Syeich Abdurrauf bin Alfansuri atau yang akrab disapa Syiah Kuala lahir pada tahun 1001 H (1591-M). Semasa hidupnya beliau adalah ulama besar Aceh dan juga banyak mendirikan dayah-dayah sehingga beliau juga disebut sebagai pelopor pendidikan di Aceh. Syeich Abdurrauf bin Alfansuri atau Syiah Kuala wafat pada senin,23 syawal 1106 H (1696-M) dalam usia 105 tahun, dan beliau dimakamkan di tempat yang diamanahkannya yaitu di Gampong Menasah Dayah Kuala Aceh. Sekarang disebut Desa Dayah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Makam Syiah Kuala banyak diziarahi oleh masyarakat sekitar dan juga masyarakat dari luar daerah bahkan dari luar negeri. Makam tersebut diurus oleh beberapa pengurus, salah satunya ibu Rosmiana bin Muhammad Amin, beliau memang penduduk asli Desa Dayah Raya. Ibu Rosmiana menggantikan ibunya untuk mengurus makam Syiah Kuala, beliau sudah mengurus makam tersebut selama 14 tahun. Dimakam Syiah Kuala terdapat sumur yang sudah berumur ratusan tahun, sumur itu sudah ada sejak Syiah Kuala masih hidup. Namun airnya masih dapat dipakai dan di manfaatkan sampai sekarang. Air sumur tersebut dipercaya memiliki banyak khasiat, salah satunya dapat meyembuhkan penyakit.
Pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi Tsunami yang sangat dahsyat dan memporak-porandakan kota Banda Aceh dan lokasi makam berada di bibir pantai. Namun dengan izin Allah makam Syiah Kuala tidak terbawa Tsunami walaupun bangunan disekitarnya rata dengan tanah.
Seakarang bangunan yang ada di kompleks makam Syiah Kuala sudah di bngun kembali dn sudh bnyak pondok-pondok untuk beristirahat para peziarah.
Zaitun Aulia
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Baca juga:
Perlukah Marah dalam Islam?
Kiat Sukses Dunia dan Akhirat Ala Sahabat Bertangan Mas
Bagaimana Dampak Pencemaran Tanah bagi Kesehatan, Ekonomi, Ekosistem di Lingkungan
