Perjalanan Hidup dan Gangguan Bipolar

Psikologi
Gambar dibuat dengan teknologi AI.

Perjalanan hidup seseorang sering kali dipenuhi oleh berbagai tantangan, salah satunya adalah gangguan bipolar. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi suasana hati secara berlebihan, tetapi juga memengaruhi bagaimana seseorang menjalani kehidupan sehari-hari.

Gangguan bipolar bukan sekadar perubahan emosi biasa, namun kondisi rumit yang membutuhkan pemahaman mendalam, dukungan, dan penangan yang tepat.

Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Penderita gangguan bipolar bisa merasakan perasaan sangat bahagia, kemudian berubah menjadi sangat sedih.

Gangguan bipolar atau yang dulu dikenal sebagai gangguan manik depresif adalah kondisi mental yang mempengaruhi suasana hati seseorang, gangguan ini bisa menyebabkan perubahan ekstrem antara periode mania (tingkat energi yang sangat tinggi) dan depresi (perasaan sangat rendah atau putus asa).

Bacaan Lainnya

Perjalanan hidup seseorang dengan gangguan bipolar sering kali di penuhi tantangan, karena perubahan suasana hati yang drastis dapat memengaruhi hubungan pribadi, pekerjaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Adapun ciri-ciri utama gangguan bipolar terbagi menjadi dua, yaitu mania dan depresi.

Pada fase mania, individu menunjukkan bahagia berlebihan, berbicara sangat cepat, merasa penuh energi, memiliki banyak ide hingga sulit berkonsentrasi, serta rasa percaya diri yang tidak realistis. Beberapa orang bahkan mengalami peningkatan dorongan seksual atau insomnia karena energi yang terlalu tinggi.

Sebaliknya, pada fase depresi individu merasa sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya menyenangkan, merasa lelah tanpa alasan jelas, mengalami penurunan rasa percaya diri, munculnya pikiran untuk mengakhiri hidup.

Baca Juga: Mood Swing = Bipolar?

Seseorang  yang hidup dengan gangguan bipolar mengalami fase di mana dirinya merasa sangat produktif  dan penuh energi, namun kemudian diikuti dengan fase depresi parah sehingga aktivitas yang dilakukan sehari – hari terasa sangat berat atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Namun dengan pengelolaan yang tepat seperti terapi, pengobatan, serta dukungan sosial yang kuat, banyak individu dengan gangguan bipolar dapat menjalani kehidupan yang stabil dan produktif.

Penyebab gangguan bipolar, gangguan ini tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti melainkan hasil dari berbagai faktor yang saling berinteraksi, baik faktor biologis, psikologis, maupun lingkungan.

Pada faktor biologis, penelitian menunjukkan bahwa gangguan bipolar dapat diturunkan melalui kombinasi gen tertentu yang memengaruhi cara kerja otak meskipun tidak semua orang dengan riwayat keluarga bipolar pasti akan mengalaminya.

Faktor psikologis, pola pikir negatif, pengalaman masa kecil yang penuh stress serta trauma, atau ketidakmampuan untuk mengelola emosi juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar.

Faktor lingkungan, stress atau trauma emosional yang berat bisa jadi pemicu munculnya gejala gangguan bipolar, perubahan besar dalam hidup seperti kehilangan orang yang disayang, perceraian, atau masalah keuangan yang dapat memicu depresi. Selain itu pola tidur yang buruk dan stress jangka panjang juga dapat memperburuk gejala gangguan bipolar.

Dampak yang ditimbulkan dari gangguan bipolar, seperti isolasi diri, ketidakmampuan mengontrol emosi, adanya ketergantungan obat, percobaan bunuh diri.

Baca Juga: Kesehatan Jiwa di Tengah Kehidupan

Isolasi diri, orang dengan gangguan bipolar sering kali merasa tidak dimengerti oleh lingkungan sekitarnya, Ketika seseorang berada dalam fase depresi maka cenderung menarik diri dari keluarga, teman, dan aktivitas sosial, merasa malu atas perilaku impulsive yang mungkin dilakukan selama fase manik.

Ketidakmampuan mengontrol emosi dapat membuat seseorang kesulitan dalam mengontrol emosinya sehingga mempengaruhi hubungan interpersonal dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Ketergantungan pada obat, terkadang membuat seseorang merasa bahwa dirinya terperangkap dalam kondisi yang buruk sehingga menurunkan motivasi untuk pulih.

Percobaan bunuh diri, memiliki risiko tinggi terhadap pikiran putus asa, ketidakstabilan mood, serta kurangnya dukungan yang diberikan sehingga dapat memperburuk keputusan ingin bunuh diri.

Gangguan bipolar juga memiliki efek yaitu peningkatan aktivitas, energi, kepercayaan diri berlebihan, kebutuhan untuk tidur berkurang, pengambilan keputusan buruk.

Adapun pengalaman orang lain yang berkenan dengan gangguan bipolar. Salah satu teman saya pernah menceritakan pengalaman hidup dengan gangguan bipolar, ia mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim, disertai kepribadian ganda suka mood swing, sika bahagia tiba-tiba sedih, suka berhalusinasi, terkadang lupa atau tidak menyadari apa yang telah dilakukan.

Berdasarkan data yang dicatat oleh WHO (2016), jumlah penderita bipolar di dunia sebanyak 66 Juta jiwa. Bahkan, WHO menyebutkan bahwa bipolar menjadi penyebab disabilitas ke -6 di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita bipolar mencapai 72.860 jiwa atau setara dengan 2% penduduk Indonesia menderita gangguan bipolar.

Faktanya gangguan bipolar ditandai perubahan emosi yang drastis dari Bahagia menjadi sangat sedih, percaya diri menjadi pesimis, bersemangat menjadi malas beraktivitas.

Baca Juga: Kesehatan Mental

Penderita merasa putus asa, sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu, muncul keinginan bunuh diri. Menurut penelitian (PDSKJI), jumlah penderita gangguan bipolar di Indonesia berkisar antara 0,3 % hingga 1,5 % dari total populasi.

Gangguan bipolar dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam berbagai  cara, dengan kemungkinan positif dan kemungkinan negatif. Kemungkinan positif, adanya kreativitas yang tinggi, produktivitas selama fase hipomania, empati yang tinggi, kemampuan untuk mengatasi tantangan besar.

Kemungkinan negatif, ketidakstabilan hubungan,risiko bunuh diri yang tinggi, penyalahgunaan zat, serta kesulitan dalam karir. Adapun pengobatan bipolar, menggunakan obat tertentu, psikoterapi, Electroconvulsive Therapy (ECT), Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).

Jadi, di kehidupan saat ini gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang cepat dan ekstrim antara fase mania dan depresi. Gejala yang dialami meliputi perasaan sedih, peningkatan energi, kehilangan minat, dan kelelahan selama fase depresi.

Penting bagi individu dengan gangguan bipolar untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat, termasuk terapi medis dan dukungan psikologis, guna mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan bipolar.

Penulis: Nur Aulia Fatimah Az
Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi 

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/viewFile/41829/75676586552?utm_source=chatgpt.com

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2081/gangguan-bipolar

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses