Pada zaman sekarang pengobatan herbal sudah menjadi alternatif untuk mengobati berbagai macam penyakit daripada pengobatan modern. Penggunaan obat secara tradisional sudah dilakukan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.
Terapi penggunaan obat herbal adalah terapi yang menggunakan atau memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai pengobatan.
Alasan pemilihan tanaman herbal sebagai pengobatan salah satunya yaitu biayanya relatif murah dikarenakan tanaman bisa kita dapatkan dari lingkungan sekitar atau dengan cara menanamnya sendiri di perkarangan rumah. Selain itu, efek samping dari obat tradisional relatif lebih sedikit dibandingkan obat sintetik yang banyak dijual dipasaran.
Salah satunya, tumbuhan salam (Eugenia polyantha) merupakan salah satu tumbuhan keras karena dapat panjang hingga bertahun-tahun. Akarnya termasuk akar tunggang (radix primaria), berbentuk seperti tombak (fusiformis) karena pangkalnya besar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan atau biasa disebut akar tombak.
Bersifat akar tunjang karena menunjang batang dari bagian bawah ke segala arah. Tumbuhan salam tumbuh di ketinggian 5 m hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Pohon salam ini juga dapat tumbuh di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 1.800 m. Biassanya bagian dari pohon salam yang sring dimanfaatkan adalah bagian daunnya.
Daun salam (Syzygium polyanthum Wight) atau nama lainnya Eugenia polyantha merupakan salah satu tumbuhan tropis dimana tumbuh mencapai tinggi 30 meter.
Daun tunggal berhadapan dengan bentuk daun jorong-lonjong berwarna hijau, sering digunakan sebagai rempah-rempah atau bahan tambahan masakan karena daun salam bisa menjadi pengharum dan penyedap alami pada masakan. Bunga kecil-kecil dengan banyak kuntum bunga, memiliki buah berwarna ungu kehitaman jika sudah matang.
Daun salam mempunyai rasa kelat, wangi, dan bersifat astringent. Bagian daun banyak digunakan untuk mengobati penyakit, selain itu bagian tanaman selain daun yang bisa digunakan yaitu akar, buah, dan kulit batang. Daun salam dapat mengobati penyakit seperti hipertensi, gout artritis, kolesterol dan diabetes melitus.
Menurut (Widyawati et al, 2015) Daun salam mempunyai nama latin Syzygium polyanthum Wight. atau S. polyanthum), yang sinonim seperti Eugenia balsamea Ridley, Eugenia nitida Duthie dan Eugenia polyantha Wight. Kemudian untuk nama lokal ubar serai, meselengan sebutan dari sumatra, samak, kelat samak, dan manting sebutan dari Jawa dan serah sebutan dari Malasyia. Â
Daun salam atau Syzygium polyanthum adalah salah satu spesies dari famili Myrtaceae biasanya tanaman ini digunakan sebagai bumbu masak terutama di daerah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia. Tanaman salam (Syzygium polyanthum Wight) mengandung beberapa senyawa diantaranya ialah minyak atsiri, flavonoid dan tanin. Anggota famili Myrtaceae memiliki sifat rasa kelat, baunya wangi dan astringen.
Menurut (Yuliati, 2012) Bagian tanaman salam yang paling banyak dimanfaatkan adalah pada bagian daunnya. Kandungan kimia dari tanaman salam secara keseluruhan minyak atsiri 0,05% terdiri atas eugenol, sitral, tanin, dan flavonoid.
Secara khusus kandungan kimia yang terdapat pada daun salam yaitu minyak atsiri 0,05% (sitral dan eugenol), flavonoid, dan tanin. Minyak atsiri yang terkandung dalam daun salam terdiri atas asam fenolat, fenol sederhana, sekuisterfenoid dan lakton. Pemanenan daun salam dilakukan dengan pemetikan daun yang sudah bewarna hijau tua, daun tersebut dipangkas secara acak pada ranting-rantingnya.
Baca juga:Â Pengaruh Rebusan Daun Salam dalam Menurukan Kadar Asam Urat pada Penderita Asam Urat (Gout Arthritis)
Daun salam (Eugenia polyantha) dikenal dengan tumbuhan yang kaya dengan khasiat dalam pengobatan.banyak penelitian mengenai manfaat yang terkandung dalam daun salam tersebut untuk membuktikan khasiatnya. Adapun manfaat dari daun salam diantaranya:
Pertama, Daun salam dapat digunakan dalam mengobati penyakit gout artritis. Gout adalah penyakit dimana kadar asam urat dalam darah meningkat. Asam urat berlebih dapat menyebabkan penumpukan kristal-kristal urat (MSU).
Prevalensi peningkatan asam urat di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, kejadian gout artritis sebesar 11,9%. Faktor penyebab terjadinya peningkatan asam urat yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung purin yang tinggi seperti: kacang tanah, bayam, buncis, daun singkong, daging dan kangkung.
Ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah, ini juga didukung oleh adanya senyawa flavonoid yang terkandung di dalamnya yang bersifat antiinflamasi. Kadar normal asam urat dalam darah untuk wanita yaitu 2,4-6 mg/dl sedangkan untuk pria 3,4-7 mg/dl.
Pengolahan daun salam dapat dilakukan dengan merebus sebanyak 5-7 lembar daun salam dengan air sebanyak 1000 cc kemudian masak hingga air menjadi 100cc lalu diberikan kepada responden 2 kali sehari selama 7 hari terbukti menurunkan kadar asam urat.
Kedua, khasiat daun salam untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal, di mana tekanan darah sistoliknya di atas 140 mmhg dan untuk tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg.
Faktor penyebab terjadinya hipertensi di antaranya mengkonsumsi garam secara berlebihan dan kurangnya olahraga. Pada daun salam, terkandung minyak atsiri (sitrat, euganol), tanin dan flavoida. Daun salam ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Pengolahan pada daun salam untuk pengobatan hipertensi dengan cara meminum air rebusan daun salam sebanyak 200 ml diminum pada pagi dan sore sebelum makan 2 kali sehari, hal terbukti dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Ketiga, menurunkan kadar kolsterol di dalam darah. Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi di mana terjadi peningkatan konsentrasi lemak atau lipid dalam darah yang melebihi nilai normal.
Pada penderita hiperkolesterolemia terjadi peningkatn kadar LDL, trigliserida dan kolesterol total. Kadar LDL normal kurang dari 100 mg/dl,kadar trigliserida normal kurang dari 150 mg/dl dan kadar kolesterol total normal kurang dari 200 mg/dl.
Kandungan pada daun salam yang dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu tanin dan flavonoid. Tanin berfungsi sebagai antioksidan, astringen, dan hipokolesterolemi. Tanin dapat bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat penyerapan lemak.
Terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Kemudian flavonoid juga dapat mencegah terjadinya pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
Pengolahan daun salam dapat dilakukan dengan cara merembus daun salam tersebut,ambil daun salam yang segar dan berkualitas, kemudian potong daun salam dan direbus dalam api kecil selama 10-15 menit lalu saring, tunggu hingga dingin dan air rebusan daun salam siap diminum.
Kesimpulan
Dari Artikel diatas dapat disimpulkan bahwa daun salam (Syzygium polyanthum Wight) ternyata mengandung senyawa flavonoid, tannin, minyak atsiri yang terkandung di dalamnya yang bersifat antiinflamasi yang sangat bermanfaat di mana dapat mengobati penyakit diantaranya menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar asam urat di dalam darah serta menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.
Penulis: Aulia Rahmah
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News