Pentingnya Peran Agama dalam Kesehatan Tubuh dan Mental pada Diri Manusia

Kesehatan Tubuh dan Mental
Peran Agama dalam Kesehatan Tubuh dan Mental Manusia. (Sumber: pixabay.com)

Agama dan spiritualitas merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Selain sebagai cara untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, agama juga baik untuk kesehatan kita.

Memeluk agama dan kepercayaan tertentu sangat erat kaitannya dengan kehidupan spiritual dan kondisi kesehatan seseorang.

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kegiatan keagamaan secara rutin dapat memperpanjang umur seseorang hingga 2-3 tahun.

Orang yang rutin beribadah menurut keyakinannya merasa lebih tenang, damai, bahagia dan penuh kasih sayang untuk dan dengan orang-orang di sekitarnya. Beberapa hal tersebut menjadi alasan mengapa agama dapat membuat seseorang menjadi lebih sehat.

Bacaan Lainnya

Tidak semua orang bisa menghadapi penyakitnya dengan tenang. Kadang nasehat dokter atau keluarga untuk berdamai dengan hal buruk yang terjadi tidak bisa menenangkan pikiran yang sudah galau.

Perasaan, pikiran, suasana hati dan mungkin keadaan psikologis seseorang dapat terganggu ketika terjadi sesuatu pada kesehatannya. Namun, jika anda percaya pada Sang Pencipta, anda percaya semua akan memudahkan anda.

Menurut Askolan Lubis (dalam Fine, 1973:21) teori dan praktik terapi psikoanalitik jelas juga dipengaruhi oleh filsafat bangsa Yunani dan Romawi kuno serta perkembangan ilmu pengetahuan modern pada abad ke-19, seperti psikologi terkait, neurologi dan psikiatri.

Jadi psikoanalisis banyak yang menekankan faktor tidak sadar dan didasarkan pada pengaruh aspek biologi manusia.

Begitu pula munculnya pendekatan perilaku terhadap terapi, tidak yang kedua adalah pengaruh pemikiran objektif-naturalistik dalam psikologi.

Pendekatan yang cukup dekat dengan behaviorisme adalah pendekatan kognitif, yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi (Askolan Lubis dalam Ellis, 1973:113).

Sesuai dengan pendekatan behavioris, muncullah pendekatan humanistik (eksistensial) dalam psikoterapi (Askolan Lubis dalam Subandi, 1994: 2).

Pendekatan penekanan nilai-nilai kemanusiaan individu ini tampaknya dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakat Barat yang menjunjung tinggi nilai-nilai individu dan hak asasi manusia.

Dari pendekatan humanistik inilah muncul pendekatan terapeutik yang menekankan sisi spiritual manusia: pendekatan religius. Munculnya pendekatan ini tidak lepas dari munculnya nilai-nilai spiritual di masyarakat Barat. Ini terlihat dari minatnya mempelajari tradisi dan praktik dunia Timur.

Keempat pendekatan tersebut dapat dibandingkan dengan empat foto seseorang dari sudut yang berbeda. Jadi masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri.

Apalagi kritik dan koreksi timbal balik dari satu pendekatan terapeutik ke pendekatan lainnya adalah hal yang lumrah di dunia ilmiah.

Umat Islam diperbolehkan untuk menerima pendapat karena masalah yang berkaitan dengan transfer ilmu merupakan hal yang lumrah di dunia Islam.

Hal ini didasarkan pada perintah para rasul untuk mencari ilmu secara lahiriah. Namun ada upaya untuk membangun, Perkembangan psikoterapi Islam harus didorong.

Semua pendekatan terapeutik dalam psikologi selalu didasarkan pada gambaran tertentu dari orang tersebut. Ide ini memiliki implikasi besar untuk aplikasi praktis.

Misalnya, terapi psikoanalitik melihat manusia sebagai makhluk yang sangat dipengaruhi oleh proses bawah sadar, termasuk asosiasi bebas, analisis mimpi, penafsiran.

Sebuah pendekatan behavioris yang menekankan pengaruh kognitif dan banyak teknik pembelajaran (pointer conditioning) yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membentuk perilaku manusia.

Pendekatan humanistik melihat orang sebagai makhluk sadar dengan tanggung jawab dan tanggung jawab pribadi. Jika kemungkinan ini bagus, hubungan terapis-klien terpenuhi.

Penerimaan dan empati sangat penting. Sebaliknya, pendekatan transpersonal yang menekankan sisi spiritual manusia menggunakan berbagai teknik meditasi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana psikoterapi Islam memandang manusia.

Di mata iman kita, al-Quran adalah sebagai hudan (QS. 2: 2). Al-Quran sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk berpikir kreatif.

Selama kita belum menempatkan al-Quran sebagai hudan (petunjuk) dalam mencipta, mengembangkan intelektual dan hati berarti kita belum mampu memahami elan dasar al-Quran.

Informasi pertama kali yang diberitahukan oleh al-Quran, manusia diciptakan Allah ﷻ dari al- ‘alaq (QS. 96: 2). Dalam ayat lain diungkapkan bahwa manusia berasal dari setetes air mani yang bercampur (QS. 76: 2), dari air mani yang memancar (QS. 75: 37).

Ruh adalah dimensi ketuhanan dalam diri manusia yang memungkinkan manusia mencapai derajat yang tinggi dan berhubungan “langsung” dengan Tuhan. Pengaruh Roh pada orang-orang adalah pembangkitan keinginan untuk berbuat baik.

“Roh adalah sumber akhlak mulia dalam diri manusia” (Askolan Lubis dalam Effendi, 1867:36).  Ada dua akibat yang menonjol kalau ruh sebagai sumber kebaikan tercemar.

Pertama, kalbu akan didominasi oleh nafsu (dorongan primitive) baik yang mengarah pada kesenangan jasmani maupun duniawiah. Kedua, penyakit- penyakit tumbuh subur.

Al-Qussi mengatakan bahwa kesehatan mental adalah harmoni kelengkapan atau keterpaduan antara fungsi-fungsi jiwa yang mempengaruhi kemampuan mengobati gangguan kesehatan mental umum pada manusia (Askolan Lubis dalam Al-Qussi, 1974:38).

Askolan Lubis  (Zakiah Daradjat, 1990:12) menunjukkan bahwa kesehatan jiwa adalah pengetahuan dan kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin segala kemungkinan, keterampilan dan kualitas yang ada untuk membahagiakan diri sendiri dan orang lain dan untuk menghindari gangguan mental dan penyakit.

Askolan Lubis (dalam Siti meichati, 1983:7) mengelompokkan keadaan seseorang yang sehat mental apabila mempunyai 3 sifat, yaitu (1) pandangannya sehat terhadap kenyataan diri dan sekitarnya, (2) kecakapan menyesuaikan diri pada segala kemungkinan, dan (3) kemampuan mengatasi persoalan.

Oleh karena itu, orang yang sehat mental meskipun ada persoalan, konflik, frustasi tidak akan menghalinya untuk bertidak dan berubah. Mereka juga mudah untuk beradaptasi terhadap lingkungan.

Sholat adalah proses yang membutuhkan aktivitas fisik, kontraksi otot, tekanan dan pesan ke otot tertentu. Shalat adalah proses relaksasi. Salah satu teknik yang paling umum digunakan proses penyembuhan pada gangguan jiwa adalah relaksasi ini.

Askolan Lubis  (dalam Arif Wibisono 1985: 12) mengungkapkan bahwa ada hubungan antara keteraturan shalat dan tingkat kecemasan. Lebih rajin dan semakin teratur seseorang berdoa, semakin rendah tingkatannya kekhawatiran.

Para dokter sepakat bahwa puasa adalah cara yang efektif untuk membersihkan tubuh dari lemak sakit dan sisa makanan. Juga, kegunaan puasa untuk mekanisme tubuh sebelumnya tidak diketahui. Sampai kini pun belum tergantikan oleh teknologi medis.

Dalam Islam, Al-quran adalah pedoman dalam segala bidang kehidupan. Dia mendorong kita untuk berpikir kreatif.

Selama kita gagal menempatkan Al-Qur’an sebagai sarana untuk mengembangkan akal dan hati kita, berarti kita telah gagal memahami kebenaran-kebenaran dasar Al-Qur’an.

Dia adalah “pemimpin” dalam segala hal, termasuk kesehatan mental atau terapi untuk gangguan kesehatan mental.

Pendapat saya sebagai mahasiswa kesehatan peran agama memang sangat berpotensi untuk mencegah kesehatan jiwa atau gangguan kesehatan.

Karena larangan Allah ﷻ serta perintah Allah ﷻ untuk saling memenuhi kebutuhan, saling merasakan derita dan kenikmatan untuk mencegah gangguan kesehatan jiwa. Karena tujuan agama agar manusia menerima kenyataan hidup.

Penulis: Galuh Aprilia
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Imamah Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses