) pemberian dosis mulsa kirinyuh sebanyak 12 ton ha-1 efektif meningkatkan kandungan N dan P tanah serta serapan N dan P daun dan juga memberikan hasil yang nyata pada bobot kering daun tanaman Desmodium rensoni.
Perlakuan tanpa mulsa menyebabkan kekurangan air tanah yang cukup besar, sehingga terjadi defisit air yang menghambat pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut Slatyer (1969) dalam Syaifuddin dan Pranowo, 2007. bahwa cekaman air akan menyebabkan suhu daun meningkat, dan stomata menutup, dan sebagai akibatnya respirasi meningkat yang dapat mengurangi hasil asimilasi netto.
Penelitian Rajabsyah (2012) bahwa perlakuan mulsa plastik hitam perak memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah yang lebih baik dan berbeda nyata dengan perlakuan mulsa jerami, mulsa serasah jagung, mulsa kirinyuh dengan produksi sebesar 875.17 g/pohon atau 36,46 ton/ha.
Selanjutnya penelitian Haliya, (2013) bahwa mulsa jerami padi dengan takaran 10 t ha-1 (M4) memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman yang lebih baik dengan produksi sebesar 794,36 g/pohon atau 22,69 t ha. Mulsa sangat berguna untuk menghambat tumbuhnya gulma, melindungi tanah dari erosi, menjaga struktur tanah agar tetap baik, serta menjaga kelembaban tanah
Baca Juga:Â Air Cucian Beras untuk Pupuk Organik yang Ramah di Kantong
Mengapa Memilih Jenis Mulsa untuk Penelitian ini?
Menurut Anra, mulsa material pertanian yang menutupi tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Mulsa juga dapat menjaga tanah dari erosi sehingga struktur dan komposisi tanah dapat terjaga.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
- Jenis mulsa (M) yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan produksi.
- Jenis mulsa kirinyuh dengan takaran 90 gr tanaman-1 atau 10 t ha-1 memberikan pertumbuhan dan produksi bawang daun yang terbaik dengan rata-rata produksi mencapai 131,8 gr tanaman-1 atau 32,95 ha.
Penulis: Alexa Zaskia Bunga Andhara
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News