Perilaku konsumtif adalah fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Dalam konteks sosial dan ekonomi, konsumsi merupakan salah satu pilar penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Namun, dari sudut pandang ekonomi Islam, perilaku konsumtif tidak hanya dilihat dari segi ekonomi semata, melainkan juga melibatkan aspek moral dan etika. Perilaku konsumtif merujuk pada tindakan individu atau kelompok dalam menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Konsumsi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu konsumsi produktif dan konsumsi konsumtif. Konsumsi produktif berfokus pada penggunaan barang dan jasa yang dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan konsumsi konsumtif cenderung berorientasi pada kepuasan instan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang.
Dalam ekonomi Islam, perilaku konsumtif diatur oleh nilai-nilai moral yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Islam mendorong umatnya untuk bersikap bijak dalam berbelanja dan menghindari perilaku berlebihan atau boros, yang dikenal sebagai israf.
Baca Juga: Tata Kelola Keuangan yang Beretika: Mendalami Dinamika Ekonomi Syariah
Prinsip Ekonomi Islam terhadap Perilaku Konsumtif
Menurut Marwiyah dkk (2023) memaparkan bahwa prinsip ekonomi Islam dalam perilaku konsumtif adalah sebagai berikut :
- Keseimbangan, yaitu salah satu prinsip utama dalam ekonomi Islam ialah keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Konsumsi harus dilakukan dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 31:
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan! Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
- Keberlanjutan, islam mengajarkan pentingnya keberlanjutan dalam perilaku konsumsi. Konsumsi harus dilakukan dengan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan generasi mendatang. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
- Keberkahan, dalam ilmu ekonomi Islam keberkahan dalam konsumsi sangat ditekankan. Konsumsi yang dilakukan dengan niat baik, seperti membantu sesama, akan mendatangkan berkah. Hal ini sejalan dengan prinsip zakat dan sedekah, yang menekankan pentingnya berbagi dan membantu orang lain.
- Prioritas Kebutuhan, islam mengajarkan umatnya untuk memahami prioritas kebutuhan. Dalam hal ini, konsumsi harus dimulai dari memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan sebelum memenuhi keinginan sekunder. Konsep ini mendorong individu untuk berpikir kritis sebelum mengeluarkan uang.
Dampak Perilaku Konsumtif
Berikut dampak dari perilaku konsumtif menurut Dwi Yulianti, C (2019) dapat digolongkan ke dalam dua hal yaitu positif dan negatif. Berikut ini adalah dampak positifnya :
- Peningkatan Ekonomi, yaitu perilaku konsumtif yang sehat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Konsumsi yang terencana dan bijaksana akan meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang pada gilirannya mendorong produksi dan menciptakan lapangan kerja.
- Kesejahteraan Sosial, dengan melakukan konsumsi yang baik dan beretika, individu dapat berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Misalnya, membeli produk lokal dapat mendukung perekonomian komunitas dan menciptakan hubungan yang lebih baik antar anggota masyarakat.
- Kesadaran Sosial, yaitu perilaku konsumtif yang mengedepankan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan membantu sesama.
Sedangkan dampak negatifnya adalah sebagai berikut ini:
- Konsumerisme Berlebihan, salah satu tantangan utama dalam perilaku konsumtif adalah munculnya konsumerisme yang berlebihan. Individu yang terjebak dalam siklus ini cenderung menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak diperlukan, yang dapat mengakibatkan krisis finansial pribadi.
- Kerusakan Lingkungan, perilaku konsumtif yang tidak berkelanjutan dapat berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan produksi limbah dapat merugikan ekosistem dan mengancam kesehatan masyarakat.
- Krisis Moral, konsumerisme yang berlebihan sering kali menyebabkan krisis moral. Individu yang terlalu fokus pada kepuasan materi dapat kehilangan nilai-nilai spiritual dan hubungan sosial yang sehat.
Perilaku konsumtif dalam perspektif ekonomi Islam menekankan pentingnya keseimbangan, keberlanjutan, dan keberkahan dalam setiap tindakan konsumsi.
Masyarakat diharapkan untuk memahami nilai-nilai ini agar dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan beretika. Dalam konteks yang lebih luas, perilaku konsumtif yang bijaksana tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat dan lingkungan.
Dengan demikian, penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam perilaku konsumtif akan membantu menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera.
Dalam era modern yang sarat dengan godaan untuk mengkonsumsi secara berlebihan, penting bagi setiap individu untuk kembali kepada ajaran Islam yang mendorong konsumsi yang cerdas dan bertanggung jawab. Dengan cara ini, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan diri, tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan untuk generasi mendatang.
Penulis: Muhammad Arif Febrianto
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News