Swamedikasi dan Peran Penting Apoteker dalam Pelaksanaannya

Apoteker
Dokumen Pribadi.

Kita pasti pernah sakit ringan dan pergi ke apotek untuk membeli obat tanpa pergi ke dokter terlebih dahulu. Kegiatan tersebut adalah swamedikasi.

Dikutip dari situs pafikablamongan.org, Swamedikasi adalah tindakan individu untuk mengatasi penyakit atau gejala secara mandiri dengan memilih dan menggunakan obat-obatan yang telah disetujui, tersedia tanpa memerlukan resep dokter, serta aman jika digunakan sesuai aturan.

Banyak masyarakat memilih melakukan swamedikasi seperti yang tercantum dalam data Badan Pusat Statistik (2024), pada tahun 2023, penduduk Indonesia yang mengobati diri sendiri sebesar 79,74% dari seluruh penduduk Indonesia. Hal itu bisa terjadi karena swamedikasi memiliki banyak keuntungan.

Swamedikasi menawarkan cara yang hemat biaya, praktis, dan nyaman untuk menangani penyakit ringan, asalkan dilakukan dengan penggunaan obat yang rasional.

Bacaan Lainnya

Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan mencari layanan kesehatan. Namun, jika dilakukan secara tidak tepat, swamedikasi dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Pastinya dalam melakukan swamedikasi perlu memperhatikan beberapa hal, seperti jenis obat dan aturan pakainya. Jenis obat yang bisa dibeli secara bebas yang bisa digunakan untuk swamedikasi, seperti:

Baca Juga: Bukan Sekadar Penjaga Apotek, Inilah Peran Penting Apoteker serta Tantangan yang dihadapinya dalam Dinamika Tren Global

1. Obat Bebas

Obat bebas dapat dibeli tanpa resep dokter dan banyak tersedia di pasaran. Kemasannya ada tanda lingkaran hijau dengan garis tepi warna hitam, contohnya Paracetamol.

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas dijual tanpa resep dokter namun harus memperhatikan peringatan yang ada di kemasannya. Pada kemasan ada logo tanda lingkaran biru dengan garis tepi warna hitam dan juga ada kotak hitam berisi peringatan yang biasanya berwarna putih. 

3. Obat Wajib Apotek

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diberikan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep dokter. Terdapat dalam daftar obat wajib apotek, diberikan sesuai indikasi, dan diberikan sesuai jumlah yang dibatasi oleh peraturan.

4. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang terbuat dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut, bahan yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan.

Meskipun swamedikasi dilakukan tanpa resep dokter, berkonsultasi dengan apoteker dapat membantu memastikan penggunaan obat yang aman dan sesuai. Tanpa bimbingan tenaga medis, terdapat risiko salah diagnosis yang dapat menyebabkan pemilihan obat yang kurang tepat.

Penggunaan obat yang tidak tepat ini berpotensi menimbulkan efek samping atau interaksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi. Contohnya, penggunaan antibiotik tanpa resep dapat berkontribusi pada resistensi antibiotik.

Selain itu, pengobatan mandiri tanpa konsultasi medis dapat menunda diagnosis dan penanganan yang tepat untuk kondisi kesehatan yang lebih serius. 

Baca Juga: Peran Apoteker dalam Edukasi Terapi Obat pada Pasien Diabetes

Swamedikasi pastinya tidak lepas dari peran apoteker. Apoteker menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan swamedikasi yang aman. Beberapa peran apoteker saat swamedikasi seperti berikut.

1. Memberikan Edukasi

Apoteker bertugas memberikan informasi yang akurat tentang obat-obatan, termasuk cara penggunaan, dosis yang tepat, indikasi, kontraindikasi, serta potensi efek samping.

2. Membantu Pemilihan Obat

Apoteker membantu pasien memilih obat yang sesuai untuk mengatasi gejala ringan atau penyakit tertentu berdasarkan kondisi pasien.

3. Mencegah Risiko Penggunaan Obat yang Tidak Tepat

Dengan memberikan panduan, apoteker dapat mencegah salah diagnosis, efek samping, atau interaksi obat yang berbahaya.

4. Meningkatkan Kesadaran tentang Penggunaan Obat Rasional

Apoteker berperan dalam mendorong perilaku swamedikasi yang rasional, seperti melarang penggunaan antibiotik tanpa resep untuk mencegah resistensi antibiotik.

5. Mengarahkan ke Tenaga Medis

Jika ditemukan gejala atau kondisi yang lebih serius, apoteker dapat menyarankan pasien untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya.

6. Memantau Efektivitas Pengobatan

Apoteker juga dapat membantu memantau efektivitas obat yang digunakan pasien dan memberikan saran jika perlu dilakukan perubahan atau tindakan lanjutan.

Jangan sampai salah langkah dalam melakukan swamedikasi dan patuhi aturan dalam mengkonsumsi obat. Konsultasi dengan apoteker adalah hal yang penting untuk mengurangi risiko kesalahan dalam mengkonsumsi obat. Kita perlu bijak dalam melakukan swamedikasi. 

Penulis: Nabila Putri Purwanto
Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Referensi

Badan Pusat Statistik .(2024). https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTk3NCMy/persentase-penduduk-yang-mengobati-sendiri-selama-sebulan-terakhir–persen-.html

Maulina, E.V., Ratnasari, D., & Yunitasari, N. (2023). Swamedikasi Di Apotek Mk: Studi Kepuasan Konsumen. Jurnal Pharmascience, 10 (2).

Sitindaon, L. A. (2020). Perilaku Swamedikasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2). https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.405

Warsidah. (2024). Edukasi Swamedikasi yang Rasional pada Masyarakat Wilayah Pesisir Kakap Kalimantan Barat. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 6(2), 344–354. https://doi.org/10.36312/sasambo.v6i2.1947

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses