Malang, Jawa Timur – Tari Jaripah mengguncang dalam Lomba Kreasi Budaya Bimantara Indonesia dengan tema “Gali Lestari : Kakembangan Panji Aji Rogo” pada Minggu, 17 November 2024. (19/11/2024)
Kegiatan yang bertempat di Pendopo Agung Kabupaten Malang, merupakan salah satu saksi dari dilaksanakannya perlombaan “Gali Lestari : Kakembangan Panji Aji Rogo”. Menghadirkan banyak sekali tokoh-tokoh seniman dan para pakar seni seperti Bapak Handoyo dan Winda Istiandini, S.pd, M,pd, serta di hadiri oleh 2 orang perwakilan putra putri tari Jawa timur.
Acara berlangsung sangat meriah, menarik banyak sekali pengunjung, baik dari kalangan masyarakat sekitar, mahasiswa dan para siswa dari berbagai sekolah.
Gali Lestari 2024 menjadi ajang yang sangat istimewa karena melibatkan partisipasi Masyarakat (pelajar) dari berbagai latar belakang budaya. Salah satu perserta nomor urut ke-8 dibawakan oleh anak anak SMPN 16 malang menampilkan tarian yang berasal dari Banyuwangi. Tarian ini menceritakan seorang laki-laki dengan paras cantik, lembut, Sekaligus gagah yang berkelana di wilayah masyarakat Osing.
Tari Jaripah merupakan suatu tarian yang mengangkat sejarah dari barong Desa kemiren, Kabupaten Banyuwangi. Gerakan tarian cenderung lincah,lembut dan luwes, menggambarkan keindahan dan kelenturan tubuh penari. Gerakan ini menjadi suatu ciri khas tarian yang ada didaerah Banyuwangi, dalam acara ini meskipun perserta dari nomor urut ke-8 menunjukkan pemahaman yang baik akan teknik dasar, namun penampilan mereka terkadang tampak kurang kompak.
Beberapa penari terlihat tidak serentak dalam melakukan gerakan tertentu, yang sedikit mengganggu harmonisasi visual. Kekompakan ini penting karena dalam kelompok tarian, keseragaman gerakan membantu memperkuat pesan dan keindahan tarian.
Pada penampilan di Gali Lestari 2024, peserta Tari Jaripah menggunakan kostum khas Banyuwangi yang indentik warna merah,hijau dan kuning keemasan. Dengan aksesoris dan rias wajah yang memperkuat karakter dari tarian yang dibawakan, tak lupa adanya topeng barong menjadi daya tarik tersendiri, menambah nilai estetika penampilan dan membawa suasana budaya yang kental.
Baca Juga: Melukiskan Ekspresi Tari dalam Urban Dance Camp di Kampung Warna-Warni Jodipan
Dari segi interpretasi, peserta berhasil menyampaikan inti tarian Jipah dengan baik, menggambarkan kelembutan, kegagahan dan pesona khas Banyuwangi. Namun, kekompakan yang kurang pada beberapa bagian membuat gerakan yang seharusnya serasi menjadi sedikit terpecah.
Tarian Jaripah ini membawa kesan positif terutama karena penggunaan kostum dan make-up yang apik. Penampilan kostum yang indah dan rias wajah yang sesuai karakter menunjukkan perhatian terhadap detail visual yang sangat mendukung penampilannya.
Namun, untuk mencapai kesempurnaan dalam membawakan kelompok tari, diperlukan peningkatan pada kekompakan gerakan dan latihan rutin agar setiap penari bisa bergerak serentak. Hal ini akan meningkatkan kualitas estetika tarian dan menyampaikan keindahan budaya Banyuwangi secara lebih utuh.
Secara keseluruhan kegiatan ini terdapat beberapa kekurangan, namun dengan dukungan dan antusiasme dari semua pihak yang terlibat, saya yakin setiap penampilan telah memberikan kesan dan pesan yang mendalam bagi seluruh penonton.
Semoga Lomba Kreasi Budaya Bimantara Indonesia ini menjadi langkah awal yang baik untuk mengembangkan seni tari di Indonesia, serta menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terus melestarikan budaya bangsa.
Penulis: Nyoman Teguh Suryawan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik, Universitas Negeri Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News