Peran Perempuan dalam Gerakan Terorisme dan Radikalisme

Stop Teror
Sumber: pixabay.com

Paham radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam sebuah politik, paham yang mempunyai keinginan adanya perubahan dan pembaharuan sosial serta politik dengan menggunakan cara kekerasan atau tindakan ekstremisme serta terorisme (Asrori, 2015).

Semula paham ini banyak disoroti hanya pada kaum laki-laki yang menjadi bagian dari gerakan radikalisme. Dibuktikan dengan banyaknya kasus terorisme yang banyak melibatkan laki-laki sebagai pelaku teroris dari paham radikalisme.

Namun pada kenyataan, pada zaman sekarang ternyata gerakan radikalisme dan teororisme tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja, tetapi juga dilakukan oleh perempuan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Pencegahan Sikap Radikalisme dan Rasisme terhadap Peserta Didik Sekolah Menegah Atas (SMA)

Perempuan yang dikenal sebagai sosok yang lembut dan penuh kasih sayang tetapi sekarang juga ternyata mempunyai peran dalam gerakan radikalisme dan terorisme.

Seperti dengan adanya kasus yang mengubah peran perempuan aktivitas teroris di Indonesia (serangan Surabaya), dan Bangladesh yang melibatkan perempuan pelaku bom bunuh diri menyoroti bagaimana perempuan semakin mengambil peran aktif dan ikut bertempur.

Realitas di lapangan di kedua negara ini telah mengalahkan gagasan ekstrimis kekerasan tentang peran gender, yaitu laki-laki sebagai kombatan (anggota angkatan bersenjata) dan perempuan sebagai non-kombatan (Internasional, 2021). 

Dari adanya contoh kasus di atas bisa ditelaah bahwa perempuan mendukung adanya Gerakan radikalisme dan terorisme yang juga merupakan gerakan ekstrimisme, sosok perempuan sebagai sosok yang lemah lembut dan keibuan.

Dengan adanya kasus tersebut bisa menimbulkan persepsi negatif bahwa perempuanlah yang ternyata juga mempunyai peran dalam paham radikalisme ini dan tidak hanya laki-laki saja yang masuk ke dalam paham radikalisme tersebut.

Baca Juga: Penyuluhan Anti Rasisme dan Radikalisme di SMAS Ananda Batam

Sebenarnya apa yang membuat perempuan bisa terlibat dalam gerakan radikalisme tersebut? Motifnya sebenarnya bermacam-macam tetapi yang paling inti dari doktrin radikalisme dan terorisme adalah pertama, isu agama yang dibungkus dengan sesuatu yang tidak sia-sia artinya seseorang tersebut ditawarkan untuk berjihad jalan Allah agar kelak saat meninggal matinya tidak sia-sia dan akan masuk surga.

Kedua, bentuk rasa kasih sayang terhadap orang terdekat seperti orangtua, suami, dan anak. Para perempuan yang melakukan gerakan terorisme dan radikalisme ini merasa bahwa bentuk Ia melakukan kebaikan adalah dengan memberikan surga kepada orang tersayang dengan melakukan bom bunuh diri.

Ketiga, bentuk patuh kepada suami (pasangan) juga menjadi penyebab masuknya perempuan dalam gerakan ini, perempuan yang dominan mempunyai perasaan sensitive, emosional yang labil dan mempunyai sikap patuh kepada suami/ pasangannya, cenderung membuat perempuan untuk mudah diberikan pemahaman radikalisme dan terorisme serta dimanfaatkan oleh kaum laki-laki untuk ikut turun dalam aksi radikal tersebut.

Adanya peningkatan fenomena peran perempuan dalam gerakan radikalisme dan terorisme ini menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan untuk terlibat dalam kasus ini.

Baca Juga: Pencegahan Radikalisme dan Rasisme Sejak Dini di SMK Mahardika Singkep

Hal ini banyak disebabkan oleh banyak fakor seperti sosial, adanya perbedaan pola pikir, ekonomi, dan adanya doktrin yang semakin mendorong bahkan memotivasi para perempuan nekat melakukan aksi dari gerakan radikalisme dan terorisme.

Ketidaktahuan dan rentannya perempuan dalam pengaruh radikalisme dan terorisme ini semakin menjadi sasaran untuk memberikan pemahaman dan ideologi yang menyimpang, sehingga para perempuan sering dimanfaatkan dalam gerakan radikalisme dan terorisme.

Keterbatasan pada akses informasi yang juga dimiliki dan adanya keterbatasan untuk bisa menyampaikan pendapat dan dan sikap juga menjadi faktor penyebab gerakan ini.

Penulis: Maulida Alfa Sani
Mahasiswa Jurusan interdisciplinary Islamic Studies Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Asrori, A. (2015). Radicalism in Indonesia: Between Historicity and Anthropicity. Kalam, 9(2), 253–263.

Internasional, A. (2021). Machine Translated by Google Pusat Global untuk Keamanan Koperasi Peran Perempuan dalam Terorisme , Konflik , dan Ekstremisme Kekerasan : Pelajaran untuk Author ( s ): NAUREEN CHOWDHURY FINK , RAFIA BARAKAT and LIAT SHETRET Pusat Keamanan Koperasi Global ( 2013 ) Machine Translated by Google.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI