Masa Depan Anak Kita Tergantung Apa yang Kita Siapkan

Opini
Ilustrasi: pixabay.com

Perjalanan hidup itu sangat menarik, khususnya ketika kita menjadi orang tua. Ketika anak kita lahir, semua berbeda. Sebelum punya anak kita merasa tau semuanya, seolah kita sudah bisa mengendalikan apapun di kehidupan kita, bahkan menghadapi anak? Terpikir sangat mudah bukan? Mereka hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa, hadir di tengah-tengah kita. 

Tapi ketika mereka lahir, kita menyadari kita masih banyak harus belajar. Perjalanan ini masih jauh, proses pembelajaran ini masih terus berjalan seiring proses tumbuhnya anak-anak.

Sebagai seorang muslim, kita ingin anak-anak kita menjadi muslim sejati. Kita ingin mereka menjadi hafidz Al-Qur’an, kita ingin mereka tidak pernah melakukan dosa, kita ingin mereka sempurna sebagai hamba Allah.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Manakah yang Paling Mirip dengan Parenting Islami?

Tetapi, sadarkah? Terkadang kita mendidik mereka tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan? Kita kirim mereka ke sekolah internasional yang konon katanya bagus. Bagus kata siapa? Kata dunia atau akhirat? Tidak mau memondokkan dengan alasan kasihan padahal kita sendiri tidak bisa mengajarkan tentang agama secara sempurna. 

Kita biarkan mereka tidak pernah ikut salat dengan alasan mereka belum wajib karena masih kecil, tanpa menyadari apa yang mereka lihat dan kerjakan di masa kecil bisa berpengaruh nanti ketika mereka sudah balig.

Kita siapkan tabungan untuk mereka, tabungan untuk masa depan katanya. Masa depan di mana?Pendidikan yang bagaimana? Terkadang kita lupa masa depan yang sesungguhnya adalah masa depan di akhirat, yaitu masa depan kita semua. Sudahkah kita menyiapkan anak-anak kita?

Kita menangis melihat anak-anak kita bertengkar membayangkan bagaimana nanti ketika mereka bertengkar di hari-hari tua kita? Pernahkah juga kita berfikir di akhirat nanti kita yang bertengkar dengan anak-anak kita jika kita tidak mendidik mereka sesuai apa yang Allah mau?

Kita tau Islam memberikan pedoman kehidupan yang lengkap. Dari mengandung, lahir, 7 tahun pertama, 7 tahun kedua, dan seterusnya sampai meninggal pun ada pedomannya.

Sudahkah kita mengikuti apa yang Allah perintahkan dalam mendidik anak? Meniru apa yang Nabi Muhammad ajarkan? Menjalankan sesuatu yang sudah ada pedomannya sangat mudah tetapi kenapa kita susah menerapkannya?

Terkadang kita terlalu egois menuruti hawa nafsu dari logika padahal secara sadar kita telah menghancurkan masa depan anak-anak kita dengan dalih kasihan.

Mari kita belajar menjadi orang tua yang tidak akan disesali oleh anak karena telah hadir di tengah-tengah kita. Semoga kelak mereka bersyukur mempunyai orang tua seperti kita.

Mulai dari mereka lahir,  Dalam Islam dianjurkan untuk memperdengarkan Al-Qur’an sejak lahir, terbiasanya telinga mendengar Al-Qur’an bisa memudahkan anak kita menghafal Al-Qur’an di kemudian hari. Jiwa suci mereka mudah menerima Al-Qur’an yang suci. Selanjutnya ajarkan dasar-dasar Islam dengan ajarkan kalimat tauhid.

Baca Juga: Important Parenting Golden Age Knowledge

“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya Lailah-illallah, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (H.R. Ibnu Abbas).

Ini yang penting yang orang tua akan lupa, memberi contoh kepada mereka. Bagaimana mungkin kita mendorong mereka mengaji sedangkan kita tidak pernah terlhat membuka Al-Qur’an di hadapan mereka. Apa yang ingin ada pada anak-anak, kerjakanlah. Kita sebagai orang tua adalah cermin untuk mereka.

Mendidik anak adalah tanggung jawab yang besar buat kita. Memastikan anak-anak menjadi muslim yang berguna. Kita perlu mendidik mereka dengan cara Rasulullah SAW, mengikut sunnah Nabi Muhammad dalam mendidik anak adalah seperti berikut:

  1. Umur 0-6 tahun adalah masa emas mereka, kita disarankan mendidik dengan ksih sayang. Biarkan mereka bermain, biarkan mereka melakukan apa yang membahagiakan mereka. Masa-masa ini adalah masa yang penting untuk mereka menyadari orang tua adalah tempat paling baik dan aman untuk dituju.
  2. Umur 7-14 tahun mereka sudah bisa mengikuti apa perintah kita untuk salat, ngaji, dan lain lain, masa ini kita mulai tanamkan disiplin dan tanggung jawab kepada anak-anak.
  3. Umur 14-21 adalah masa yang paling menakutkan sebagian dari kita karena anak-anak sudah bisa berontak agar kita mengikuti keinginan mereka. Jadikan mereka kawan, ajak mereka berdiskusi dan mengemukakan pendapat agar mereka merasa kita menghargai .
  4. Umur 21 ke atas di sinilah kita sebagai orang tua menyerahkan kepercayaan kepada anak-anak. Pantau tapi kita tidak bisa memberi tekanan, semoga apa yang kita ajarkan dan tanamkan di umur sebelumnya bisa kita nikmati di umur sekarang ini

Seterusnya hanya doa yang bisa kita lakukan dalam membimbing mereka sampai kita mati. Maka dari itu para orang tua, sadarlah akan pentingnya menyiapkan mereka dari kecil bahkan dari lahir. Semoga apa yang kita inginkan untuk mereka tercapai dan sama sama hidup di surga Allah bersama anak-anak kita.

Penulis: 

Hariratu Sasma
Mahasiswa Teknologi Informatika Universitas Kahuripan Kediri

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI