Solusi Cerdas untuk Meningkatkan Produktivitas Siswa dengan Pemanfaatan Cahaya Matahari dan Penghawaan!

MAN Kota Cimahi.
Survei dan wawancara pada kelas di MAN Kota Cimahi. Sumber: Penulis, 2022.

Pemanasan Global

Sekelompok mahasiswa program studi arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia melakukan program pengabdian masyarakat yang berkolaborasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk membantu menemukan solusi kenyamanan ruang akibat pemanasan global.  

Pemanasan global yang kian meningkat berpengaruh pada perubahan lingkungan. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2014, iklim di bumi telah mengalami perubahan dan menyebabkan peningkatan suhu sebanyak 0,8ºC selama periode 1880-2012. Sektor bangunan gedung menyumbang kontribusi 40% terhadap konsumsi energi di dunia.

Dampak negatif dari adanya pemanasan global yang nyata dirasakan adalah panas berlebih. Pada kenyataannya kenyamanan termal yang dirasakan dapat mempengaruhi produktivitas termasuk produktivitas belajar siswa. MAN Kota Cimahi menjadi salah satu fasilitas pendidikan yang menghadapi permasalahan tersebut.

Bacaan Lainnya
DONASI

Perlu adanya upaya nyata untuk mengatasi hal tersebut. Mahasiswa UPI mencoba membantu mencari penyebab dan solusi dari hal tersebut dengan melaksanakan program MBKM Mitigasi Pemanasan Global: Aksi Kolaboratif pada perubahan iklim.

Murid Merasa Kepanasan Saat Belajar di Kelas

Murid MAN Kota Cimahi mengeluhkan permasalahan saat belajar akibat kelas yang terlalu panas dan pengap.

“Iya, Kak. Kami di sini merasa kepanasan jadi kadang tidak fokus belajar. Kipas angin juga tidak cukup membantu,” ungkap salah satu murid. 

Beberapa ruangan di MAN Kota Cimahi memang memiliki dimensi jendela yang cukup besar, sehingga ruangan terpapar sinar matahari terlalu banyak. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu ruang dan ketidaknyamanan akibat kepanasan. Standar lux menurut SNI untuk ruang kelas adalah 250-300 lux.

Pelaksanaan Program dan Solusi Desain

Mulanya, sekelompok mahasiswa arsitektur UPI memulai penelitian dengan melakukan kunjungan dan analisis pada bangunan MAN Kota Cimahi. Mahasiswa tersebut juga mewawancarai siswa-siswi dengan menanyakan perspektif murid tentang kenyamanan termal ruang belajar dan bagaimana pengaruhnya terhadap produktivitas ketika melakukan pembelajaran.

“Kami melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan yang ada, kami juga mewawancarai beberapa siswa-siswi di sana, pihak sekolah menyambut kami dengan baik,” jelas Tazkia, pada hari Jumat (16/09/2022).

“Pihak sekolah sangat kooperatif, siswa-siswinya ramah-ramah,” lanjut Alam.

Survei dan wawancara pada kelas di MAN Kota Cimahi. Sumber: Penulis, 2022.

Hasil survei yang dilakukan mayoritas ruang kelas belum mendapatkan cahaya alami yang cukup baik. Setelah dilakukannya penelitian, solusi yang diberikan adalah modifikasi bentuk dan bahan dari jendela. Setelah dilakukan modifikasi, hasil simulasi menunjukan kualitas pencahayaan alami pada ruang kelas membaik.

Hasil Simulasi Ruang Kelas dengan Sefaira sebelum Solusi Desain. Sumber: Penulis, 2022.

“Kita melakukan simulasi ulang dengan model dari modifikasi yang kita buat. Hasilnya ternyata kualitas ruangnya membaik,” tutur Halima.

Penulis:
1. Hilmy Allamsyah
2. Luthfiyati Halimatussya’diyah
3. Salsabella Tazkia
Mahasiswa Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI