Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan mutu pendidikan di luar negeri. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia terkesan berantakan.
Masih banyak masyarakat di Indonesia yang masih tidak mengerti pentingnya pendidikan, sehingga mayoritas masyarakat di Indonesia menyepelekan pendidikan.
Padahal jika ditilik lebih jauh lagi, pendidikan merupakan salah satu indeks pembangunan dan merupakan elemen pengukur maju atau tidaknya sebuah negara.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, tetapi mengapa masih saja disepelekan? Budaya tentang pendidikan di Indonesia yang harus dibenahi. Seperti budaya sekolah hanya untuk mencari pekerjaan, budaya minat membaca yang masih rendah, budaya malu bertanya, budaya malas, dan budaya menunda waktu.
Itu semua adalah penyakit yang ada di setiap kalangan pelajar di Indonesia selain itu juga, sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia masih belum memadai, sehingga pendidikan di Indonesia sulit untuk berkembang dan mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia.
Kualitas pendidikan yang rendah yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa percaya diri siswa didik ketika menghadapi dunia kerja yang keras.
Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya.
Di samping persoalan mendasar tersebut dan yang telah disebutkan di atas, masalah lain yang mengemuka adalah relatif rendahnya kesejahteraan guru, minimnya sarana Pendidikan Dasar, dan terbatasnya biaya operasional pendidikan. Hal ini harus dicarikan solusinya, meskipun dilakukan secara bertahap.
Fakta di Indonesia, Pendidikan Dasar mendapat tekanan khusus bila dibandingkan dengan jenjang pendidikan lain.
Menurut para pakar pendidikan, pendidikan dasar ini yang paling parah. Sarananya saja paling banyak rusak dibandingkan SLTP dan SLTA. Belum lagi menyangkut masalah pelaksanaan proses belajarnya. Dengan telah disahkannya undang-undang pendidikan nasional, kita berharap agar dana sebesar 20% dari APBN benar-benar direalisasikan dan diberikan untuk dunia pendidikan di negeri ini.
Sering kali dana pendidikan tersebut dialokasikan ke birokrasi dan seremonial pendidikan yang kurang bermanfaat.
Kita mengharapkan agar birokrasi pendidikan lebih dapat memanfaatkan anggaran pendidikan negara dengan efektif, sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan pembelajaran peserta didik maupun tenaga pengajar diindonesia.
Masalah pendidikan sebenarnya bukan hanya pekerjaan rumah pemerintah saja, tetapi juga sebuah pekerjaan rumah seluruh masyarakat Indonesia.
Pemerintah sudah melakukan usaha terbaiknya dengan mengganti kurikulum yang dinilai kurang efektif, memperbaikinya, hingga mengganti model pembelajarannya. Itu merupakan sebuah usaha nyata yang harus kita hargai. Kita pun harus ikut serta dalam usaha pembangunan citra pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia akan maju jika kita menanamkan jiwa kejujuran pada murid-murid kita sendari kecil. Sebab, mengajarkan hal tersebut memang sulit namun akan digunakan atau diaplikasikan oleh sang anak sampai dia dewasa kelak.
Contohnya, yaitu jujur dalam memberikan penilaian selama kita menjadi pengajar maupun seorang tenaga pendidik disuatu sekolah, karena jika kita merasa ada ketidakjujuran dalam proses pembelajaran maka itu akan mempengaruhi masa depan dan pembelajaran peserta didik itu sendiri.
Tetaplah menjadi pendidik dan siswa yang jujur karena hal tersebut dapat menumbuhkan jiwa semangat pada diri seorang anak.
Kita harus membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan negara maju. Agar kita merasa bahwa pendidikan di Indonesia masih banyak kekurangannya dan agar semakin semangat memperbaikinya.
Untuk para guru dan calon guru, ayo kita bersama-sama menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan namun efektif, yang membuat para siswa menjadi semakin haus akan pengetahuan dan membuat mereka tidak jenuh jika belajar, baik di dalam ruangan maupun di luar lingkungan sekolah itu sendiri.
Guru merupakan kunci revolusi pendidikan. Baik atau buruknya kualitas murid, merupakan hasil dari pembawaan guru. Murid akan semangat jika gurunya semangat dan murid akan malas jika gurunya malas. Mari kita bersama-sama menjunjung tinggi pendidikan.
Menciptakan cara belajar baru yang membuat murid tidak sadar jika dia sedang belajar. Jadikan pendidikan di Indonesia pendidikan yang menyenangkan bukan malah menjadi beban bagi setiap siswa maupun siswi kita.
Dengan perbandingan-perbandingan dari berbagi sudut dan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik dan terus berkembang.
Tanpa pendidikan dan tanpa penyesuaian dengan perkembangan zaman, negara Indonesia akan lebih jauh tertinggal dari negara-nagara maju lainnya. Karena sesungguhnya rakyat yang semakin cerdas, hari sekarang dan hari depan akan semakin lebih bahagia dan berguna untuk negaranya.
Nurul Qomariyah
Mahasiswi IAIN Pekalongan