Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan akan tambang (bahan galian), antara lain emas, perak, tembaga, minyak bumi, gas alam, batu bara, dan lain-lain.
Saat ini kebutuhan energi nasional semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi guna mengimbangi ketersediaan energi, dan pemerintah berupaya meningkatkan peran pemanfaatan energi panas bumi untuk mengurangi ketergantungan peran energi fosil (batu bara, minyak bumi, gas alam, dan lain-lain).
Selain itu juga yang menjadi salah satu faktor pendukung pembangunan ataupun perkembangan kemajuan dalam suatu negara adalah energi, apabila suatu negara kekurangan energi maka akan memperlambat laju mobilitas ekonomi dan menurunkan produksi industri sehingga salah satu energi yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan adalah panas bumi (geothermal).
Baca Juga: Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai Agen Pembangunan
Menurut Muhamad Azhar & Suhartoyo (2015) energi panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan yang memiliki potensi besar sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil yang tidak terbarukan dan menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca CO2.
Pengembangan energi panas bumi dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Indonesia memiliki 324 lokasi yang memiliki potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi panas bumi (Ahmad Fitra Ritonga, dkk, 2020).
Tetapi beberapa wilayah di Indonesia masyarakatnya menolak adanya pembangunan energi panas bumi hal itu dikarenakan beberapa hal karena ketidakberpihakan pihak pengembang atau pemerintah dalam memperhatikan masyarakat yang terkena dampak negatifnya dari adanya pembangunan geothermal ini, adapun beberapa dampak negatif yang menjadi kekhawatiran masyarakat sehingga menolak pembangunan ini tanpa memikirkan dampak positif yaitu pertama adanya pembangunan geothermal dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti erosi tanah, pengurangan vegetasi, dan penurunan kualitas air.
Selain itu, pembangunan geothermal juga dapat mempengaruhi keberadaan satwa liar dan ekosistem yang ada. Kedua mengakibatkan konflik sosial karena pembangunan geothermal seringkali menimbulkan konflik sosial pada masyarakat setempat karena adanya ketidaksepakatan mengenai pembebasan lahan, hak atas sumber daya alam, dan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.
Ketiga, kekhawatiran dari adanya masalah kesehatan, karena pembangunan geothermal ini akan dapat berdampak pada masalah kesehatan masyarakat setempat, seperti polusi udara yang dihasilkan dari proses pengolahan panas bumi dan limbah yang dihasilkan.
Keempat risiko terjadinya bencana alam, seperti berpotensi gempa bumi dan letusan vulkanik. Selain itu juga akan berdampak pada ekonomi, seperti terjadinya kesenjangan sosial dan kerugian ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga: UMKM Berpotensi dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat
Dengan berbagai persoalan dampak negatif dalam pembangunan geothermal tentunya perlu dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat, oleh sebab itu pemerintah atau pihak pengembang dari pembangunan geothermal ini harus menghadirkan alternatif sehingga dapat didukung dan diterima oleh masyarakat setempat atau yang terdampak.
Di sini penulis merangkum beberapa sumber terkait dari solusi permasalahan sehingga dapat mengatasi problematika pembangunan geothermal sehingga pembangunan geothermal ini dapat berlangsung dan diterima oleh masyarakat setempat sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri yaitu: pertama, dalam mengatasi kerusakan lingkungan pihak pengembang harus merencanakan pembangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan melakukan pemantauan secara berkala dampak pembangunan terhadap lingkungan.
Dalam hal kerusakan lingkungan yang tidak dapat dihindarkan, maka pengembang harus menyediakan program rehabilitasi atau restorasi lingkungan. Kedua dalam hal konflik sosial, pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam proses pembangunan dan memberikan informasi yang jelas mengenai dampak pembangunan serta memberikan kompensasi yang adil bagi masyarakat yang terdampak seperti pembebasan lahan.
Ketiga, solusi dalam masalah kesehatan yakni pengembang harus mengadopsi teknologi terbaru untuk pengolahan limbah dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses geothermal. Selain itu, pihak pengembang juga harus memberikan perlindungan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang terdampak.
Keempat, solusi dalam mengatasi kemungkinan risiko bencana alam, pihak pengembang harus melakukan survei dan analisis risiko sebelum memulai pembangunan dan harus memenuhi standar keamanan yang ditetapkan dalam proses pembangunan.
Kemudian dalam hal ekonomi pihak pengembang harus memberikan kesempatan dan peluang yang sama pada masyarakat setempat untuk memperoleh manfaat dari pembangunan geothermal. Selain itu, pengembang juga harus memberikan kontribusi untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga: Strategi Pemerintah dalam Pembangunan Nasional Pasca Pandemi
Maka demikian yang paling terpenting menurut penulis adalah untuk menghadirkan dukungan dari masyarakat tentunya pemerintah perlu memperhatikan keterlibatan dari masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi proyek geothermal, kemudian memberikan informasi dan sosialisasi yang akurat dan transparan tentang manfaat maupun dampak dari pembangunan geothermal serta memberikan kompensasi yang adil bagi masyarakat yang terdampak oleh adanya pembangunan proyek geothermal ini.
Penulis: Atiqah Revalina, S.Pd.
Mahasiswa PPKn Universitas Negeri Padang
Editor:Â Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi