Perkembangan TV dari Masa ke Masa

Ilustrasi Televisi (Sumber: Media Sosial dari pixabay.com)

Sejarah Penemuan Televisi

Televisi merupakan media telekomunikasi yang diciptakan dari sinar elektroda. Sejarah televisi ini dimulai sejak abad 18 bersamaan dengan penemuan-penemuan penting lainnya yang dapat merubah peradaban dunia. Televisi sendiri ditemukan oleh John Mc. Graham dari Saththam.

Perkembangan televisi di awali dengan adanya sebuah penemuan dasar gelombang elektromagnetik oleh Joseph dan Michael Faraday pada tahun 1831. Dalam penemuan tersebut akhirnya semakin tumbuh dan berkembang pesat mengenai teknologi komunikasi elektronik.

Pada tahun 1880, Alexander Graham Bell dan Thomas Edison mengeluarkan teori bahwa selain suara, perangkat komunikasi juga bisa mengirimkan suatu gambar.

Lalu selanjutnya Alexander Graham Bell menciptakan suatu alat komunikasi bernama “photophone” yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat mengirimkan pesan suara dan juga gambar.

Bacaan Lainnya

Sedangkan seorang mahasiswa yang berasal Jerman bernama Paul Gottlieb Nipkow yang biasa disapa sebagai Nipkow, pada tahun 1884 telah berhasil mengirim gambar dengan menggunakan kawat resolusi 18 garis yang melingkar Alat ini juga disebut dengan “teleskop elektrik” dari penemuan-penemuan tersebut lah awal mula ditemukannya televisi sebagai media elektronik yang dapat menampilkan sesuatu dengan gambar dan suara (audio-visual).

Selanjutnya adalah diteruskan penemuan John Logie Baird yang berasal dari Skotlandia. Baird berhasil menemukan cara pemancaran gambar bergerak di London pada tahun 1925 dan diikuti dengan gambar bergerak monokrom pada tahun 1926.

Baird menghasilkan berhasil menghasilkan gambar beresolusi 30 baris yang cukup untuk memperlihatkan wajah manusia dari lensa dengan spiral ganda.

Pada tahun yang sama Kalman Tihanyi yang merupakan seorang insinyur asal Hungaria berhasil merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya berupa elektronik.

Satu tahun setelahnya, yakni pada tahun 1927 Leon Theremin asal Rusia mengembangkan lagi sistem televisi yang ada dengan mirror-drum yang menggunakan sistem “video terjalin” dengan menghasilkan resolusi gambar 100 baris. Pada tahun yang sama juga terdapat penemu-penemu yang berhasil mengirimkan gambar bergerak dengan fitur yang lebih baru.

Salah satunya adalah penemuan dari Philo Farnsworth yang berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup dan pada tahun 1928 untuk pertama kali Philo mendemonstrasikan di depan pers.

Lalu selanjutnya pada tahun 1928-1934 kotak televisi elektromagnetik mulai secara komersial dijual di Inggris, Amerika Serikat, hingga Rusia. Baird berhasil menjual televisi komersial pertama di Britania Raya pada tahun yang sama yakni 1928.

“Televisor” ciptaan Baird yang sudah disempurnakan tanpa menggunakan radio ini merupakan pemasaran televisi massal yang pertama kali dilakukan karena lebih dari 1.000 unit televisi telah terjual. Penjualan tersebut dilakukan pada tahun 1930-1933.

Pada tahun 1934 mulai hadir tampilan televisi lebih sempurna dari sebelumnya, karena pertama kali muncul dengan menggunakan tabung sinar katode yang diproduksi di Jerman dan negara-negara besar lainnya ikut menyusul dengan memproduksi televisi.

Lalu pada tahun 1936 Kalman Tihanyi memberikan teorinya mengenai televisi plasma atau sistem panel datar pertama. Dalam tahun yang sama untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig, dimana masyarakat antusias melihat olimpiade melalui televisi.

Perkembangan televisi secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis yakni diantaranya adalah televisi analog dan juga televisi digital. Keduanya merupakan bentuk perkembangan dari televisi itu sendiri karena dipengaruhi teknologi-teknologi yang semakin berkembang dan canggih

Dari masa peralihan antara televisi analog dengan televisi digital itu pertama kalinya ditemukan oleh Woo Paik pada bulan Juni 1990.

Penemuan ini pun menjadi penemuan yang menggemparkan dunia. Televisi ini ditemukan dengan 1.080 line dengan kualitas lebih cemerlang dan jernih.

Televisi ini mulai dengan kemunculan High Definition Television yang memberikan perubahan tampilan visual pada layar televisi. Hingga selanjutnya produksi televisi digital semakin gencar dilakukan di berbagai negara besar di dunia.

Tampilan televisi digital pun mengalami perubahan signifikan dengan televisi analog. Hal ini dikarenakan televisi digital lebih ramping, lebih lebar, dengan suara dan hasil gambar yang lebih jernih. Dengan siaran digital, kualitas gambar dan suara yang diterima pemirsa jauh lebih baik dibandingsiaran analog, di mana tidak ada lagi gambar berbayang atau segala bentuk noisepada monitor TV.

Pada era penyiaran digital, penonton TV tak hanya menonton program siaran, tetapi juga bisa mendapat fasilitas tambahan seperti EPG (Electronic Program Guide) untuk mengetahui acara-acara yang telah dan akan ditayangkan.

Dengan siaran digital, terdapat kemampuan penyediaan layanan interaktif di mana pemirsa dapat secara langsung memberikan rating terhadap suara program siaran.

Semua negara harus telah menetapkan tahun migrasi dari siaran analog ke digital. Negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat bahkan telah mematikan siaran analog (analog switch-off) dan beralih ke siaran digital.

Pemerintah Indonesia mulai mengimplementasikan penyiaran digital sejak 2012. Kemudian pada 2022 ini pemerintah kembali mengimbau masyarakat untuk melakukan migrasi TV dari analog ke digital.

Dalam hal ini, pemerintah berusaha beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan menganggapnya sebagai suatu peluang bagi pengembangan industri penyiaran nasional ke depan. Sebelum menetapkan standar digital itu, pemerintah lebih dulu melakukan kajian dan konsultasi publik dengan melibatkan para stakeholders terkait.

Penyiaran televisi digital terrestrial merupakan penyiaran yang menggunakan frekuensi radio VHF/UHF seperti halnya penyiaran analog, namun dengan format konten yang digital.

Dalam penyiaran TV analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi signal akan makin melemah dan penerimaan gambar jadi buruk dan berbayang. Sebaliknya, penyiaran televisi digital dapat terus menyampaikan gambar dan suara dengan jernih sampai pada titik di mana signal tak dapat diterima lagi.

Dengan kata lain, penyiaran TV digital hanya mengenal dua status, yaitu terima atau tidak. Artinya, bila perangkat penerima siaran digital dapat menangkap sinyal, program siaran akan diterima. Sebaliknya, jika sinyal tidak diterima maka gambar-suara tidak muncul pula.

 

Penulis: Jelang Ramadhan A.A.D.R
Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses