Sering Makan Fast Food? Awas Pemicu Obesitas loh

fast food obesitas

Pasti kalian tidak  asing kan dengan fast food. Makanan cepat saji banyak digemari oleh semua golongan mulai dari anak kecil sampai lanjut usia. Berbagai gerai fast food tumpah ruah di Indonesia seperti KFC, HokBen dan McDonald’s.

Salah satu karakteristik khas dari fast food ini sendiri ialah mereka disajikan dengan metode digoreng dan memiliki lemak jenuh serta kalori yang lumayan besar dalam tiap porsi yang disajikan sangat berhubungan dengan kejadian obesitas. Sebab konsumsi kalori yang lebih banyak dari pembakaran kalori tubuh bisa menimbulkan kenaikan berat badan.

Mengapa fast food berbahaya? Meski lezat dan disajikan sangat menarik, namun isi lemak pada fast food berpotensi menaikan lemak tubuh yang dapat membuat peningkatan berat tubuh yang berujung pada obesitas. Di samping itu, isi nutrisi yang rendah pada fast food dapat membuat kita merasa lebih cepat lapar. Komsumsi hidangan semacam ini dapat tingkatkan risiko terserang obesitas.

Bacaan Lainnya

Hingga sekarang obesitas menjadi permasalahan dunia yang belum bisa dipecahkan solusinya. Karena pravelansinya dari tahun ke tahun akan meningkat baik secara nasional ataupun internasional. World Health Organization (2017) juga menyampaikan bahwa “obeistas menyumbang sebesar 5% penyebab kematian secara global pada tahun 2015”. Seseorang bisa dikatakan obesitas apabila IMT nya ≥ 25.

Lalu bagaimana bisa fast food menjadi kegemaran semua orang? Gaya hidup di kota sangat pengaruhi kebiasaan makan, terutama pada remaja. Sebab banyak anak muda yang berpikiran kalau fast food lebih instan, harga terjangkau cepat serta gampang didapatkan.

Menurut riset Evan (2017) mengatakan bawha pemicu utama terbentuknya kegemukan pada anak muda ialah karena adanya ketidakseimbangan antara konsumsi energi dengan energi yang dikeluarkan. Perihal ini terjadi karena mengkonsumsi fast food yang banyak mempunyai kandungan lemak, kalori, serta karbohidrat. Ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan hingga mempercepat terjadinya obesitas.

Dengan adanya tulisan ini sehingga dapat membuka mata kita untuk lebih cermat dalam memilah makanan terutama kandungan gizi yang ditawarkan dari makanan itu sendiri mulai dari karbohidrat, protein lemak, serat dan lain-lainya. Selain itu untuk menghindari terjadinya obesitas  kuncinya adalah mengurangi asupan kalori dan meningkatkan aktivitas fisik.

Penulis: Diny Oktri Sani
Mahasiswa Jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.