Si Anak Broken Home dan Kecemburuannya pada Anak Luqman

perkembangan anak

Keluarga adalah rumah bagi setiap anak, maka siapa yang tidak ingin memiliki keluarga yang bahagia? Keluarga yang utuh? Keluarga yang selalu ada dalam setiap perjalanan hidup yang kita jalani?

Saya rasa setiap insan menginginkan hal itu, tidak terkecuali saya dan banyak anak tidak beruntung lainnya.

Saya tidak akan menghujat kalian yang memanggil kami dengan sebutan “anak broken home”, saya hanya ingin bercerita mengenai apa yang kami rasakan, seperti apa hidup yang kami jalani dan mungkin setelah itu bisakah kalian merubah cara pandang kalian akan kami yang terlahir dari keluarga broken home? Sudikah?

Bacaan Lainnya
DONASI

Seringkali Dipandang Sebelah Mata

Kebanyakan dari kalian ketika mendengar kata-kata broken home langsung mengaitkannya dengan anak yang suka pulang malam, suka mabuk-mabukan, ugal-ugalan, tidak beradab, tidak punya akhlaq, hobi mencari hiburan di luar atau dengan kata lain ‘nakal’.

Tidak semua dari kami begitu. Itu semua adalah pilihan hidup masing-masing, ada yang memilih melampiaskannya dengan perbuatan seperti itu tetapi tidak semuanya melakukan hal-hal tersebut. Lalu, akankah kalian membuatnya sebagai tolak ukur untuk memandang kami rendah?

Masih ada diantara kami yang melampiaskan kesedihannya dengan melakukan hal-hal positif, mengukir prestasi gemilang dan memiliki karir yang memuaskan. Lantas kenapa tidak memuji dan lebih senang mencela? Apa karena kami tidak punya orang tua seperti kalian? Kami sama seperti kalian! Kami adalah seorang anak yang dilahirkan dari rahim ibu dan memiliki ayah.

Sama seperti ketika pohon apel yang sedang berbuah lantas dari ke-sepuluh buah tersebut yang tiga busuk dan sisanya baik lalu kalian menyebutnya pohon apel yang mengahsilkan buah apel busuk? Tidak kan?

Andaikan Anda di Posisi Saya dan yang Lainnya, Sanggupkah Kalian?

Hancur sudah ketika perpisahan adalah solusi dan jalan terbaik yang tersedia untuk melanjutkan hidup kedepannya. Hancur sudah impian untuk memiliki keluarga yang utuh dan bahagia, ketika tiba saatnya untuk memilih akan tinggal bersama siapa.

Luka yang harus kami tanggung tidak hanya satu, kami harus menerima ketika pulang kondisi di rumah tak akan sama lagi. Tak ada lagi berbincang kala makan bersama, tak ada lagi canda tawa yang lepas seperti sebelumnya, dijauhi orang terdekat dan bahkan ditinggalkan oleh orang tercinta, belum lagi dipandang sebelah mata dan menjadi topik perbincangan para tetangga.

Tahukah kalian itu semua tidak mudah? Tapi ada yang bilang luka itulah yang membuat kami jadi dewasa. Tidak selamanya kami harus sedih, kami harus bangkit kembali menitih jalan setapak menuju kehidupan masa depan yang kami impikan.

Kadang kami rapuh dan kembali jatuh ketika mengingat bahwa keluarga kami tak sama lagi, keluarga kami tidak utuh seperti dulu. Kami tidak minta dikasihani, tidak juga mengemis harta, kami hanya ingin kalian mengerti dan memahami bahwa menjadi anak broken home bukanlah pilihan kami, ini adalah takdir dari Allah untuk kami. Kami sama seperti kalian. Kami kuat.

Kisah Luqman yang Menggetarkan Jiwa dalam Al-Qur’an

Siapa umat islam yang tidak tahu seorang pria bernama Luqman? Seorang pria yang diabadikan namanya dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surat ke 31, Surat Luqman. Pada ayat 12-19 Surat Luqman terdapat nasihat yang indah dan menyentuh hati dari seorang ayah bernama Luqman pada sosok anaknya yang seharusnya menjadi teladan bagi umat muslim.

Banyak ulama meriwayatkan tentang dirinya. Ada beberapa ulama yang menyebutkan bahwa Luqman adalah nabi (bukan rasul), tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Luqman adalah penggembala biasa yang oleh Allah dikaruniai akhlaq dan kebaikan hati sehingga namanya terpatri indah dalam Al-Qur’an.

Inilah beberapa nasehat luar biasa Luqman kepada Anaknya yang Allah rangkum dalam Surat Luqman ayat 12-19:

1. Jangan Mempersekutukan Allah (QS. Luqman: 13)

Disebutkan bahwa dalam ayat tersebut, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada Anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai, Anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) merupakan suatu kedzaliman yang besar.”.

2. Berbuatlah Baik Pada Orangtua (QS. Luqman: 14)

Disebutkan dalam ayat tersebut, “Dan Kami perintahkan kepada umat manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepadaKu lah kembalimu.”.

3. Allah Maha Melihat (QS. Luqman: 16)

Dalam ayat tersebut dijelaskan, “(Luqman berkata): Wahai Anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”.

4. Dirikan Shalat dan Menyeru Pada Kebaikan (QS. Luqman: 17)

Dalam ayat tersebut dijelaskan, “Hai Anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”.

5. Janganlah Sombong (QS. Luqman: 19)

Dalam ayat tersebut dijelaskan, “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkan lah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”.

Itulah kisah tentang Luqman dan anaknya yang terangkum indah dalam Al-Qur’an. Di mana dalam Surat tersebut juga terdapat 5 nasehat besar yang harus diteladani oleh semua anak manusia, tentunya umat Islam. Karena nasehat-nasehat tersebut bukan sembarangan namun langsung diriwayatkan oleh Allah SWT lewat kalamNya, Al-Qur’an. 

Kalau boleh jujur saya cemburu sekali dengan anak Luqman dan bagaimana cara Luqman mendidik dan mencintainya anaknya. Bagaimana bahagianya keluarga Luqman walaupun hidup sederhana tetapi memiliki keluarga yang utuh dan saling mengasihi. Bagaimana tawadhu’nya anak Luqman pada orang tuanya, Bagaimana cinta Allah pada keluarga Luqman sampai diceritakan kisahnya dalam satu surat khusus.

Saya ingin memiliki keluarga seperti itu, utuh dan saling mencintai bahkan dicintai oleh Allah tetapi siapa saya dibanding keluarga Luqman?

Tulisan ini tertulis bukan mengharap balasan apalagi cacian hanya berharap diterima kembali oleh kalian, dan dunia.

Penulis:
Karimah
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya
Aktif di PMII Rayon FEBI Komisariat UIN Sunan Ampel Cabang Surabaya

Baca juga:
Perubahan Sikap Anak Broken Home Terutama Pada Anak Usia SD/MI
Kesulitan Belajar pada Siswa Broken Home
Pengaruh Broken Home Terhadap Perkembangan Anak

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI