Pola Asuh Orang Tua yang Menerapkan Parenting VOC

Orang tua penulis menceritakan kenapa dan apa alasan nya orang tua penulis tersebut bagaimana cara mendidik anak dengan cara parenting  voc.

Ada beberapa alasan mengapa orang tua penulis mendidik dengan cara tersebut, orang tua penulis memiliki seorang anak perempuan tunggal, orang tua penulis  melakukan parenting voc agar anaknya menjadi disiplin dan tumbuh menjadi anak yang akan berpikir secara luas dan berani akan tanggung jawab nya suatu saat nanti disaat usia anaknya semakin beranjak remaja.

Hal ini dikarenakan Orang tua penulis menganggap sebagai cara “normal” atau “efektif” karena itu yang mereka ketahui.

Orang tua penulis percaya bahwa gaya otoriter adalah cara terbaik untuk memastikan anak-anak mereka patuh,disiplin, dan berhasil di masa depan.

Bacaan Lainnya

Kemungkinan besar Mereka  takut bahwa pendekatan yang lebih permisif akan membuat anak-anak menjadi manja atau tidak terkendali.

Tetapi orang tua penulis menerapkan parenting voc dengan cara ini mereka juga berpikir akan mental dan emosional anaknya, hal ini dilakukan agar anak tidak merasa  terlalu kasar dan orang tua penulis juga tidak sering marah-marah karena apa?

Baca juga: Pentingnya Pola Asuh Orang Tua bagi Perkembangan Perilaku Anak Gen Z

Didikan voc sedari kecil lebih baik karena terus tumbuh sampai menginjak usia remaja membuatnya  akan berhati-hati dan berpikir panjang dalam menghadapi sesuatu hal.

Dengan cara voc ini anak-anak akan lebih berpikir bagaimana ia akan menyelesaikan sesuatu yang menjadi tanggung jawab nya dengan berpikir secara tenang dan berusaha mengontrol emosi dan kecemasan dalam diri anak tersebut.

Dan juga orang tua penulis takut anaknya terjerumus dalam pergaulan buruk, sehingga mereka menerapkan aturan yang sangat disiplin t untuk melindungi anak-anak nya.

Terutama anak perempuan, orang tua penulis juga selalu memberi support, mengapresiasi anaknya dan mengucapkan rasa bangga setiap hal baik dan positif yang ia lakukan, hal ini dilakukan agar anak tidak merasa diberi tekanan dan anak semakin percaya diri.

Orang tua penulis selalu mendukung hobi anaknya hobinya asalkan itu berpengaruh dengan hal yang positif.

Ketika anak melakukan kesalahan orang tua penulis juga mempunyai cara dengan memberi nya nasehat dengan baik agar anak berpikir ia akan segan dengan orang tuanya dan selalu berhati-hati dalam sikap dan etika baik Bersama orang tua ataupun orang lain.

Baca juga: Mental Health itu Penting? Ini Tipsnya untuk Menjaga Mental Health!

Pola asuh parenting voc ini  menekankan pada disiplin yang tinggi,yang dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan yang baik, seperti tepat waktu,bertanggung jawab, dan patuh pada aturan, dan juga parenting pola asuh ini dapat membantu anak mengembangkan ketangguhan mental dan emosional.

Pola asuh voc ini jika diterapkan dengan cara berpikir yang positif maka anak-anak tidak akan merasa tertekan ataupun stres dan pola asuh ini juga dapat membantu mengajarkan anak untuk menghormati orang tua dan figur otoritas lainnya, Hal ini dapat membantu anak mengembangkan sikap hormat dan sopan santun.

Orang tua penulis juga mengatakan bahwasanya parenting voc ini juga memiliki hal negatif seperti Aturan yang kaku dan otoriter dapat menghambat perkembangan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis anak,dan Anak yang sering dikritik dan dihukum dapat mengalami penurunan rasa percaya diri dan harga diri.

Pola asuh yang otoriter dapat menciptakan jarak antara orang tua dan anak,serta menyebabkan hubungan yang kurang harmonis.

Karena itu penting bagi orang tua untuk mengambil aspek positif dari pola asuh VOC dan mengadaptasinya dengan gaya pengasuhan yang lebih modern dan demokratis.

Orang tua perlu menyeimbangkan antara disiplin dan kebebasan, serta memberikan dukungan dan kasih sayang kepada anak.agar anak juga akan berpikir bahwa parenting voc ini bukan lah suatu hal yang buruk dan ia akan merasa tetap disayangi oleh orang tua nya.

Baca juga: Beban Ganda Perempuan Karir: Bagaimana Dukungan Keluarga Meminimalisir Dampak dari Beban Ganda Perempuan Single Parent

 

Penulis: Nadine Qinandtya Rahman 

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunokasi, Universitas Negeri Yogyakarta

 

Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses