Sosialisasi “Pentingnya Terhindar dari Perilaku Fomo di Media Sosial” Sukses Digelar di SMAN 40 Jakarta

Jakarta, 27 Mei 2025 — Kelompok 9 dari mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta berhasil melaksanakan kegiatan sosialisasi bertajuk “Pentingnya Terhindar dari Perilaku FOMO (Fear of Missing Out) di Media Sosial pada Pelajar” yang diselenggarakan pada hari Selasa, 27 Mei 2025.

Kegiatan edukatif ini bertempat di SMAN 40 Jakarta, yang berlokasi di Jl. Budi Mulia No.8A, RT.8/RW.11, Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Kegiatan ini diikuti oleh 36 peserta yang berasal dari kelas X-6 SMAN 40 Jakarta dan turut didampingi oleh guru pendamping, Ibu Richclever Putri Anggun, M.Pd.

Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan terlihat sejak awal sesi pembukaan hingga akhir.

Bacaan Lainnya

Mereka tampak aktif berdiskusi dan merespons berbagai pemaparan mengenai fenomena FOMO yang tengah marak terjadi di kalangan remaja, khususnya pengguna aktif media sosial.

 

Baca juga: Mudahnya Belanja dengan Paylater: FOMO sebagai Pemicu Pemborosan

Sosialisasi ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Kuliah Peduli Negeri (KPN), yang mendorong mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan kontribusi nyata melalui kegiatan sosialisasi.

Kelompok 9 terdiri dari tiga anggota, yakni Muhammad Novri Yudha, Yusuf Nur Hakim dan Felicya.

Ketiganya bekerja sama untuk menyusun konsep acara, materi edukatif, serta koordinasi dengan pihak sekolah.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada penyampaian teori mengenai FOMO, tetapi juga menghadirkan pendekatan partisipatif seperti tanya jawab, studi kasus, dan kuis interaktif yang menggambarkan kondisi remaja yang mengalami tekanan akibat media sosial.

 

Baca juga: Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) di Sekolah dan Pentingnya Membangun Ketahanan Mental Siswa dengan Nilai-Nilai Pancasila

Tujuannya adalah agar peserta lebih mudah memahami dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari mereka.

FOMO atau Fear of Missing Out merupakan perasaan cemas yang muncul ketika seseorang merasa tertinggal dari tren atau aktivitas sosial yang dilakukan orang lain, khususnya di media sosial.

Remaja usia SMA termasuk dalam kelompok yang paling rentan mengalami FOMO karena mereka berada pada fase pencarian jati diri, membangun relasi sosial, dan sangat aktif di dunia digital.

Melalui materi yang disampaikan, siswa diajak untuk mengenali gejala – gejala FOMO, memahami dampaknya terhadap kesehatan mental dan perilaku, serta dibekali strategi praktis untuk menghadapinya.

Di antaranya adalah membatasi waktu penggunaan media sosial, menyaring konten yang dikonsumsi, dan meningkatkan kesadaran akan nilai – nilai diri di luar pengaruh media digital.

 

Respon yang diberikan oleh peserta sangat positif. Banyak dari mereka menyatakan bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka dan membantu memahami bahwa tekanan sosial dari media digital bukanlah hal yang seharusnya mengontrol hidup mereka.

Beberapa siswa juga mengungkapkan pengalaman pribadi tentang kecemasan yang mereka rasakan ketika tidak mengikuti tren atau tidak mendapat respons di media sosial.

Pihak sekolah, yang diwakili oleh Ibu Richclever Putri Anggun, M.Pd selaku guru pendamping, menyampaikan apresiasinya kepada tim mahasiswa dari Universitas Mercu Buana.

Baca juga: Sosialisasi & Dampak Negatif Media Sosial bagi Mental Health Remaja & di SMPN 94 Jakarta

Ia menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa saat ini, terutama di tengah maraknya penggunaan media sosial oleh generasi muda.

Ia juga berharap agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan secara berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak kelas atau bahkan sekolah lainnya.

 

Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan plakat, sesi foto bersama, pembagian modul edukasi tentang FOMO, serta penyebaran kuesioner evaluasi untuk mengukur pemahaman peserta sesudah kegiatan.

Dengan berakhirnya sosialisasi ini, Kelompok 9 berharap pesan – pesan yang telah disampaikan mampu membentuk kesadaran digital yang lebih sehat dan bijak di kalangan pelajar SMA, serta menjadi langkah awal pencegahan gangguan mental yang disebabkan oleh tekanan sosial media.

 

Penulis:

1. Felicya
2. ⁠Muhammad Novri Yudha
3. ⁠Yusuf Nur Hakim

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta

Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses