Peran Seorang Ibu bagi Anak

Parenting
Peran Seorang Ibu bagi Anak

Wanita adalah jantung dalam setiap rumah tangga, ketika dia berhenti bekerja maka berhentilah seluruh kehidupan di dalamnya. Mengandung, melahirkan, dan menyusui adalah starter pack tugas seorang wanita menjadi ibu. Ibu dalam keluarga memegang berbagai peranan penting.

Ibu adalah “Menteri Pendidikan” bagi anak-anaknya, mendidik dan mengajari tentang keyakinan beragama, adab dan norma, fisik dan mental, intelektual, dan psikologi sehingga terbentuk kepribadian yang baik dalam diri sang anak.

Dalam “kegiatan belajar-mengajar” tersebut ibu juga harus menjadi figur dan memberi contoh yang baik untuk anak. Ibu adalah “Menteri Kesehatan” yang harus memperhatikan asupan nutrisi setiap anggota keluarga, menyajikan hidangan dengan kreativitasnya, hingga merawat anggota keluarga yang sakit.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Wujud Nyata Perjuangan Ibu Rini Seorang Disabilitas dalam Mengenyam Pendidikan di Tengah Keterbatasannya

Ibu adalah “Menteri Keuangan” yang mengelola pemasukan dan pengeluaran setiap harinya, memastikan semua kebutuhan terpenuhi sesuai prioritasnya, dan mengarahkan untuk mencapai tujuan keluarga.

Ibu adalah “Manajer” yang berperan untuk memastikan setiap tugas dan fungsi dalam keluarga berjalan sebagaimana mestinya. Memastikan rumah menjadi tempat paling nyaman bagi keluarga baik dari segi kebersihan maupun suasana di dalamnya.

Ibu harus mampu menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, mengingat bahwa perilaku orang tua, khususnya ibu, akan ditiru yang kemudian dijadikan panduan dalam perilaku anak.

Kini anak cenderung menjadikan ibu sebagai orang yang dapat memenuhi segala kebutuhannya atau orang yang paling dekat dengan dirinya, kemudian anak mengambil nilai-nilai yang ditanamkan orang tuanya, baik secara sadar maupun tidak. Sehingga dalam hal ini orang tua hendaknya menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya.

Anak adalah buah hati seorang ibu, semenjak di dalam kandungan, ibu telah memikirkan anaknya agar menjadi orang yang baik di masa depan, sehingga ibu mengimplimentasikan perkataan maupun perbuatan mengarah kepada kejujuran.

Setelah anak lahir, maka ibu mulai memikirkan bagaimana mendidik anaknya agar menjadi orang bermoral, cerdas, menarik, dan berketerampilan yang baik untuk masa depannya, sehingga nantinya dapat berbakti kepada orang tua, masyarakat, dan kepada bangsa.

Anak merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada kedua orang tua untuk selanjutnya dididik, dibina, dan dibesarkan sesuai dengan fitrahnya manusia. Seorang anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari figur seorang ibu. Ibu sebagai sekolah pertama bagi sang anak dan mempunyai kewajiban atas anak.

Al ummu madrasatul ula (Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya) tempat di mana anak mendapat asuhan dan diberi pendidikan pertama bahkan mungkin sejak dalam kandungan.

Seorang ibu secara sadar atau tidak sadar telah memberi pendidikan kepada sang janin, karena menurut penelitian bahwa bayi dalam kandungan sudah bisa mendengar bahkan ikut merasakan suasana hati seorang ibunda, maka tidak heran jika ikatan emosional seorang ibu dan anak akan lebih tampak dibandingkan dengan seorang ayah.

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter anak dibentuk oleh orang-orang yang dekat dengan mereka dan pengaruh dari lingkungan tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, ibu memiliki peran yang sangat penting di sini.

Baca Juga: Kolaborasi Pemerintah dalam Program Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia melalui Aplikasi Simatneo

Pada rentang usia antara 0-6 tahun, otak anak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia ini, otak anak dapat menerima dan menyerap berbagai macam informasi. Sayangnya, mereka masih menghiraukan baik dan buruknya.

Inilah masa perkembangan fisik, mental, maupun spiritual dalam diri seorang anak akan mulai terbentuk. Pada usia tersebut peran ibu sangat diperlukan guna untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi diri anak tersebut. Ibu akan menanamkan nilai-nilai moral, akhlak, agama, dan lain sebagainya.

Jika pendidikan karakter tidak diberikan oleh ibu kepada anak sejak usia dini, jelas nantinya akan terlihat suatu perbedaan antara anak yang telah diberikan pendidikan karakter dengan baik dan tidak sama sekali. Ada beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk membentuk karakter anak yang baik, antara lain:

1. Tidak membandingkan anak

Setiap anak berbeda satu sama lain. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sebagai orangtua, ibu harus memerhatikan keduanya. Bukan cuma fokus ke kekurangan anak saja.

Sebagai contoh, ada anak yang memiliki kelebihan di kecerdasan intelektual dan ada anak yang memiliki kelebihan di bidang kecerdasan emosional. Ibu tak boleh membandingkannya, karena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk anak.

2. Biarkan anak bermain

Bermain ternyata bukan hal yang buruk, bahkan bisa membentuk karakter anak dengan baik. Bermain juga dapat membuat anak belajar menemukan karakter dalam dirinya.

Ada beberapa manfaat bermain untuk anak, seperti melatih kemampuan sosial, melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar, serta membangun karakter anak. Lebih lanjut, ketika anak bermain, ia juga akan belajar cara membuat sesuatu dan kemampuan memecahkan masalah.

3. Memberikan contoh

Cara membentuk karakter anak yang lain adalah dengan memberikan contoh yang baik. Anak pada usia dini suka mengikuti perilaku, perkataan, dan sikap orang tuanya. Oleh karena itu, ibu bisa memberikan contoh yang baik agar anak bisa meniru atau mengikuti perilaku yang baik.

4. Biarkan anak menjadi dirinya sendiri

Yang terakhir yaitu membiarkan anak menjadi dirinya sendiri. Pasalnya, Ibu bisa saja secara tidak sengaja memaksakan impian dan kehendak pribadinya kepada anak-anaknya. Jika hal ini terjadi, anak malah tidak akan bisa memiliki karakternya sendiri. Oleh karena itu, ibu sebaiknya tidak memaksakan kehendak dan impian ibu kepada anak.

Baca Juga: Ibu Cantik Penjual Ikan, Omzet Per Hari Mencapai 1-7 Juta

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa peranan ibu terhadap masa depan anak yaitu ibu sebagai pelindung anak dari segala macam bahaya. Ibu sebagai pemerhati anak yang mengawasi setiap gerak-gerik anak yang sekiranya membahayakan.

Ibu sebagai penyayang anak yang memberikan perhatian setiap saat, ibu sebagai dokter yang tak akan membiarkan sang anak bersentuhan dengan penyakit, ibu sebagai pendidik yang mengajarkan ilmu dan moral pada sang anak dan ibu sebagai penyandang dana untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Penulis: Vivi Anggita (F100210340)
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI