Awal tahun 2020 menjadi awal transformasi besar-besaran di seluruh dunia karena bencana pandemi COVID-19. Pertengahan tahun 2021, telah ditemukan vaksin untuk mengurangi dan mengantisipasi penyebarluasan wabah COVID-19. Memberi harapan pada sektor industri serta pendidikan.
Banyak hal yang terdampak peristiwa pandemi ini, perbedaannya sangat mencolok terutama pada pendidikan anak dan pekerjaan.
Transformasi yang terjadi secara mendadak ini membuat beberapa keluarga syok karena tidak ada yang menduga bahwa pandemi ini berlangsung sangat lama dan cenderung menyusahkan. Fase ini dikenal dengan sebutan era new normal.Â
Baca juga: Ibu adalah Pendidikan Pertama dan Utama untuk Anak
Apa itu new normal? Bagaimana dampaknya?
Fase new normal merupakan kondisi dimana masyarakat mulai beraktivitas di luar rumah seperti biasanya. Namun, pemerintah tetap menegaskan penerapan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah, dengan tujuan agar penyebaran COVID-19 tidak masif.
Pada era new normal, manajemen keuangan, waktu, komunikasi, dan manajemen sumber daya manusia dalam keluarga mengalami perombakan yang sangat signifikan.
Hal ini tidaklah mudah, menjadi tantangan bagi sebuah keluarga untuk menyesuaikan diri menjalankan peranannya masing-masing pada masa transformasi ini.
Menariknya, pada masa transformasi ini seorang Ibu harus menjalankan peran gandanya sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus sebagai pekerja.
Bagaimana peran ganda seorang ibu?
Pada era modern ini wanita tidak lagi dianggap sebagai sosok yang hanya bertugas mengurus anak, suami, dan rumah tangga saja.
Anggapan tersebut sudah bergeser seiring berkembangnya zaman. Perubahan anggapan tersebut mendorong kaum wanita untuk ikut terjun berpartisipasi dalam dunia kerja.
Namun, kenyataannya wanita yang bekerja akan mengalami second shift, maksudnya adalah kedua peran yang dimiliki wanita yaitu menjadi ibu dalam keluarga dan menjadi pekerja perlu dilakoni dengan tanggung jawab yang berat.
Sehingga terkadang terjadi role overload dimana wanita akan mengalami peran berlebih (peran pekerja dan pengurus rumah tangga).Â
Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut sedang menjalankan perannya.
Peran dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Peran berlangsung apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan statusnya di sebuah keluarga.
Selama masa transformasi pandemi, seorang Ibu menjalankan peran ganda, dihadapkan oleh konflik keluarga dan juga pekerjaan. Konflik peran ganda dipengaruhi oleh kultur dimana individu itu berasal, yang menjadi masalah adalah kesejahteraan psikologis individu yang mengalaminya.Â
Baca juga: Tanggapan Ibu Rumah Tangga Tentang Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Telur
Dampak masa transisi terhadap peran ganda seorang ibu
Dampak terbesar dari konflik peran ganda ini terjadi pada wanita pekerja terutama wanita yang bekerja secara formal seperti pekerja kantoran lainnya yang memiliki jadwal yang tetap.
Seorang wanita karir pada awalnya memiliki ekspektasi atau bayangan menjadi seorang ibu sekaligus menjadi seorang pekerja. Namun, apa yang diekspektasikannya tak sesuai dengan realita yang terjadi. Wanita tersebut harus bekerja dua bahkan tiga kali lebih keras daripada sebelumnya.
Karena tekanan yang berasal baik dari keluarga maupun tuntutan kerja membuat seorang wanita menjadi stres. Alhasil, emosi dan psikis dari wanita tersebut cenderung tidak stabil dan terkadang bisa menyebabkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang sekitarnya.
Salah satu contoh akibat dari besarnya tekanan seorang ibu pekerja dalam keadaan work from home antara lain mudah marah ketika seorang anak melakukan sebuah kesalahan bahkan melukai fisik sang anak seperti mencubitnya.
Tentu sang anak akan menangis sehingga akan menimbulkan konflik batin dalam diri seorang ibu, dia akan merasa bersalah dan sedih akibat telah membuat kecewa dan sedih sang buah hati.
Hal ini diperparah oleh sikap seorang ibu yang sungkan untuk menceritakan permasalahan yang dialaminya kepada sang suami sehingga segala keresahan yang dialaminya hanya dipendam oleh dirinya sendiri.
Selain itu seorang wanita karir yang sudah berumah tangga juga kesulitan untuk membagi waktu antara mengurus rumah dan pekerjaan.
Seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki beban untuk mengurus rumah tangga harus juga mengurus pekerjaan kantornya. Hal ini mengakibatkan urusan rumah tangga dan urusan pekerjaan tidak berjalan optimal. Apalagi, rumah tangga yang membebankan semua urusan rumah tangga kepada seorang istri saja.
Keadaan ini akan membuat istri atau seorang ibu dapat mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental. Selain urusan rumah tangga, beban pekerjaan kantor juga menguras tenaga baik secara fisik maupun mental.
Baca juga: Penyebab Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang dalam Teori Psikologi
Bagaimana cara untuk mengurangi beban seorang ibu dengan peran ganda?
Di sinilah pentingnya peran masing-masing anggota keluarga. Membagi peran antar anggota keluarga penting untuk dilakukan sebagai bentuk pengelolaan sumber daya manusia dalam keluarga terlebih pada masa pandemi.
Contoh yang pertama yaitu dengan membagi peran antara suami dan istri, suami dan istri diharapkan bisa melakukan Work-family balance; berperan sebagai pekerja yang mencari nafkah sekaligus menjadi pengurus rumah tangga, selain itu pasangan suami istri diharapkan dapat saling mengerti agar tidak terjadi konflik yang mengganggu aktivitas serta keharmonisan rumah tangga.
Contoh yang kedua yaitu membagi peran dengan anak-anak, anak-anak dapat membantu pekerjaan rumah tangga yang tidak mengganggu jadwal belajar. Hal ini dilakukan agar anak-anak tetap fokus dalam pembelajaran meskipun kegiatan belajar dilakukan secara PJJ, tetapi anak-anak dapat memiliki perasaan tanggung jawab untuk berperan dalam keluarga.
Pembagian peran antar anggota keluarga juga telah dilakukan narasumber sebagai salah satu bentuk pengelolaan sumber daya waktu dan sumber daya manusia pada keluarganya.
Maka dari itu, tiap anggota keluarga perlu untuk melakukan pembagian peran serta meningkatkan adaptabilitas. Dalam melakukan hal ini, peran seorang ibu merupakan salah satu kunci utama yang menjadi penentu keberhasilan usaha-usaha yang dilakukan.
Kini wanita khususnya seorang ibu yang bekerja, tidak hanya dinilai sebagai sosok yang hanya sekadar cantik dan baik, tetapi juga sosok yang kuat.Â
Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga Konsumen IPB University:
- Muhammad Khilmi Khamdani
- Trio Selin Nur Kholis
- Sukma Tri Adinda Sudiro
- Muhammad Azkal Azkiya
- Siti Altirana Anandiwa.
Dosen Pengampu: Dr. Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M. dan Megawati Simanjuntak, Â S.P.,M.Si