Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental pada Ibu, yuk Baca Beberapa Tips Ini!

Kesehatan Mental pada Ibu
Ilustrasi Ibu dan Anak (Sumber: pexels)

Menurut ahli Pakar Psikologi UNAIR, Dr. Ike Herdiana., M. Psi “Bahwa Wanita seringkali menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental.

Dalam ranah rumah tangga, Wanita lebih banyak terlibat dalam mengurus anak dibandingkan Pria. Begitu pula dengan peran Wanita yang sering memikul tanggung jawab, jika salah satu keluarga ada yang mengalami kecacatan atau lanjut usia” ujarnya.

Faktanya, sebesar 47% Wanita berisiko tinggi mengalami gangguan mental dibandingkan oleh Pria yaitu sebesar 36% (menurut penelitian dari Homewood Health United Kingdom).

Wanita hampir 2x lipat mengalami gangguan mental. Lantas mengapa Wanita menjadi kelompok yang paling rentan menderita masalah kesehatan mental?

Bacaan Lainnya

Wanita yang akan menjadi seorang Ibu tentu bukan hal yang mudah, perubahan-perubahan secara psikologis pasti akan terlihat.

Hal tersebut terjadi akibat perbedaan peran dan tanggungjawab yang dialami oleh setiap Ibu saat  mengandung anaknya maupun setelah melahirkan.

Masalah kesehatan mental pada Ibu dapat terjadi cukup lama hingga beberapa waktu setelah melahirkan. Masalah kesehatan mental yang lebih ringan seperti gangguan mood, sering merasa cemas dan akan lebih fatal apabila tidak segera diatasi.

Karena, tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pada Ibu tetapi juga mengganggu kedekatan antara Ibu dan Anak. 

Cara untuk Menjaga Kesehatan Mental pada Ibu:

Langkah pertama yaitu berhenti membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan Ibu-ibu yang lain. Karena dengan hal tersebut seorang ibu menjadi lebih fokus mengurus anaknya sendiri. 

Kedua, membiasakan berbicara positif kepada diri sendiri. Contohnya seperti:

“Saya seorang Ibu yang hebat”

“Saya percaya saya dapat menjalani hari yang baik hari ini”

“Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi Ibu yang baik” dan lainnya.

Karena dengan berbicara positif kepada diri sendiri dapat merubah mindset seorang Ibu menjadi lebih terbuka dan jujur kepada diri sendiri. 

Ketiga, berhenti membandingkan anak sendiri dengan anak-anak yang lain. Lalu, tetap bersyukur dan fokus dengan perkembangan anak sendiri, selain menjaga kesehatan mental pada Ibu ternyata dapat menjaga kesehatan mental pada anak.

Karena jika seorang Ibu membandingkan anaknya dengan anak-anak lain, perlahan anak sendiri akan kurang percaya diri dan cemas berlebihan untuk memenuhi ekspektasi orangtua mereka. 

Keempat, menghargai tubuh kita sendiri, salah satunya dengan menghargai adanya stretch mark. Apa itu stretch mark? stretch mark adalah bekas luka melahirkan maupun luka operasi sesar. 

Dan yang terakhir yaitu memberanikan diri untuk mendiskusikan peran dan tanggungjawab mengurus anak kepada suami, pastinya harus dengan kepala dingin agar diskusi berjalan lancar dan saling bertukar pikiran untuk rencana kedepannya.

Penulis: Intan Cahyani
Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Maju

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Instagram: @kemenkes_ri (Kementerian Kesehatan RI), @Ibupedia_id (Ibu Pedia), dan UNAIR News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses